Insight | General Knowledge

Eksperimen Kami: Mencoba LRT Jabodebek

Jumat, 08 Sep 2023 19:30 WIB
Eksperimen Kami: Mencoba LRT Jabodebek
Foto: CXO Media/Dian Rosalina
Jakarta -

Light Rail Transit (LRT) Jabodebek baru saja dibuka untuk umum beberapa waktu lalu. Masyarakat pun antusias mencoba transportasi publik yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di akhir Agustus 2023 lalu. Walau dalam perjalanannya, LRT yang menghubungkan kota-kota urban ini mendapatkan banyak kritikan, tapi nyatanya transportasi ini dianggap membantu mobilitas warga.

Gembar-gembor kritikan yang tak henti, mulai dari waktu perjalanan, gangguan dalam pelayanan, pintu LRT yang dianggap terlalu pendek, jam operasional yang pendek, hingga tarif yang terlalu mahal, membuat saya pun penasaran untuk menaiki LRT Jabodebek.

Perjalanan ke Kantor dengan LRT Jabodebek

Sebagai informasi, selama ini saya menggunakan kendaraan pribadi dan sesekali disambung dengan Transjakarta untuk sampai di kantor yang berada di Tendean. Saya cukup senang LRT Jabodebek line Harjamukti-Dukuh Atas memiliki akses yang dekat dari rumah.

Perjalanan saya dimulai dari stasiun paling dekat dengan rumah saya, yaitu Kampung Rambutan. Letaknya yang berada di kawasan terminal, membuat stasiun LRT Jabodebek ini mudah untuk dijangkau. Selain itu, posisinya yang terletak di samping Park and Ride juga memudahkan penumpang yang membawa kendaraan pribadi untuk bisa memarkirkan kendaraan pribadinya di sana.

Lalu saja pun bergegas menuju bagian atas dengan menggunakan eskalator. Sebenarnya di samping eskalator terdapat anak tangga yang cukup banyak dan menjadi salah satu stasiun LRT dengan anak tangga terbanyak yakni 86 buah. Setelah sampai di atas, saya pun diarahkan oleh petugas untuk menaiki pintu di sebelah kiri dari arah kedatangan saya.

Stasiun LRT Kampung RambutanMenuju Stasiun LRT Kampung Rambutan/ Foto: CXO Media/Dian Rosalina

Untuk suasana stasiun LRT Kampung Rambutan, cenderung sepi dan tidak banyak penumpang yang naik dari sini. Mungkin karena masih baru, dan di hari kerja juga. Setelah menaiki eskalator ke lantai paling atas, saya pun harus menunggu selama beberapa menit sampai kereta datang.

Untungnya terdapat penanda informasi waktu kedatangan kereta, sehingga kita bisa memperkirakan kapan kedatangan kereta selanjutnya tiba. Kalau bisa saya hitung, kereta datang setidaknya setiap 20 menit sekali. Harus diakui kalau ini adalah waktu yang cukup lama untukmenunggu—apalagi kalau kita sedang terburu-buru harus bergegas ke kantor.

Gerbang di Dalam Stasiun LRTGerbang di Dalam Stasiun LRT/ Foto: CXO Media/Dian Rosalina

Setelah pemberitahuan pertama lima menit kemudian, LRT pun tiba dengan rangkaian 20 gerbong. Ya, memang tidak seperti Mass Rapid Transit (MRT), LRT terkesan kecil dan pintunya memang pendek. Tak hanya itu, tempat duduk yang menurut saya kurang banyak, membuat beberapa penumpang di satu gerbong lebih banyak berdiri.

Untung saja, saat itu saya berangkat siang sehingga kondisi gerbong kosong dan saya bisa duduk dengan nyaman. Tapi, saya tidak bisa membayangkan menaikiLRT saat berangkat atau pulang kantor dan juga akhir pekan, akan sepadat apa?

Suasana di Dalam Gerbong LRTSuasana di Dalam Gerbong LRT/ Foto: CXO Media/Dian Rosalina

Tak Terlalu Cepat Tapi Nyaman

Saat LRT Jabodebek yang saya tumpangi jalan, sesekali kecepatannya memang tidak teratur. Misalnya dari Stasiun Kampung Rambutan ke stasiun Taman Mini memang tak terlalu jauh, sehingga kecepatannya pun sedikit diturunkan. Belum lagi, saat mau memasuki lengkungan yang katanya salah desain, LRT benar-benar pelan. Hal ini tentu saja memperlambat jadwal kedatangan.

Selain itu, setelah Stasiun Cawang, kereta LRT juga harus berhenti sejenak untuk membiarkan kereta dari line Bekasi Timur-Dukuh Atas bergantian jalurnya. Walau hanya 2-3 menit, tapi tetap saja agak menghabiskan waktu. Barulah setelah melewati pertemuan rel tersebut, kereta LRT yang saya naiki konsisten dengan kecepatannya.

Namun sayangnya, setiap kereta berhenti di stasiun pengeremannya tidak terlalu mulus,sehingga sesekali saya juga agak kaget karena kencangnya pemberhentian kereta itu.

Tak terasa, saya pun sampai di Stasiun Pancoran yang cukup dekat dengan Tendean. Setelah turun dari stasiun LRT, saya bergegas menuju halte Transjakarta terdekat untuk naik sampai ke depan kantor. Jika dihitung-hitung waktu perjalanan saya dari Kampung Rambutan sampai ke Tendean setidaknya 45 menit.

Ya, walaupun waktu tempuhnya tidak jauh beda dengan saya menaiki motor dari rumah, namun yang membuatnya terasa berbeda adalah kenyamanan saat menggunakan LRT Jabodebek menuju kantor.

Nah bagi kamu yang tertarik untuk mencoba LRT Jabodebek, ada 2 line yang tersedia, yang pertama adalah line Bekasi Timur-Dukuh Atas yang terdiri dari 14 pemberhentian. Mulai dari Bekasi Timur, Bekasi Barat Cikunir II, Cikunir I, Jatibening, Halim (saat ini belum beroperasi), Cawang, Ciliwung, Cikoko, Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, hingga Dukuh Atas.

Sementara yang kedua, line Harjamukti-Dukuh Atas, memiliki 12 pemberhentian, mulai dari Harjamukti, Ciracas, Kampung Rambutan, Taman Mini, Cawang, Ciliwung, Cikoko, Pancoran, Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, hingga Dukuh Atas. Kalau kamu ingin pindah line, kamu bisa transit di Stasiun Cawang.

Selain itu, pemerintah pun masih memberikan diskon tarif sampai akhir September 2023. Jadi satu kali naik, kamu hanya perlu membayar Rp5.000 saja menggunakan uang elektronik, kartu Commuter Line, atau lewat e-ticket yang bisa kamu dapatkan bila membelinya lewat aplikasi KAI.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS