Inspire | Human Stories

Jamu, Ramuan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Rabu, 25 Jan 2023 18:00 WIB
Jamu, Ramuan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
Ilustrasi jamu Foto: Freepik
Jakarta -

Kekayaan biodiversitas Indonesia sudah dikenal di seluruh dunia, salah satunya yaitu jenis tanaman herbal yang beragam dan berkhasiat. Maka tak heran, kalau jamu menjadi minuman tradisional yang dikenal di seluruh pelosok negeri. Oleh masyarakat Jawa, jamu dipercaya memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan; mulai dari meredakan pegal linu, meredakan rasa nyeri, meningkatkan nafsu makan, hingga meningkatkan stamina. Beberapa ramuan jamu yang banyak dikonsumsi adalah Beras Kencur, Cabe Puyang, Temulawak, Kunyit Asem, dan masih banyak lagi.

Praktik meramu dan mengkonsumsi jamu diperkirakan sudah ada sejak 1300 M dan berkembang di Kerajaan Mataram. Melansir indonesia.go.id, kata jamu berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu djampi yang berarti penyembuhan dan oesodo yang berarti kesehatan. Cara membuat jamu tradisional pun cukup sederhana, yaitu dengan mengambil sari atau perasan dari tanaman herbal lalu menambahkannya dengan gula jawa atau jeruk nipis untuk menambah rasa. Untuk mendapatkannya pun sangat mudah, karena ada banyak penjual jamu gendong yang menawarkan berbagai racikan jamu.

Hari ini mungkin penjual jamu gendong sudah tidak sebanyak dulu lagi, tapi bukan berarti jamu hilang dari peradaban. Jamu masih menjadi ramuan tradisional yang dikonsumsi banyak orang, hanya saja sekarang kemasannya lebih modern yaitu dalam bentuk sachet. Jamu sachet sangat mudah ditemukan, entah itu di warung, di supermarket, atau di toko obat. Salah satu contoh dari jamu modern ini adalah Tolak Angin.

Sejarah Pembuatan Tolak Angin

Siapa yang tidak mengenal jargon "Orang pintar pasti minum Tolak Angin"? Selama puluhan tahun telah menjadi produk unggulan yang pasti dicari ketika badan terasa tidak sehat. Tolak Angin adalah bukti bahwa jamu tetap bisa relevan meskipun industri farmasi modern telah berkembang pesat. Bahkan, justru dengan bantuan teknologi akhirnya Tolak Angin bisa menjadi produk unggulan yang diekspor ke luar negeri.

Tolak Angin pertama kali diracik oleh Ibu Rahkmat Sulistio pada tahun 1930 di Yogyakarta. Berawal dari racikan jamu masuk angin tersebut, pada tahun 1951 akhirnya Rakhmat Sulistio bersama suaminya Siem Thiam Hie mendirikan perusahaan yang dikenal dengan nama Sido Muncul. Kini, Sido Muncul telah menjadi salah satu produsen terdepan dalam industri jamu dan farmasi yang menghasilkan berbagai produk jamu modern.

Seperti halnya dengan jamu, geliat Sido Muncul sebagai produsen jamu juga tak lekang oleh waktu. Bagaimana caranya perusahaan ini bisa mempertahankan kredibilitasnya sebagai produsen jamu dan tetap konsisten mengembangkan produk dari waktu ke waktu? Dalam Ngobrol Sore Semaunya episode 87, Putri Tanjung berbincang-bincang dengan Irwan Hidayat selaku Direktur Utama Sido Muncul. Keduanya ngobrol tentang berbagai hal, mulai dari perjalanan Sido Muncul hingga gaya kepemimpinan yang otentik. Mau tahu lebih lanjut? Saksikan perbincangan mereka selengkapnya hanya di cxomedia.id!

[Gambas:Youtube]

(ANL/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS