Inspire | Human Stories

Staff Picks: Modern Heroes

Kamis, 10 Nov 2022 18:00 WIB
Staff Picks: Modern Heroes
Foto: Pexels
Jakarta -

Memasuki bulan November, tentu kita tidak akan lupa mengenai satu tanggal penting yang layak diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai generasi muda, penting bagi kita untuk selalu mengingat jasa para pahlawan yang berhasil memerdekakan Indonesia, terutama pada Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November ini. Tidak hanya pahlawan di masa lalu yang namanya layak kita kenang, banyak tokoh di generasi-generasi selanjutnya yang pantas dianggap sebagai pahlawan, karena keberanian dan kontribusinya bagi Indonesia secara luas, atau bagi masing-masing dari kita.

Berikut ini adalah beberapa modern hero yang kami anggap memiliki pengaruh besar dalam bidangnya dan layak untuk diberikan apresiasi lebih.

.Otong Koil/ Foto: Wikipedia

Timotius, Editor
Otong Koil
Bicara soal modern hero dari Indonesia, Otong Koil sudah sah menjadi pahlawan bagi saya, khususnya dalam memandang kehidupan orang dewasa yang sudah pasti banyak masalah. Contohnya, saat lagi merasa sendiri, lagu "Kesepian Ini Abadi" menjadi anthem saya. Kalau lagi mellow dengan diiringi hujan, "Lagu Hujan" sudah pasti saya putar. Pandangan Otong Koil terhadap kehidupan juga cukup menarik untuk didengarkan. Walaupun terkadang ada pendapatnya yang tidak masuk akal, saya tetap cinta dengan kemampuan menulis liriknya yang tidak bisa disamai oleh musisi lainnya di Indonesia. Siapa lagi yang bisa bikin lagu berjudul "Semoga Kau Sembuh" atau "Rasa Takut Adalah Seni"? Hanya Julius Aryo Verdijantoro yang mampu melakukan itu.

.Ugoran Prasad/ Foto: Wikipedia

Almer, Editor
Ugoran Prasad
Mungkin karena afterglow, euforia, dan perasaan yang bercampur dari konser semalam, tapi bagi saya Ugoran Prasad rasanya layak disebut sebagai pahlawan pribadi. Dari kali pertama saya mendengarkan musik dari Melancholic Bitch (mungkin belasan tahun lalu? Time sure flies), lirik-lirik tulisan Ugo instan membuat saya terkesima. Gelapnya Anamnesis, penceritaan imersif Balada Joni dan Susi, hingga penggambaran vivid realita kehidupan di masa Orde Baru di NKKBS Bagian Pertama, seluruhnya cukup membuat saya menggeleng-gelengkan kepala. Dari musiknya, saya pun kemudian mencari-cari karya tulis Ugo lain, yang tentu tak kalah gilanya. Dari karya-karya Ugo, saya melihat bagaimana gagasan bisa dipecah, diekspresikan, hingga dibiarkan merasuk dalam keseharian. Melalui Melancholic Bitch, saya juga diperkenalkan pada karya-karya penulis seperti Sapardi Djoko Damono hingga Rudyard Kipling. Sedikit parah memang.

Aldi, Writer
Santi Warastuti
Mungkin, sosok paling klise yang pernah ditahbiskan sebagai pahlawan masa kini adalah seorang ibu. Saya pun tidak menutup kemungkinan bahwasanya, setiap ibu di mana pun berada, pantas dilabeli sebagai pahlawan oleh setiap anak di dunia. Akan tetapi, di Hari Pahlawan ini, saya hendak memberikan sebuah kredit khusus kepada seorang ibu bernama Santi Warastuti, ibunda dari Pika, yang mengidap penyakit langka cerebral palsy. Setidaknya bagi saya, upaya Santi yang terus memperjuangkan kesembuhan anaknya   dengan memperjuangkan legalisasi ganja medis di Indonesia   adalah sebuah wujud ketulusan yang luhur nan inspiratif. Terlebih lagi, pemanfaatan ganja di Indonesia termasuk sangat dilarang. Alhasil, perjuangan Santi untuk anaknya, sekaligus meningkatkan kesadaran pemanfaatan ganja medis di Indonesia, yang jauh sebelumnya dianggap tabu dan mustahil di pertimbangkan. Semoga perjuangan Ibu Santi menemui hasil terbaik, demi manfaat lebih baik untuk Pika, dan pasien-pasien lain yang membutuhkan ganja sebagai bahan pengobatan.

.Najwa Shihab/ Foto: Wikipedia

Dian, Editor
Najwa Shihab
Baiklah, nama ini memang terlalu biasa dan menjadi favorit banyak orang. Tapi, bagi saya yang telah lama di bidang media, tentu saja sosok Najwa Shihab akan selalu menjadi role model dan modern hero saya sampai kapan pun. Kepiawaiannya dalam mewawancara, pemikiran kritisnya, juga bagaimana cara ia bicara selalu membuat saya kagum. Najwa Shihab mungkin usianya tak muda lagi, tapi sebagai seorang jurnalis dan wanita karier, ia masih 'muda' dan selalu punya suaranya sendiri. Dia tak pernah mau dibungkam, dia hanya menyampaikan kebenaran dan itu akan selalu menginspirasi saya untuk terus berada di jalur ini.

Tasya, Writer
Evi Mariani
Indonesia memiliki banyak penulis dan jurnalis hebat, beberapa di antaranya bahkan berhasil menginspirasi saya untuk terus belajar menulis. Akan tetapi, ada satu sosok yang bagi saya amat sangat keren, beliau adalah Evi Mariani   jurnalis sekaligus pendiri Project Multatuli. Tulisan-tulisan Mbak Evi tidak usah dipertanyakan lagi kualitasnya, ia mampu menangkap kompleksitas dari sebuah fenomena dengan analisis mendalam dan data yang kuat. Tapi yang terpenting, ia selalu memastikan bahwa tulisan-tulisannya berpihak kepada kelompok terpinggirkan yang suaranya perlu diberi ruang oleh media. Media yang didirikannya, Project Multatuli, juga berhasil menjadi gerakan jurnalisme publik yang kritis dan humanis.

Itulah beberapa tokoh yang kami kagumi dan kami rasa layak untuk dinobatkan sebagai modern hero. Selamat Hari Pahlawan Indonesia!

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS