Inspire | Human Stories

Salahkah Menjadi Orang yang Melankolis?

Jumat, 03 Jun 2022 12:00 WIB
Salahkah Menjadi Orang yang Melankolis?
Foto: Khoa Vo - Pexels
Jakarta -

Saya sudah sering mendengar pendapat orang-orang di sekeliling saya tentang sifat yang saya miliki. Mulai dari terlalu perasa, sensitif, cengeng, hingga dianggap lemah dan diremehkan karena tidak kuat pada tekanan hidup. Salah kaprah orang-orang terhadap sifat-sifat ini membuat mereka cenderung menjaga jarak dengan saya karena tidak ingin terlibat dengan orang bersifat seperti ini.

Padahal, orang-orang yang mungkin mempunyai sifat seperti saya ini bukanlah seseorang yang problematis, justru merupakan sifat normal yang dimiliki manusia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Herbert W. Helm Jr., tipe kepribadian yang memiliki sifat sering gelisah, emosional, terlalu berhati-hati, perfeksionis, moody, sensitif, dan memendam kreativitas adalah orang yang melankolis.

Namun sayangnya, di dunia yang sebagian besar didiami oleh masyarakat ekstrover, kepribadian ini sangat bertolak belakang dan akan dianggap menghambat juga tak bisa maju karena terus terjebak dalam perasaan mereka sendiri. Lantas, salahkah menjadi orang yang melankolis?

Perasaan melankolis sering ditolak keberadaannya pada sebagian besar orang karena membuat seseorang terlihat lemah. Dilansir Betterhelp, di balik mata-mata yang meremehkan, orang yang melankolis bisa diandalkan untuk menganalisa sesuatu seperti situasi, masalah, hasil akhir, atau diminta mencari jalan keluar pada suatu masalah. Sebab diamnya orang melankolis kerap melihat berbagai sudut pandang.

Selain itu, orang yang melankolis cenderung perfeksionis. Mereka selalu ingin berjalan sesuai dengan apa yang mereka inginkan untuk mencapai standarisasi yang sudah ditentukan. Orang bersifat ini juga mempunyai kreativitas yang tinggi karena bisa melihat sesuatu yang tidak orang lain lihat dan mereka suka menunjukkan perhatian lewat kreativitasnya.

Dan yang terakhir, orang yang melankolis sangat sensitif menunjukkan perasannya. Mereka lebih suka menunjukkan sebuah tindakan daripada perkataan untuk membuktikan cintanya pada seseorang. Tak hanya itu, karakteristik lain yang dimiliki orang melankolis adalah mudah memahami apa yang dia inginkan, mendetail, berorientasi pada tujuan, loyal, dan mempunyai motivasi yang tinggi.

Terjebak dalam Depresi

Menurut saya tak ada salahnya menjadi seorang yang melankolis, tapi ada beberapa hal yang sering diingatkan oleh orang terdekat saya yakni waspadalah terhadap serangan depresi. Sebab orang melankolis kerap terjebak dalam pikiran dan perasaannya sendiri sampai terlalu mencintai kesedihan, juga kesendirian. Salah satunya adalah Melancholic Depression.

Depresi melankolis adalah bentuk gangguan depresi mayor (MDD) yang muncul seiringan dengan melankolis. Dilansir Healthline, American Psychiatric Association (APA) melihat sifat melankolis sebagai penentu untuk MDD yaitu subtipe dari gangguan depresi mayor. MDD adalah kondisi kesehatan mental yang signifikan ditandai dengan perasaan sedih secara terus-menerus dan intens.

Namun, yang membedakan orang yang memang bersifat melankolis dengan pengidap gangguan ini adalah sifat melankolis itu sendiri dapat mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan. Mulai dari mempengaruhi pekerjaan, sekolah, dan hubungan antarmanusia. Tak hanya itu, suasana hati pengidap MDD bisa mempengaruhi nafsu makan, jadwal tidur, menghilangkan minat pada aktivitas yang pernah mereka nikmati, dan sampai mempengaruhi keseharian, tergantung dari tingkat keparahan gejala MDD.

Adapun untuk membedakan antara orang yang memang bersifat melankolis dengan orang pengidap gangguan MDD adalah sebagai berikut. Orang pengidap MDD cenderung:

- Merasakan perasaan sedih terus-menerus dalam jangka waktu lama
- Kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan
- Kekurangan energi atau merasa lelah
- Merasa cemas dan cepat tersinggung
- Siklus tidur dan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak teratur
- Mengalami perubahan gerakan tubuh
- Sulit berkonsentrasi, membuat keputusan, dan mengingat sesuatu
- Sering berpikir tentang kematian
- Yang paling parah adalah percobaan bunuh diri

Itulah gejala MDD yang dialami oleh pengidapnya. Bila kamu tidak merasakan hal-hal seperti di atas, artinya kamu masih merasakan perasaan yang normal dan itu memang sifat bawaanmu. Namun bila kamu mengalami hal-hal tersebut, segeralah mencari ahli kesehatan jiwa untuk mendapatkan pengobatan dan terapi yang tepat. Semakin cepat kamu menyadarinya, semakin cepat penanganan yang akan kamu terima.

Sifat melankolis memang terkadang terlihat sebagai sifat dan karakter yang lemah di antara karakter manusia lainnya, namun di balik hal-hal yang terlihat problematis, sebenarnya sifat ini bisa membantumu dan orang lain untuk melihat sudut pandang yang berbeda dalam kehidupan. Jadi, percaya dirilah!

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/HAL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS