Inspire | Human Stories

Para Perempuan Tertua di Dunia

Selasa, 15 Feb 2022 13:00 WIB
Para Perempuan Tertua di Dunia
Foto: Unsplash Donnie Franco
Jakarta -

Hidup hingga bisa melihat perubahan zaman dan menua bersama keluarga, mungkin menjadi impian sebagian orang. Doa berumur panjang yang dipanjatkan setiap perayaan ulang tahun, terkadang menjadi harapan yang disemogakan kenyataan. Tapi hidup tetaplah Tuhan yang menentukan. Hidup dan mati.

Di dunia ini, banyak terdapat orang-orang yang hidup hingga berumur ratusan tahun. Bahkan di antaranya masih mampu mengenali keluarganya, dan melanjutkan hidup layaknya kita orang-orang muda. Tapi dari sekian banyak para lansia yang berumur ratusan tahun itu, sebagian besar dari mereka adalah perempuan.

Belum lama ini seorang perempuan bernama Almihan Seyiti asal China baru saja wafat di umurnya yang diketahui 135 tahun. Sebuah angka yang mungkin tak pernah terpikiran oleh kita bila saja kita bisa hidup selama itu. Dikutip News Australia, perempuan tersebut lahir pada 25 Juni 1886, saat Kekaisaran Dinasti Qing berkuasa dan ia secara resmi dinyatakan sebagai orang tertua yang masih hidup di China pada 2013 lalu oleh Asosiasi Gerontologi dan Geriantri China.

Menikah pada tahun 1903, ia dikatakan telah mengadopsi seorang anak laki-laki dan perempuan dengan suaminya yang kini telah tiada pada 1976. Selama hidupnya, Seyiti telah melihat kelahiran enam generasi keturunannya sampai ia berpulang. Seyiti meninggalkan 43 cucu dan cicit. Selain Seyiti, ada banyak perempuan yang dinyatakan sebagai perempuan dengan umur tertua di dunia.

Seperti yang dilansir oldest.org, pada tahun 2021, setidaknya ada 10 perempuan yang menyandang predikat tersebut.

1. Kane Tanaka - Jepang (118 tahun)

Kane Tanaka saat ini adalah perempuan tertua yang masih hidup di dunia pada usia 118 tahun dan salah satu dari beberapa supercentenarian--sebutan orang yang berumur lebih dari 110 tahun--Jepang. Ia lahir pada 1903 dan saat ini tinggal di panti jompo di prefektur Fukuoka. Tanaka menjadi orang tertua di dunia yang masih hidup setelah kematian Chiyo Miyako pada 22 Juli 2018.

2. Lucile Randon - Prancis (116 tahun)

Lucile Randon sekarang merupakan perempuan tertua yang hidup di Prancis. Hingga saat ini, Randon masih aktif menjadi seorang biarawati dan memiliki julukan Suster Andre. Walau kini penglihatannya sudah hilang, namun ingatannya masih sangat tajam tentang peristiwa-peristiwa besar yang pernah dilaluinya seperti perang dunia.

3. Maria Kononovich - Belarusia (117 tahun)

Maria adalah satu dari sedikit supercentenarian di dunia yang usianya belum diverifikasi oleh Gerontology Research Group. Namun, menurut laporan berita, paspor Kononovich mencantumkan tanggal lahirnya sebagai 27 Mei 1904. Meski usianya tak muda lagi, Maria masih aktif melakukan tugas kecil di sekitar rumahnya.

4. Fransisca Celsa dos Santos - Brasil (116 tahun)

Gerontology Research Group (GRG) memverifikasi Fransisca Celsa dos Santos menjadi perempuan tertua ketiga di dunia. Nenek asal Brasil ini telah menghabiskan seluruh hidupnya sebagai pembantu rumah tangga dan pedagang pakaian.

5. Jeanne Bot - Prancis (115 tahun)

Jeanne Bot adalah orang tertua kedua yang masih hidup di Prancis. Bot lahir pada 14 Januari 1905 di barak militer Mont-Louis. Bot menghabiskan 50 tahun sebagai pemegang buku di garasi mobil dan tidak pernah menikah.

6. Antonia Santa Cruz - Brasil (115 tahun)

Antonia Santa Cruz merupakan salah satu perempuan tertua di Brasil. Selama hidupnya, Santa Cruz tidak pernah mengeluhkan penyakit apapun dan selalu sehat, walaupun ia membutuhkan bantuan untuk jalan atau makan. Saat ini, Cruz memiliki 11 anak dan mengadopsi beberapa anak. Ia mempunyai 68 cucu dan 110 cicit.

7. Hester Ford - Amerika Serikat (115 tahun)

Setelah Alelia Murphy meninggal pada November 2019, Hester Ford menjadi wanita tertua yang masih hidup di Amerika Serikat. Ford lahir di South Carolina, tetapi pindah ke North Carolina pada tahun 1953. Dia tetap tinggal di Charlotte sejak saat itu dan masih tinggal di rumahnya sendiri, dibantu oleh pengasuh dan keluarganya. Meskipun sudah lebih dari 115 tahun, pikiran Ford masih sangat tajam dan bisa membaca Alkitab dengan baik.

8. Noeme da Silveira Freitas - Brasil (115 tahun)

Noeme dilaporkan sebagai orang tertua yang masih hidup di Brasil pada usia 115 tahun. Noeme masih tinggal di Fortaleza hari ini bersama putrinya. Meskipun Noeme berusia 115 tahun, dia memiliki sedikit masalah kesehatan. Menurut putrinya, Noeme hanya memiliki sedikit masalah dengan kelenjar tiroidnya, tapi selebihnya masih sehat.

9. Tekla Juniewicz - Polandia (114 tahun)

Tekla adalah perempuan tertua yang masih hidup di Polandia dan orang yang paling lama hidup di negara tersebut. Ia lahir di Krupsk, yang merupakan bagian dari Kekaisaran Austria-Hongaria yang kini menjadi Ukraina. Tekla selamat dari Perang Dunia I, tapi kehilangan ibunya. Setelah perang, Tekla menikah dan memiliki dua putri.

10. Thelma Sutcliffe - Amerika Serikat (114 tahun)

Thelma Sutcliffe adalah perempuan tertua kedua di Amerika Serikat setelah Hester Ford. Ia menikah di usia 17 tahun dan suaminya hidup sampai tahun 1970an. Meski memiliki umur yang panjang, Sutcliffe mempunyai masalah kesehatan seperti sulit mendengar dan melihat.

Rahasia hidup para tetua

Perawatan medis dan pengetahuan memang bisa membantu orang untuk hidup lebih lama dan sehat, tapi tidak banyak yang bisa hidup lebih dari satu abad. Menurut sebuah penelitian, hanya 0,0173 persen orang Amerika yang hidup sampai 100 tahun. Lantas, apa rahasia para centenarian atau super centenarian bisa hidup lebih panjang di dunia ini?

Dilansir Insider, para lansia tersebut memiliki kebiasaan baik seperti rutin berolahraga, makan-makanan bergizi, dan tetap berpikir positif. Klise kedengarannya, tapi Misao Okawa, centenarian asal Jepang yang pernah menyandang sebagai perempuan tertua di dunia ini membenarkannya. Pada 2014, perempuan yang lahir pada 1898 ini mengatakan makan sushi dan tidur nyenyak sebagai alasan umur panjang.

Morano, yang juga lansia yang memiliki umur lebih dari 100 tahun asal Italia mengatakan kepada BBC bahwa dia percaya umur panjangnya sebagian karena genetika. Tapi ia juga makan tiga telur setiap harinya, dua di antaranya mentah selama lebih dari 90 tahun. Selain itu, kesehatan mental menjadi kunci utama hidup panjangnya. Tapi benarkah pernyataan dari dua perempuan yang pernah hidup lebih dari seabad ini?

Dikutip ourworldindata.org, kita tahu bahwa faktor biologis, perilaku, dan lingkungan sangat berkontribusi pada fakta bahwa perempuan hidup lebih lama daripada pria. Tapi kita tidak tahu persis, seberapa kuat kontribusi relatif dari masing-masing faktor tersebut. Namun faktor biologis juga dipengaruhi oleh faktor non-biologis, seperti gaya hidup sehari-hari, misalnya pria lebih sering merokok sementara perempuan tidak.

"Pria lebih cenderung merokok, minum berlebihan, dan kelebihan berat badan. Mereka cenderung tidak mencari bantuan medis lebih awal dan jika didiagnosis suatu penyakit, pria cenderung tidak patuh pada pengobatan," kata Dr. Perminder Sachdev, profesor neuropsikiatri di University of New South Wales di Australia, dikutip Time.

Lalu adanya bukti menunjukkan perbedaan kromosom dan hormon antara pria dan perempuan mempengaruhi umur panjang. Misalnya, pria cenderung memiliki lebih banyak lemak di sekitar organ, sedangkan perempuan cenderung memiliki lebih banyak lemak yang berada tepat di bawah kulit. Perbedaan ini ditentukan baik oleh estrogen maupun keberadaan kromosom X kedua pada wanita; dan itu penting untuk umur panjang karena lemak di sekitar organ memprediksi penyakit kardiovaskular.

Selain itu, sebuah tinjauan tahun 2013 dalam International Journal of Endocrinology menemukan bukti bahwa estrogen dapat mencegah jenis kerusakan DNA yang menyebabkan penyakit. Ulasan itu juga menunjukkan bukti bahwa estrogen dapat membantu menjaga fungsi sel yang normal dan sehat. Meski begitu, Sachdev mengatakan semua itu sepenuhnya spekulatif, namun masih ada kemungkinan adanya hubungan dengan peran historis perempuan sebagai pengasuh anak.

"Tubuh ibu yang kuat penting untuk kelangsungan hidup keturunannya," ujarnya. Tubuh perempuan telah berevolusi untuk bertahan dan bangkit kembali dari trauma fisik kehamilan dan persalinan, serta tuntutan menyusui--tantangan yang tidak pernah dihadapi tubuh pria.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/MEL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS