Insight | General Knowledge

Paylater: Sebuah Kemudahan atau Bencana?

Kamis, 10 Nov 2022 12:17 WIB
Paylater: Sebuah Kemudahan atau Bencana?
Foto: Getty Images
Jakarta -

Tidak dapat kita mungkiri bahwa generasi pada masa kini dilimpahkan sangat banyak kemudahan dalam mengakses banyak hal hanya dalam sentuhan layar kaca. Mulai dari berbelanja, pengaturan keuangan, hingga mendapatkan pinjaman demi memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Istilah paylater memang kini sangat populer di tengah kalangan milenial dan Gen Z karena sederet kepuasan instan yang bisa mereka dapatkan.

Paylater itu sendiri kini sudah disediakan oleh berbagai pihak, mulai dari e-commerce hingga bank dengan sistem kartu kredit. Para pengguna hanya tinggal melakukan transaksi seperti biasanya dan memilih sistem pembayaran paylater yang jangka waktu pembayarannya juga bisa disesuaikan dengan kemampuan, mulai dari melakukan full payment di bulan selanjutnya atau menyicil sejumlah uang yang sudah ditentukan dalam jangka waktu 3 bulan, 9 bulan, hingga 12 bulan lamanya.

Melansir M2P, lebih dari 50% konsumen Gen Z dan milenial yang merupakan tech-savvy atau paham dalam dunia teknologi di antara konsumen lainnya menikmati kenyamanan, keterjangkauan, dan kecepatan yang ditawarkan transaksi paylater dibandingkan bentuk pembayaran lainnya. Pada tahun 2020, penggunaan Buy Now Pay Later (BNPL) sebagai transaksi bernilai $87,2 miliar. Angka ini pun tumbuh sekitar 43% menjadi $125,09 miliar pada tahun 2021 dan diperkirakan akan mencapai sekitar $179,5 miliar pada tahun 2022.

Memang, wish-list seperti mendapatkan handphone terkini atau tas bermerek bisa jatuh ke dalam genggaman dengan semudah itu tanpa harus menguras rekening secara langsung. Seseorang pun tidak perlu menabung dalam waktu yang lama hanya untuk mendapatkannya karena perihal bayar membayar bisa dilakukan nanti, toh yang penting barang yang sedang ngetren kini sudah ada di tangan. Jadi, tidak perlu lagi khawatir untuk ketinggalan jaman, kan?

Namun sayangnya, di samping keuntungan dalam penggunaan paylater sejumlah kerugian pun juga mengekori di belakangnya. Mulai dari sulitnya menabung karena adanya pengeluaran tetap setiap bulan hingga jangka waktu yang ditentukan untuk membayar, perilaku konsumtif yang berbahaya untuk masa depan hingga masalah psikologis. Seseorang yang sering menggunakan paylater akan cenderung memiliki sifat impulsif yang terkait juga dengan kondisi mental seperti ADD/ADHD.

Tidak hanya itu, penyalahgunaan paylater hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya mungkin tidak dibutuhkan-butuhkan amat selain sifat impulsif juga memiliki korelasi yang signifikan dengan ketidakstabilan emosional, introversi, dan materialisme.

Bagaimana bisa penggunaan paylater dapat mengakibatkan sederet masalah psikologis? Hal ini semuanya bisa diawali dengan kesulitan untuk membayar utang paylater yang sudah disetujui sebelumnya dan dari kesulitan ini, seseorang dapat mengalami depresi berat karena kondisi finansialnya yang menjadi buruk. Jika kondisi finansial sudah buruk, kesehatan mental pun terpengaruh karena adanya tekanan dan keharusan untuk membayar sejumlah uang yang tidak dimiliki.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa penggunaan paylater memang mampu memberikan kebahagiaan instan dimana barang yang diinginkan bisa dimiliki dengan cepat tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang yang besar di muka. Meskipun demikian, penggunaan kartu kredit ataupun jenis transaksi paylater dapat merugikan setelahnya, dimana alhasil seorang pengguna memiliki pengeluaran tetap setiap bulannya dan apabila sudah menjadi suatu kebiasaan, sederet kondisi kesehatan mental pun mungkin saja dapat dialami.

Sebenarnya, sah-sah saja bagi setiap orang untuk menggunakan transaksi jenis paylater yang dapat menghilangkan keharusan untuk merogoh kocek terlalu dalam dalam satu waktu hanya untuk suatu barang, terlebih lagi apabila memang barang tersebut adalah suatu kebutuhan primer. Namun, penting juga untuk menyesuaikan kemampuan dengan mengukur seberapa banyak pemasukan dan pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya dan memperkirakan mungkin atau tidaknya untuk tetap memiliki tabungan. Jika memang dengan menggunakan paylater kamu justru tidak dapat memiliki tabungan, maka lebih baik hindari hal ini. Yang pasti, jangan sampai memaksakan diri hanya untuk gengsi semata.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS