Insight | General Knowledge

Menyorot Aksi Seksis dan Rasis di Pembukaan Jakarta International Stadium

Selasa, 19 Apr 2022 18:01 WIB
Menyorot Aksi Seksis dan Rasis di Pembukaan Jakarta International Stadium
Foto: JAKINSTADIUM, JXBOARD/INSTAGRAM
Jakarta -

Rangkaian soft opening Jakarta International Stadium (JIS), dinodai oleh aksi pelecehan seksual dan rasisme. Pada perhelatan International Youth Championship (IYC)--yang menjadi salah satu rangkaian soft opening JIS--antara Bali United U18 Vs Atletico Madrid U18, Rabu (13/4) lalu, aksi pelecehan seksual dan rasisme beberapa kali terdengar dari pinggir lapangan. Kejadian tak sepantasnya tersebut sangat disayangkan oleh banyak pihak, mengingat bahwa JIS adalah wajah baru bagi sepak bola Indonesia yang ramah, aman, dan nyaman.

Aksi pelecehan seksual berupa catcalling terjadi ketika seorang staf medis perempuan memasuki lapangan. Melalui video yang diunggah akun @addogerardo di Twitter, terdengar siulan bernada tidak pantas yang dilakukan oleh para penonton. Selain aksi pelecehan seksual, kekerasan verbal berupa rasisme juga terdengar pada pertandingan awal IYC tersebut. Kali ini, korbannya adalah pemain berkulit hitam di lapangan.

Hal yang menjadi viral di dunia maya tersebut, lantas dikritisi oleh banyak pihak. Sementara Organizing Committee IYC, menyayangkan kejadian tersebut dan menyebut bahwa mereka telah menghimbau para penonton ketika kejadian berlangsung. Melalui akun Instagram @iycindonesia, IYC selaku penyelenggara menuliskan penyesalan dan sikap mereka terhadap aksi pelecehan dan rasisme yang terjadi.

"Melalui announcer/MC pertandingan, Organizing Committee telah menghimbau para penonton untuk tidak melakukan perbuatan yang mengarah ke rasisme dan seksisme yang dapat mengganggu jalannya pertandingan," tulis @iycindonesia di Instagram. IYC juga menyatakan, untuk selanjutnya, apabila kejadian memalukan seperti pelecehan dan rasisme terulang kembali, penyelenggara akan mengambil sikap tegas, seperti halnya mengusir penonton yang terlibat atau memberhentikan pertandingan. Sementara itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta melalui Wakil Gubernur, Ahmad Riza Patria, turut mengecam kejadian ini. "Ya, tentu kita mengecam kegiatan-kegiatan yang tidak terpuji," ucap Riza seperti dilansir dari Detik.

Football For Unity

Sejatinya, Jakarta International Stadium adalah bentuk kemegahan sepak bola Indonesia yang teranyar. Bersama pembangunannya, semangat sportivitas olahraga si kulit bundar diharapkan tumbuh menjadi ruang hiburan masyarakat Jakarta yang dipenuhi gairah positif. Oleh karena itu, perilaku memalukan seperti terjadi di JIS, patut diupayakan bersama-sama agar tidak terulang kembali, sebab tidak ada ruang bagi rasisme dan seksisme di sepak bola. Terlebih khusus, pada venue semegah JIS, yang menjadi harapan baru bagi terciptanya kultur sepak bola Indonesia yang lebih baik.

FIFA sendiri, sebagai wadah terbesar sepak bola dunia, terus-menerus menggaungkan campaign "NO to RACISM!" dan "RESPECT". Yakni sebuah sikap yang mengharuskan setiap pelaku di sepak bola, mulai dari yang ada di lapangan hingga penonton, untuk tidak berlaku rasis, dan senantiasa menghormati satu sama lain. Lebih jauh lagi, di Indonesia, baru disahkannya UU TPKS yang bersejarah, sudah sepatutnya menjadikan kita semua lebih sadar akan sikap saling menghormati satu sama lain, tanpa ada tindakan yang melecehkan atau menyerang seseorang, apalagi di ruang hiburan olahraga seperti sepak bola, yang sepatutnya menyatukan kita semua.

[Gambas:Audio CXO]



(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS