Interest | Home

No Place Like: Itaewon

Selasa, 01 Nov 2022 13:49 WIB
No Place Like: Itaewon
Foto: Getty Images
Jakarta -

Itaewon, sebuah distrik Seoul yang kini menjadi perbincangan di seluruh dunia karena peristiwa mengerikan pada malam Halloween, Sabtu (29/10). Tapi sebelum kejadian horor itu terjadi, Itaewon adalah daerah yang dikenal sebagai model lingkungan yang mengusung keanekaragaman suku, agama, etnis, budaya, bahasa, hingga kebangsaan dari seluruh dunia.

Kalau kamu berkesempatan atau pernah berkunjung ke Korea Selatan, tidak ada tempat lain layaknya Itaewon. Saking beragamnya, Itaewon seakan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi orang-orang dari negara lain yang sedang berkunjung ke Korea Selatan. Saat saya berkunjung ke Korea Selatan beberapa tahun silam, saya memang penasaran dengan Itaewon. Apalagi saat itu, makanan berlabel halal sulit saya temui di Korea.

Ketika sampai di Itaewon, saya bisa melihat dengan jelas bahwa cukup banyak orang asing yang berwara-wiri di distrik ini. Bahkan saya pun dengan mudah menemukan restoran halal asal Timur Tengah sampai toko-toko yang menjual berbagai macam produk-produk halal lainnya. Di sini pun saya menemukan masjid terbesar di Korea Selatan, Masjid Pusat Seoul yang dibuka pada 1976, dan menyempatkan diri beribadah di sana. Akhirnya saya mengerti, mengapa banyak orang asing yang senang pergi ke Itaewon karena mereka menemukan sebuah oase kecil di tengah keterbatasan bahasa dan budaya di Korea Selatan.

Tapi bagaimana distrik ini akhirnya menjadi destinasi wisata para penduduk Seoul hingga pelancong mancanegara?

.Distrik Itaewon/ Foto: Getty Images

Mengenal Itaewon Lebih Dalam

Menilik sejarah daerah ini, Itaewon dulu dikenal sebagai 'taman bermain' bagi para tentara Amerika Serikat saat awal Perang Korea. Hal ini berkat kedekatannya dengan Garnisun Yongsan Angkatan Darat AS. Tak sampai Olimpiade Seoul pada tahun 1988 ketika paparan pengaruh eksternal memungkinkan perubahan signifikan dalam karakteristik lingkungan. Hingga akhirnya restoran-restoran asing mulai membuka pintunya untuk memuaskan jumlah turis asing, pebisnis, dan diplomat untuk merasakan rumah ketika mereka ada di Korea.

Ketika guru-guru bahasa Inggris muda dari Amerika Utara, Inggris dan Australia, serta pekerja migran dari Asia Selatan dan Tenggara mulai berdatangan di daerah Itaewon, secara otomatis budaya makanan pun berkembang lebih jauh. Restoran yang menjanjikan masakan otentik dari seluruh dunia pun tak kalah berkembang pesat di seluruh distrik. Kini wisatawan bisa mencicipi dan merasakan budaya apapun dari seluruh dunia di World Food Street.

Berbagai pertunjukan dan acara diadakan di daerah tersebut. Secara khusus, Festival Desa Global Itaewon, yang diadakan setiap bulan Oktober, adalah festival yang terkenal saat ini. Wisatawan dapat membayar dalam dolar AS, yen Jepang, atau mata uang lainnya dengan bebas. Selain itu, pengunjung dapat menggunakan berbagai bahasa seperti Inggris, Jepang, dan Cina dengan penjual. Distrik ini semakin terkenal beberapa tahun ke belakang berkat sebuah drama Korea yang dibintangi Park Seo Joon, Itaewon Class. Drama ini menunjukkan berbagai tempat di Itaewon yang menarik untuk dikunjungi dan kini menjadi salah satu tempat terkenal yang wajib dikunjungi para pecinta drama Korea.

Terlepas dari bagaimana wilayah ini berkembang, Itaewon sendiri seakan memiliki kemampuan dinamisme untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Sampai hari ini, distrik tersebut menunjukkan kemajuannya dengan terus melakukan diversifikasi baik dari budaya baru Asia Selatan sampai komunitas minoritas seperti LGBTQ. Usaha ini tentu harus diapresiasi, apalagi negara gingseng ini sejak dulu dikenal sebagai negara yang sangat konservatif dan sangat menjunjung tinggi budaya sendiri. Bahkan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19 pun, wilayah ini masih tetap hidup.

Sebagai salah satu distrik yang mengusung multikulturalisme, tak ada tempat lain lagi di Korea Selatan, seperti Itaewon. Terlepas dari peristiwa menyedihkan yang terjadi akhir pekan lalu, distrik ini sepertinya akan tetap menjadi persinggahan favorit bagi para pelancong asing yang ingin merasakan keberagaman dan nyaman seperti rumah sendiri di Korea Selatan.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS