Insight | General Knowledge

Berpikir Dulu Sebelum Konsumsi Apa Pun Sekarang, Kenapa Ya?

Jumat, 25 Aug 2023 16:50 WIB
Berpikir Dulu Sebelum Konsumsi Apa Pun Sekarang, Kenapa Ya?
Foto: Istimewa
Jakarta -

Sekarang ini, produk apa pun yang kamu inginkan sangat mudah didapatkan. Bahkan kamu pun tidak perlu pergi ke luar negeri hanya untuk membeli sesuatu, sebab e-commerce telah menyediakan segala kebutuhan dan keinginanmu. Namun sayangnya kemudahan seperti ini justru membuat kita semakin konsumtif dan tidak memikirkan jangka panjang dari barang yang kita beli.

Jadi penting untuk memikirkan dulu sebelum membeli atau mengonsumsi apapun. Inilah yang kini dikenal sebagai conscious consumption atau konsumsi secara sadar. Ini merupakan perilaku seseorang yang tidak hanya memperhatikan nilai ekonomis dan fungsinya saja, tetapi dampak yang mungkin ditimbulkan. Baik terhadap lingkungan, kesehatan, maupun sosial.

Campaign untuk Menjaga Konsumsi Masyarakat

Latar belakang masalah ini yang membuat Danone-AQUA membuat campaign #PIKIRINDULU Conscious Consumption sejak awal tahun ini. Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan sekarang ini banyak orang mampu untuk membuat pilihan-terutama mengonsumsi sesuatu-namun sayangnya mereka tidak mengetahui atau bahkan memikirkan apa yang penting atau tidak.

"Kalau misalnya di semua produk pada dasarnya menawarkan product benefit, tapi sekarang produk bergerak jauh. Jangan lihat dari kualitas produknya saja tapi apa perilaku mereka di luar produk itu. Apakah membawa manfaat untuk lingkungan dan masyarakat. Karena konsumen salah pilih, kalau tiba-tiba produsennya merusak alam maka kita secara tidak langsung berkontribusi," kata Arif dalam konferensi pers #PIKIRINDULU Conscious Consumption, Kamis (24/8).

Meskipun tren ini semakin dikenal banyak orang, tapi tetap saja belum merata. Apalagi perilaku konsumsi yang kita kenal selama ini adalah sesuatu yang kita beli saja sesuai kebutuhan, tanpa memikirkan efek dari banyak aspek. Pendidik dan founder sekolah.mu, Najelaa Shihab mengatakan perilaku konsumsi seperti itu belum jadi budaya kita.

"Kalau kita ngomongin soal apapun dipikirin dulu, bukan cuma soal apa yang diminum dan dimakan sih, tapi dalam semua aspek kehidupan, ya harus dipikirin dulu. Terutama hal-hal sehari-hari. Jadi untuk meningkatkan awareness [soal] conscious consumption itu ngomongin pendidikan," ujar Najeela.

Selain itu, menurut pegiat pendidikan tersebut, conscious consumption itu dampaknya besar dalam lingkup sosial. Sebab di dua level yang pertama yakni untuk diri sendiri, conscious consumption dalam segala hal membuat kita jauh lebih sehat. Bukan cuma makan dan minum tapi juga soal ketenangan jiwa.

Misalnya, kamu tidak perlu pusing soal keterlibatan kerusakan lingkungan atau bumi. Dari sistem keluarga pun, kamu akan merasa lebih sehat jiwa raga sebab keputusan yang kamu ambil untuk mengonsumsi apapun sudah dipikirkan matang-matang.

Dari segi kesehatan pun, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.G.K mengatakan tubuh akan jauh lebih sehat sebab kamu sudah tahu asal usul dari produk yang dikonsumsi. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, bahkan hiburan sekalipun.

"Apalagi kita tahu untuk mencari produk yang membuat kita dan keluarga sehat dari sumber yang jelas. Kemudian, kemasannya juga kita harus tahu juga berbahan apa. Pokoknya jangan bingung, kita harus lihat dari bahan dasarnya. Mengonsumsi hal-hal yang sehat itu akan menimbulkan habit yang sehat pula," kata dr. Diana.

Sementara itu, Andien Aisyah yang sudah lama menerapkan gaya hidup sehat dalam keluarganya mengatakan conscious consumption membuatnya jauh lebih bijak dan lebih aware dengan lingkungan. Tren ini, diakui Andien sudah lama ia terapkan sehingga sudah menjadi kebiasaan baik dalam keluarganya.

Dalam memilih barang misalnya, ia sudah mempertimbangkannya sebelum membeli. Seperti apakah barang tersebut memberi dampak baik untuk kehidupannya, pada masyarakat, bahkan lingkungan.

"Kalau pun produk mereka lebih mahal, tapi sejujurnya itu nilai plus untuk aku sebab punya responsibility terhadap masyarakat. Kemudian, apakah dia punya dampak lingkungan atau tidak. Ini sebenarnya sudah aku praktikan dari sekian tahun yang lalu dan menjadi habit di keluargaku. Aku yakin sekali, itu akan membentuk kita seperti apa nantinya," ungkapnya.

Walau terkesan sulit dijalani, apalagi harus menjadi habit yang dilakukan terus-menerus, namun efek jangka panjangnya akan terasa. Bukan hanya untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, tetapi bagi bumi yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS