Insight | General Knowledge

Food Waste: Stop Buang-Buang Makanan!

Rabu, 16 Mar 2022 20:00 WIB
Food Waste: Stop Buang-Buang Makanan!
Foto: Anna Shvets/Pexels
Jakarta -

"Makanannya harus habis, nanti nasinya nangis."
"Abisin ya makanannya, banyak orang yang kelaparan di luar sana."

Sedari kecil, kita sering mendengar perkataan-perkataan ini dari orang tua maupun asisten rumah tangga di rumah ketika kita sedang makan. Alasan-alasan di atas memang tidak sepenuhnya tepat, namun kebiasaan untuk tidak membuang-buang makanan merupakan sebuah kebiasaan yang baik dan penting untuk terus kita lakukan secara berkelanjutan.

Memangnya kenapa?

Pernah dengar mengenai food waste (sampah makanan)? Menurut Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO), food waste merupakan makanan yang dapat dikonsumsi manusia tetapi tidak dikonsumsi dan dibuang dengan alasan-alasan tertentu. Bagian yang terbuang di tingkat konsumen atau pengecer disebut sebagai food waste. Food waste ini merupakan dampak dari kita tidak menghabiskan makanan. Indonesia menghasilkan 13 juta ton sampah makanan tiap tahunnya. Sampah makanan ini paling banyak datang dari industri hospitality akibat penyediaan makanan yang berlebihan di sana. Makanan berlebih ini datang dari berbagai tempat seperti catering, bakery, hotel, maupun restoran.

Hal ini semakin ironis jika melihat fakta hasil penelitian The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, di mana Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbanyak di dunia. Sementara pada 2021, penduduk Indonesia yang masih mengalami kekurangan pangan berjumlah 8,34 persen. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020 pun menyatakan bahwa jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat Indonesia adalah sampah makanan.

Jadi, sebenarnya apa akibat dari kita membuang-buang makanan?

Kita akan mengalami kerugian dari aspek ekonomi dan lingkungan. Pertama, food waste yang dihasilkan akan merugikan dari segi ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan World Resources Institute dan Waste for Change, rata-rata orang Indonesia kehilangan atau membuang sekitar 115-184 kilogram makanan per kapita per tahun. Hal ini juga berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Berdasarkan hasil studi ini, diperkirakan bahwa rantai pasokan makanan yang tidak efisien dan pemborosan dalam konsumsi makanan akan berakibat pada hilangnya empat sampai lima persen dari produk domestik bruto (PDB) atau Rp 213-551 triliun per tahun. Jumlah ini setara dengan memberi makan 61 juta hingga 125 juta orang.

Food waste berdampak buruk juga bagi lingkungan. Dilansir dari Zero Waste Indonesia, sampah makanan akan berakhir di TPA, dan tumpukan tersebut menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Kontributor terbesar merupakan tahap konsumsi. Lapisan ozon akan berpotensi rusak bila gas-gas ini terbawa ke atmosfer. Seperti kita ketahui, lapisan ozon memiliki fungsi untuk mengatur dan menjaga kestabilan suhu bumi. Jika kestabilan suhu ini terganggu, pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut akibat dari mencairnya es di bumi sulit dihindari. Hal ini juga dapat melemahkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi rumah kaca pada tahun 2030.

Terus, bagaimana caranya mulai mengurangi sampah makanan?

Untuk membantu mengurangi food waste, kita dapat mulai melakukannya dari rumah. Hindari sampah makanan sejak awal. Kita bisa membuat meal preparation untuk beberapa hari ke depan agar kita tahu takaran makanan kita sehingga tidak berlebihan dalam membeli makanan. Dibandingkan belanja dalam skala besar, belanja dalam skala yang lebih sedikit tapi lebih sering akan menghindari potensi food waste. Kita harus memastikan bahwa kita mengkonsumsi makanan yang kita beli.

Kedua, kita dapat mendonasikan makanan berlebih yang layak kepada tetangga, keluarga, maupun orang yang membutuhkan. Jika makanan berlebih tersebut ada dalam jumlah besar, kita bisa menghubungi bank makanan yang ada di sekitar kita. Lalu jadikan makanan sisa yang sudah tidak layak sebagai pakan ternak atau bisa juga dijadikan biogas untuk yang berskala industri.

Jadi ingat pesan orang tua kita dulu, hargai setiap makanan yang tersaji. Membuang-buang makanan berdampak buruk untuk ketahanan pangan dan tidak berkelanjutan untuk bumi, merugikan perekonomian, serta membuang banyak sumber daya yang berharga.

[Gambas:Audio CXO]



(SAS/HAL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS