Inspire | Human Stories

Perkenalan dengan: Indonesia Book Party

Selasa, 05 Mar 2024 10:00 WIB
Perkenalan dengan: Indonesia Book Party
Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Bagi saya yang lahir di tahun 90an awal dan menjalani masa muda di awal tahun 2000an, membaca buku adalah bagian dari keseharian saya yang menyenangkan. Buku-buku novel remaja dan komik-komik Jepang menjadi bacaan favorit saya untuk mengisi waktu luang. Bahkan dulu saya berlomba-lomba bersama teman-teman untuk membaca buku paling banyak.

Ya, itulah yang saya rindukan. Di mana anak-anak muda lebih menyukai buku ketimbang bermain. Berbeda dengan anak muda masa kini, yang justru lebih senang menghabiskan waktu senggangnya untuk bermain game online atau berselancar di media sosial. Sangat jarang yang memasukkan kegiatan membaca buku sebagai hobi. Ironis. Tapi itu faktanya.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, tidak banyak anak muda yang membaca buku fisik maupun digital sekarang. Tapi bukan berarti tidak ada kan? Di tengah hingar-bingar anak muda lebih memilih media sosial dan lainnya, ada sekelompok anak muda yang berinisiatif membuat sebuah gerakan dan menjadi komunitas yang bernama Indonesia Book Party.

Mengenal Indonesia Book Party

Kepada CXO Media, Founder Indonesia Book Party dan Jakarta Book Party, Samuel Pandiangan berkisah ia dan empat teman-teman lainnya berinisiatif membentuk kelompok yang sama-sama suka membaca pada 22 Oktober 2023 lalu. Berangkat dari keresahan dan pengalaman buruk ketika membaca buku sejak kecil, mereka pun ingin mengubah kegiatan yang berhubungan dengan buku kembali menjadi sesuatu yang menyenangkan.

"Dulu kami sering diejek orang kalau membaca buku. Contohnya aku, dulu waktu sekolah aku suka sekali ke perpus untuk baca buku, tapi justru yang aku terima malah ejekan karena dikira ingin sok keren aja sama teman-teman gitu. Sempat down, tapi semakin dewasa, aku sadar itu bukan sesuatu yang aneh kok," kata Samuel kepada CXO Media saat ditemui dalam acara Indonesia Book Party di Kebun Raya Bogor, beberapa waktu lalu.

Ia bersama teman-teman lainnya akhirnya mencoba inisiatif baru dengan kegiatan yang bernama FOMO-kan Baca Buku. Langkah ini dimulai dengan maksud agar anak-anak muda menjadi Fear of Missing Out (FOMO) dengan buku lagi. Kegiatan tersebut dimulai dari kawasan Dukuh Atas dan merambah ke tempat-tempat lainnya.

Namun Samuel dan teman-temannya akhirnya mencoba hal baru lainnya, seperti membaca buku sambil piknik. Berniat awal hanya iseng-iseng diunggah di media sosial, ternyata kegiatan tersebut mendapat sambutan antusias dari anak-anak muda. Ia menyadari bahwa anak-anak muda seperti mereka masih ada, hanya saja safe place untuk mereka yang kurang diakomodasi.

"Sebelum berubah menjadi Indonesia Book Party, Jakarta Book Party sebenarnya hanya berangkat dari trauma terhadap orang lain yang memandang sebelah mata membaca buku. Tetapi justru karena itulah, Jakarta Book Party ini lahir yakni untuk menjadi tempat orang bisa berkumpul, membaca, dan bercerita dengan aman gitu. Selama ini mereka merasa enggak aman kalau membaca di tempat umum. Jadi inilah safe place mereka," ujar Samuel.

Tersebar di 30 Titik di Indonesia

Walaupun saya tidak sempat mengikuti secara mendalam kegiatan Indonesia Book Party yang diadakan beberapa waktu lalu di Kebun Raya Bogor, tetapi secara garis besar saya memahami mengapa komunitas ini didirikan dan diminati banyak anak muda. Suasana yang nyaman ketika membaca buku, dan dikelilingi oleh orang yang menyukai minat yang sama membuat siapapun pasti betah berlama-lama.

Sebagai disclaimer, kegiatan ini berbentuk sukarela alias siapapun bebas untuk datang tanpa harus menjadi member dan lain-lain. Syaratnya, hanya membaca buku dan mau berbagi berdiskusi tentang buku yang dibaca. Samuel pun mengaku, ia sendiri kaget dengan banyaknya followers dan minat anak muda dalam komunitas ini.

"Awalnya kami buat grup untuk Jakarta Book Party aja, tapi lama kelamaan anggotanya semakin banyak. Kami pun harus membuat grup-grup baru lagi dan sekarang tidak terasa sudah ada 30 komunitas di 30 titik di Indonesia yang kegiatannya serupa dengan kami. Mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai NTT semuanya ada. Yang belum ada baru Papua aja nih," ungkapnya.

Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Samuel serta teman-temannya membuktikan bahwa sebenarnya anak-anak muda hanya membutuhkan wadah. Wadah aman dan nyaman untuk mereka bisa berbagi minat yang sama, membaca buku. Di balik kata 'Party' yang dipilih oleh mereka, ada keinginan sederhana agar membaca buku tak lagi dipandang sebagai sesuatu yang membosankan.

"Nama 'Party' yang kami sematkan di komunitas ini bertujuan agar kita bisa menunjukkan bahwa kegiatan membaca buku itu menyenangkan. Enggak melulu harus serius-serius. Bacaan buku kita juga membahas tentang percintaan kok, masalah-masalah anak Gen Z kok, pokoknya rileks banget deh. Enggak cuma itu, di sini kita juga bisa have fun bermain bersama dan menambah teman baru juga," pungkas Samuel.

Kehadiran Indonesia Book Party ini seakan memberikan solusi yang mungkin selama ini pemerintah cari tentang bagaimana mengembangkan minat anak-anak muda untuk membaca buku lagi. Lewat format-format yang menyenangkan dan sederhana, komunitas yang kini tersebar di 30 wilayah di Indonesia ini membuktikan bahwa mengangkat minat membaca itu mudah, asal disediakan wadah dan tempat yang nyaman untuk anak muda.

Buat kamu yang tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Indonesia Book Party, dan book party lainnya, kamu bisa kunjungi Instagram @idbookparty atau @jktbookparty untuk mendapatkan informasi jadwal kegiatan mereka lho. Yuk, ikutan!

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS