Insight | General Knowledge

Sorak 15 Ribu Penonton Saksikan Garuda Futsal Tumbangkan Australia

Selasa, 11 Nov 2025 20:24 WIB
Sorak 15 Ribu Penonton Saksikan Garuda Futsal Tumbangkan Australia
Timnas Futsal Indonesia menang 3-0 atas Australia dalam International Friendly Match pada Sabtu (1/11) di Indonesia ArenaFoto: CNN Indonesia
Jakarta -

Suasana di Indonesia Arena pada Sabtu (1/11) malam terasa membara dan penuh energi. Ada sekitar 15 ribu penonton lebih memadati tribun dengan gemuruh dan bertepuk serentak setiap kali bola bergulir cepat di lapangan parket yang khusus digunakan pada pertandingan malam itu. Saat itu, Timnas Futsal Indonesia menutup laga International Friendly Match melawan Australia dengan skor 3-1, kemenangan yang menghadirkan rasa lega sekaligus menjaga semangat baru bagi olahraga ini.

Sejak awal, permainan berlangsung intens. Reza Gunawan membuka keunggulan Indonesia di babak pertama, disusul dua gol dari pemain lincah andalan Blaksteel Fc, Wendy Brian Ick yang memastikan kemenangan. Australia sempat mencetak satu gol balasan, tetapi tak cukup untuk membalikkan keadaan. Bagi pelatih Héctor Souto, hasil ini bukan sekadar skor. Ia menilai performa tim sudah meningkat, tetapi masih bisa bermain lebih baik lagi.

"Secara pribadi, saya sedikit sedih karena kami belum bisa memberikan permainan terbaik bagi para pendukung. Pertandingan sangat sulit dan di beberapa momen saya menilai Australia bermain lebih baik," ujarnya seusai pertandingan, dikutip CNN Indonesia.

Meski hanya laga yang bertajuk International Friendly Match, pertandingan ini terasa penting. Tidak hanya karena hasilnya, tetapi juga karena atmosfer yang mengelilinginya. Indonesia Arena malam itu mencatat rekor penonton futsal terbanyak di Asia Tenggara, mencapai 15.337 orang. Sebuah angka yang menandakan semakin kuatnya dukungan publik terhadap futsal nasional.

Bagi sebagian orang, rekor itu mungkin sekadar angka. Namun, bagi orang-orang yang sudah sejak lama mengamati dan terlibat di dunia futsal Indonesia, ini adalah tonggak. Olahraga yang dulu tumbuh di gang-gang sempit dan lapangan kecil kini tampil di panggung besar dengan sorotan penuh.

.Ada sekitar 15 ribu penonton lebih memadati tribun dengan gemuruh dan bertepuk serentak setiap kali bola bergulir / Foto: CNN Indonesia

Barangkali, kehadiran 15 ribu penonton di Indonesia Arena menunjukkan bahwa futsal telah menjadi bagian dari identitas baru publik Indonesia sesuai dengan olahraganya yang dinamis, cepat, dan penuh energi. Sebab sebelumnya, futsal Indonesia hanya ramai menjelang akhir jalannya Pro Futsal League (PFL), prestasi klub di AFF Futsal Club, atau prestasi timnas Indonesia, seperti ketika meraih juara AFF setelah penantian 14 tahun tanpa gelar juara.

Semangat yang ditunjukkan para pemain malam itu seolah menyalakan energi di seluruh sudut Indonesia Arena, memikat lebih dari 15 ribu penonton yang hadir. Dari awal laga hingga peluit akhir, permainan solid terlihat jelas dari lini anchor Timnas Futsal Indonesia yang tampil disiplin menjaga pertahanan sekaligus mengatur tempo permainan. Nama-nama seperti Anca (Ardiansyah Nur), Aiz (Rizki Xavier), dan Dewa Rizki Amanda menjadi poros keseimbangan di lapangan, memastikan transisi berjalan mulus antara bertahan dan menyerang.

Sementara itu, lini flank tampil eksplosif dengan kecepatan dan kelincahan yang membuat pertahanan Australia kewalahan. Aksi Sauqy Saud, M. Iqbaal, Wendy Brian Ick, Firman Adriansyah, Adityas, dan Reza Gunawan menjadi tontonan tersendiri. Kombinasi teknik, keberanian, dan kreativitas, memantik sorakan setiap kali mereka menusuk dari sisi flank. Tak kalah mencuri perhatian, trio pivot tanah air, yaitu Evan Soumilena, Israr Megantara, dan Samuel Eko menyuguhkan penampilan epik, kuat dalam menahan dan memantulkan bola, dan tajam dalam menciptakan peluang.

Lalu, seperti biasanya, benteng terakhir Garuda tetap berdiri kokoh berkat penampilan apik Ahmad Habibie dan Muhammad Albagir yang tampil konsisten di bawah mistar, menjadi penjaga kepercayaan sekaligus simbol ketenangan di tengah derasnya serangan Australia.

.Pemain flank Indonesia, Firman Adriansyah melepaskan tembakan gawang ke Australia./ Foto: CNN Indonesia

Kemenangan atas Australia juga memiliki makna simbolis. Selama beberapa tahun terakhir, olahraga nasional kerap diwarnai rasa skeptis publik terhadap prestasi. Namun, malam itu untuk pertama kali belasan ribu orang bersorak untuk tim futsal yang sama, tanpa canggung juga tanpa keraguan.
Sorakan tersebut adalah bentuk kepercayaan yang mulai pulih, bahwa tim nasional futsal bisa kembali menjadi cermin harapan, bukan sekadar tontonan. Héctor Souto, pelatih asal Spanyol yang menukangi tim sejak 2024, menjadi bagian dari perubahan itu. Ia membawa pendekatan yang disiplin dan berorientasi taktik.

Hasilnya mulai terlihat, permainan lebih terstruktur, pemain lebih berani mengontrol tempo, dan efektivitas serangan dan bertahan meningkat. Tak hanya Héctor, tim kepelatihan lain juga terlibat dalam progres positif ini, yaitu Amril Daulay, Eka Sanjaya, Panca Fauzi, Fortunella Levyana dan seluruh jajaran tim kepelatihan lainnya.

Dari lapangan-lapangan kecil di tepi kota, di antara gedung dan sekolah, futsal tumbuh menjadi olahraga yang mudah dijangkau dan digemari. Kemenangan atas Australia telah mempertegas posisi itu, bahwa futsal bukan lagi alternatif, melainkan representasi baru dari semangat Indonesia yang tangguh dan adaptif.

Futsal menghadirkan bentuk kebanggaan yang sederhana, tetapi nyata. Tidak perlu retorika besar atau simbolisme politik. Cukup kerja keras, keterampilan, dan semangat kolektif. Ketika 15 ribu orang bersorak untuk tim nasional, mereka tidak hanya merayakan kemenangan, tetapi juga menegaskan bahwa olahraga ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial.

Di Indonesia Arena, malam itu, belasan ribuan pasang mata tidak hanya menyaksikan pertandingan. Mereka menyaksikan perkembangan bahwa futsal Indonesia telah menemukan bentuknya yang sederhana, kuat, dan membanggakan.

Penulis: Muhammad Fauzan Mubarak
Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS