Di tengah riuhnya pemberitaan tentang demo kepada pemerintah, tuntutan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hingga aksi tuntutan keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis Brimob pada Kamis (28/8) lalu, sebuah 'oasis' kecil menyegarkan tercipta lewat media sosial beberapa hari ini.
Berawal dari sekelompok kecil individu di media sosial yang berempati terhadap kondisi Indonesia saat ini, kemudian menyebar seperti api kebaikan yang menyala media sosial. Donatur atau masyarakat dari negara tetangga Filipina, Singapura, Thailand, dan Malaysia berbondong-bondong mengunggah bukti pemesanan makanan lewat aplikasi pesan antar ojol.
Bukan untuk kerabat atau kawan mereka yang ada di Indonesia, melainkan rela menyisihkan uang mereka untuk memesan makanan kepada pengemudi ojol di Indonesia atau meminta pengemudi membagikannya pada orang yang membutuhkan. Adalah SEAblings, sebuah gerakan solidaritas yang tanpa sengaja terbentuk sebagai jembatan solidaritas antar negara Asia Tenggara.
Ketika Makanan dari Ojol Berubah Jadi 'Diplomat' Dadakan
Gerakan ini bersifat organik dan sukarela, muncul dan meluas dengan cepat. Salah satu pelopor yang bisa dikenali berasal dari akun X @sighyam dari Thailand yang mengajak warganet lainnya untuk mendukung para pengemudi ojol pada 30 Agustus 2025.
Netizen dari negara-negara Asia Tenggara pun menyambut baik dan mulai tergerak untuk mengikuti jejaknya. Mereka pun beramai-ramai mengunggah bukti pemesanan lewat berbagai platform media sosial, mulai dari X, Threads, dan Instagram. Tak lama kemudian, tagar #SEAblings pun ramai digunakan sebagai bukti bagaimana makanan dari ojol bisa menjadi 'diplomat' dadakan dan jembatan solidaritas yang kuat tanpa 'bumbu' politik.
Dikutip The Conversation, kemunculan SEAblings ini pun tidak serta-merta terjadi tiba-tiba. Fenomena ini kemungkinan muncul karena tiga hal yakni fitur aplikasi dari pesan-antar yang mencakup Asia Tenggara, perasaan 'senasib' dan karakter sosio-kultural Asia Tenggara yang suka bergotong royong.
1. Kekuatan Baru
Aplikasi Grab menjadi sarana aksi ini sebab mempunyai jangkauan luas di Asia Tenggara. Menariknya aplikasi ini pun dilengkapi dengan kemampuan mengubah lokasi pemesanan sesuai negara yang memiliki jaringan Grab. Inilah yang memungkinkan masyarakat Bangkok, Thailand, Kuala Lumpur, Malaysia, untuk memesan makanan bagi mitra Grab di Jakarta atau Denpasar.
Gerakan ini pun turut membantu sektor ekonomi kecil dan menengah yang kini tengah terdampak dari demo yang berlangsung selama hampir seminggu lamanya. Tak heran, jika aplikasi ini bisa disebut sebagai kekuatan baru untuk gerakan akar rumput.
2. Senasib
Seperti yang kita tahu, kondisi politik negara-negara lainnya di Asia Tenggara tidak jauh berbeda dari negara kita. Misalnya pemerintah yang korup, ketidakadilan pada masyarakat akar rumput, hingga kalangan elitis yang tak berempati. Tak mengherankan, ketika negara ini dilanda masalah yang serupa hingga membuat masyarakat Indonesia turun ke jalan, mereka pun merasa 'senasib'.
Masyarakat Asia Tenggara pun menyadari bahwa mereka tidak bisa mengintervensi politik negara lain, namun dengan sedikit bantuan yang dijembatani aplikasi teknologi semacam Grab atau Gojek membuat mereka dengan mudah mengirim bantuan tanpa harus terlibat secara langsung.
3. Makanan adalah Budaya
Gerakan SEAblings sendiri sebenarnya sedikit mirip dengan pola gerakan aktivisme digital lintas negara Asia sebelumnya yakni Milk Tea Alliance pada 2020 lalu, yakni peduli lewat makanan. Ditambah masyarakat Asia Tenggara terkenal murah hati, sehingga tidak mengherankan ketika harus membantu, mereka pun bersemangat dengan tujuan yang sama.
Selain itu, bagi masyarakat Asia terutama, makanan adalah salah satu bahasa cinta yang universal. Berbagi makanan kepada orang lain, bukan hanya pengisi perut, tetapi juga mengartikan banyak bentuk cinta kasih tak terbatas. Inilah yang membuat gerakan SEAblings lebih banyak didominasi pengiriman makanan melalui pesan-antar.
Love-Hate Relationship yang Jadi Dasar
Ketika budaya Indonesia kerap dicatut negara tetangga, Malaysia, media sosial ramai dengan perkelahian yang tak berujung. Meskipun sering dipandang saling benci, namun tak bisa dimungkiri Indonesia dan Malaysia adalah saudara serumpun yang memiliki cinta kasih yang serupa.
Wajar jika Love-Hate Relationship ini terus terjaga bahkan ketika Indonesia tengah dilanda kondisi politik seperti sekarang ini. SEAblings pun menjadi bukti betapa rasa kepedulian Malaysia dan Indonesia terjalin dengan baik. Hal ini dibuktikan lewat unggahan netizen Malaysia dan Indonesia di media sosial X, di mana netizen kedua negara ini sepakat 'genjatan senjata' sejenak demi suasana hati masyarakat Indonesia lebih baik.
SEAblings mungkin sebuah gerakan tercipta secara tidak sengaja karena isu politik di Indonesia. Meskipun mungkin akan meredup seiring semakin membaiknya kondisi saat ini, tapi gerakan ini membuktikan bahwa solidaritas tidak harus datang, tidak harus hadir secara fisik, namun teknologi mampu menembus itu lewat kebaikan makanan untuk semua orang yang membutuhkannya.
Sederhana, dekat, dan membuat haru.
(DIR/DIR)