Inspire | Love & Relationship

Kembali ke Mantan Teman, Harus Mulai dari Mana?

Selasa, 18 Oct 2022 12:00 WIB
Kembali ke Mantan Teman, Harus Mulai dari Mana?
Foto: Pexels
Jakarta -

Layaknya percintaan yang kandas, soal pertemanan pun juga bisa kandas di tengah jalan karena hal-hal yang tak sejalan. Pada akhirnya, 'putus' adalah keputusan terbaik daripada harus terus-menerus sakit hati karena pertengkaran. Namun memiliki teman atau sahabat yang telah bersama bertahun-tahun lamanya, kemudian putus hubungan, bukan sesuatu yang mudah dilalui. Pasti akan ada rasa rindu tentang kebersamaan ketika masih akrab dulu.

Ketika rasa rindu itu datang, tentu akan ada perasaan ingin kembali seperti dulu kala sebelum permasalahan atau perbedaan pendapat tersebut terjadi. Tapi ego yang tinggi kerap kali membuat kesempatan untuk kembali bersama, terus saja pupus. Ditambah ada orang ketiga yang mungkin mengompori agar tidak kembali pada persahabatan yang telah terjalin.

Seperti halnya Selena Gomez dan Hailey Bieber, hanya karena cinta, hubungan pertemanan mereka pun kandas dan beberapa tahun belakangan, mereka memilih untuk melakukan silent treatment atau sekadar sindir-menyindir, sehingga kesalahpahaman sepertinya semakin melebar. Namun apapun alasannya, kita telah melihat Hailey dan Selena kini sudah kembali berbicara dan sekadar berfoto bersama untuk merayakan kembalinya mereka.

Apakah kamu iri dengan perdamaian mereka dan berpikir untuk kembali kepada mantan teman atau sahabatmu? Coba lakukan ini untuk mengobarkan api persahabatan itu!

Rekonsiliasi yang Efektif

Nima Patel, seorang ahli mindfulness dan pendiri Mindful Champs, dikutip Stylist, layaknya seperti pasangan romantis, kamu harus menerima bahwa orang juga bisa membuat kesalahan dan tidak sempurna dalam beberapa hal. Pertengkaran dalam sebuah hubungan apapun adalah bagian yang alami dari perjalan manusia. Tapi pentingnya refleksi sebelum mengizinkan seseorang kembali dalam hidup kamu dan menjalin hubungan dengannya.

"Pertama, pikirkan mengapa perilaku mereka memicu kamu (untuk kembali). Apakah dengan kamu kembali pada hubungan itu, kamu bisa menerima perilakunya yang negatif, atau karena kamu merasa tidak aman ketika sendiri. Jangan terburu-buru dan gunakan waktu ini sebagai kesempatan untuk menyembuhkan luka sebelum menerima mereka kembali ke dalam hidupmu," ujar Patel.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan motivasi kamu untuk menghidupkan kembali hubungan. Apakah kamu ingin merasakan kembali memori nostalgia dan persahabatan yang dulu pernah terjalin karena mengasihani diri atau mantan temanmu berusaha berdamai dengan dirimu.

"Buat perbedaan. Jika seseorang mencoba mengubah narasi sehubungan dengan apa yang terjadi sebelumnya, mereka belum menerima tanggung jawab dan belum berkembang. Bila mereka mengenali perilaku toksik mereka sebelumnya, dan tampak lebih objektif dan pengertian, mungkin ini awal yang positif," kata Patel.

Senada dengan Patel, penasihat hubungan, Lauren Cook-McKay mengatakan penting untuk mempertimbangkan seberapa toksiknya persahabatan itu dan seberapa besar kamu merindukan temanmu sebelum memutuskan untuk balikan.

"Apakah kamu kembali karena merindukan persahabatan dengan orang itu, atau karena kamu merasa 'harus' sebab dia adalah temanmu sejak sekolah, misalnya. Ini semua adalah pertanyaan yang harus kamu tanyakan pada diri sendiri sebelum menghidupkan kembali persahabatanmu," kata Cook-McKay.

Ia pun menyarankan bila ingin kembali kepada mantan sahabat, coba refleksikan kembali apakah hubungan masa lalu itu bersifat romantis atau platonis. Tapi ia menyarankan agar tetap bersabar. Ingatlah bahwa persahabatan tidak akan segera kembali seperti semula, jadi pelan-pelan dan jangan memaksakan apapun.

"Tahap tersulit adalah belajar membangun kembali kepercayaan satu sama lain dan memastikan persahabatan itu mempunyai fondasi yang kuat. Dalam banyak hal, jika pada akhirnya persahabatan lama tidak hidup lagi, sebaiknya bangun yang benar-benar baru," tutupnya.

Terlepas dari seperti apa persahabatan itu, yang paling penting adalah dirimu sendiri. Meski dia adalah orang yang paling mengerti kamu tapi pembawaan yang dia lakukan selama ini membuatmu terjebak pada toxic relationship, sebaiknya cari orang yang mampu menerimamu apa adanya. Jika dia dan kamu benar-benar menunjukkan ketulusan untuk kembali bersama setelah patah hati, tidak masalah asal kalian mendapatkan kebahagiaan dalam persahabatan itu sendiri.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS