Interest | Home

Where to Go For: A Stroll Along the Chinatown

Minggu, 22 Jan 2023 14:00 WIB
Where to Go For: A Stroll Along the Chinatown
Foto: Unsplash: Lalitphat Phunchuang
Jakarta -

Di hampir seluruh bagian dunia, Chinatown atau pecinan memberikan warna yang unik bagi kota atau daerah yang ditempatinya. Secara historis, migrasi besar-besaran dari Tiongkok pertama kali dimulai pada tahun 1860-an pasca penandatanganan Konvensi Peking yang membuka perbatasan Tiongkok—membawa pecinan ke berbagai penjuru dunia. Sebelum masa tersebut pun, maraknya perdagangan internasional pada era kolonial memelopori munculnya permukiman Tionghoa di daerah-daerah dekat pantai. Glodok, salah satu pecinan Indonesia yang berlokasi di Jakarta, konon telah ada sejak tahun 1740.

Interaksi antarbudaya yang dihadirkan oleh pecinan menghasilkan banyak sekali produk kebudayaan unik. Mulai dari makanan, arsitektur, hingga tradisi, akulturasi yang terjadi atas keberadaan pecinan di daerah-daerah spesifik membuatnya semakin menarik—karena tentu produk kebudayaan yang dihasilkan akan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Berikut adalah beberapa pecinan yang dekat—baik secara geografis maupun personal—bagi sejumlah anggota tim CXO Media!

Timo, Editor
Pasar Lama, Tangerang
Pecinan yang paling dekat dengan domisili tempat tinggal saya adalah pecinan di daerah Pasar Lama, Tangerang. Kebetulan di sana memang memiliki kultur Tionghoa yang sangat kuat. Apalagi jika kita beneran masuk ke bagian pasarnya, maka ada Kelenteng Boen Tek Bio yang memang sudah sangat khas. Jadi, jika sedang menemani keluarga untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga di sana, kami sering menyempatkan masuk ke bagian pasar dari pecinan itu. Jangan lupa untuk menyantap salah satu bakmi babi di sana sebagai pelengkap.

Almer, Editor
Cibadak, Bandung
Daerah ini adalah destinasi kuliner malam yang tentu diketahui oleh seluruh masyarakat Bandung. Pada siang hari, deretan ruko tua di daerah sibuk ini menjual berbagai macam produk dan keperluan; makanan ringan, kembang api, mainan anak-anak, dan banyak lainnya. Di dekat Cibadak juga terdapat Kelenteng Satya Budhi, kelenteng paling tua di Kota Bandung. Suasana daerah ini selalu membuat saya merasa nostalgik untuk hal-hal yang sebenarnya tidak pernah saya alami. Banyaknya makanan favorit seperti kuotie, bakmi, hingga onde-onde menjadi alasan saya untuk selalu berkunjung kembali.

Fajar, Head Of Editor
Pecinan Lasem, Rembang
Lokal, bersejarah, orisinal. Pecinan Lasem yang terletak di pesisir Rembang adalah kawasan tematik Tionghoa paling orisinal dan lestari yang saya pernah kunjungi. Faktanya, kawasan ini merupakan pecinan pertama yang berdiri di Pulau Jawa. Unsur-unsur pecinan yang khas juga bisa kita nikmati di sana. Mulai dari tata arsitektur oriental yang sangat kental, variasi kuliner Mandarin yang berpadu ayu dengan lokalitas, hingga sejarah sosial budaya yang tidak biasa.

Tasya, Writer
Ketandan, Yogyakarta
Terletak di tengah kota, tepatnya di kawasan Malioboro, Ketandan atau Kampung Ketandan adalah pecinan yang tak lekang oleh waktu. Di hari biasa, Ketandan adalah pemukiman sekaligus sentra bisnis yang dikelola oleh warganya. Di salah satu gang, ada sebuah kedai yamie yang menjadi favorit ketika masa kuliah yaitu Yamie Ketandan. Ketika Imlek tiba, kawasan ini selalu disulap menjadi area festival yang meriah dan dipenuhi dengan berbagai jajanan; mulai dari nasi campur, bakso goreng, sate babi, dan masih banyak lagi.

Rio, PR & Partnership
Pecinan, Semarang
Panasnya cuaca di Semarang membuat para penjual minuman es laku keras. Namun, ada salah satu dari beragam minuman es yang membekas di ingatan saya semasa kuliah, yaitu Es Gempol yang berada di kawasan Pecinan Semarang. Semangkuk es gempol terbuat dari tepung beras yang dibentuk bulat-bulat, pleret adonan dari tepung ketan yang berwarna merah muda dan dipipihkan, serta berisi gula halus. Semua bahan tersebut disiram dengan kuah santan encer yang menyegarkan.

[Gambas:Audio CXO]

(alm/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS