Insight | General Knowledge

Penembakan Massal di Thailand Menewaskan 2 Orang

Rabu, 04 Oct 2023 16:30 WIB
Penembakan Massal di Thailand Menewaskan 2 Orang
Penembakan di Thailand Foto: Reuters
Jakarta -

Warga Thailand dikejutkan oleh peristiwa penembakan massal yang terjadi di mall Siam Paragon, salah satu pusat perbelanjaan mewah yang dipadati oleh turis, pada Selasa (3/10/23). Melansir Reuters, penembakan ini menewaskan 2 orang Warga Negara Asing dari Tiongkok dan Myanmar, sedangkan 5 orang lainnya luka-luka.

Polisi juga telah menangkap pelaku dari penembakan ini yang merupakan remaja berusia 14 tahun. Menurut Kepala Kepolisian Thailand, Torsak Sukmivol, tersangka penembakan sedang menjalani pengobatan dari psikiater, tapi saat penembakan itu terjadi ia diketahui tidak meminum obat yang diresepkan kepadanya. Sukmivol juga mengungkap bahwa pelaku mengatakan seseorang menyuruhnya untuk melakukan penembakan. Namun saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait senjata yang dimiliki remaja tersebut.

Sayangnya, Thailand memiliki sejarah kelam terkait penembakan massal. Setahun yang lalu, tepatnya pada 6 Oktober 2023, penembakan massal juga terjadi di sebuah tempat penitipan anak di distrik Nong Bua, Lamphu. Pelaku merupakan mantan anggota kepolisian, ia membunuh banyak orang dengan membabi buta sebelum akhirnya membunuh dirinya sendiri. Sebanyak 36 korban tewas dan 24 di antaranya merupakan anak-anak.

Kemudian 3 tahun yang lalu, pada Februari 2020, seorang perwira militer melakukan penembakan massal di daerah Nakhon Ratchasima atau yang dikenal sebagai Korat. Dalam peristiwa ini, ia menewaskan 29 orang sementara 58 lainnya luka-luka.

Tingginya kasus penembakan massal di Thailand tidak terlepas dari tingkat kepemilikan senjata api yang tinggi. Diperkirakan sebanyak 10 juta warga Thailand memiliki senjata api, dan 4 juta di antaranya berstatus ilegal. Dikutip dari New York Times, tingkat kepemilikan yang tinggi ini disebabkan oleh adanya loophole dalam hukum kepemilikan senjata api di Thailand.

Pasalnya, regulasi kepemilikan senjata api cukup longgar bagi polisi dan anggota militer. Mereka bisa dengan mudah membeli senjata dari pemerintah. Selain itu, ada pula beberapa kasus di mana polisi tertangkap menjual senjata kepada warga sipil.

Tingginya kasus penembakan di Thailand merupakan peringatan bagi pemerintah untuk memperketat regulasi kepemilikan senjata api. Sebab apabila regulasinya tidak diperketat, korban akan terus berjatuhan.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS