Insight | General Knowledge

Mencari Kepuasan Batin Di Balik Kata Staycation

Rabu, 26 Jan 2022 12:59 WIB
Mencari Kepuasan Batin Di Balik Kata Staycation
Foto: PEXELS ROBERTO
Jakarta -

Masa-masa pandemi seperti sekarang yang membatasi gerak-gerik masyarakat untuk bepergian, menjadikan staycation sebagai alternatif untuk pilihan berlibur yang baru. Bahkan staycation sendiri disambut baik dan disarankan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai tren positif alternatif liburan yang baru. Staycation juga dianggap sebagai alternatif liburan yang aman karena dapat dilakukan dalam rombongan kecil dan terjaga, dan tidak menggunakan transportasi umum yang besar. Namun, tetap menghasilkan pengalaman yang berbeda, yang merupakan esensi dari liburan.

Budget yang terjangkau dan waktu liburan yang terbatas menjadi salah satu alasan mengapa konsep staycation sangat populer. Awalnya, konsep staycation lahir pada saat krisis ekonomi tahun 2008 di Amerika Serikat. Karena itu, banyak rumah tangga yang terpaksa membatasi pengeluaran mereka, termasuk membatasi anggaran liburan mereka. Kekurangan uang untuk bepergian ke luar negeri adalah asal mula mengapa banyak orang mulai menemukan hal-hal menarik di lingkungan terdekat mereka.

Di Amerika Serikat sendiri, arti dari staycation sedikit berbeda dibandingkan dengan di Indonesia. Kalau di Amerika sana, staycation merupakan cara untuk berlibur sambil meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan. Stay atau tinggal menjadi cara ekologis untuk menghabiskan vacation atau liburan karena identik dengan polusi yang lebih sedikit, menghemat uang, dan tidak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan seperti yang banyak terjadi di kawasan wisata populer.

Sedangkan kalau di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Bandung, staycation populer sebagai liburan yang dilakukan dengan cara tinggal atau menetap di suatu tempat seperti hotel, apartment, atau villa, yang terletak tidak jauh dari rumah atau masih di kota yang sama. Aktivitas ini kerap dikaitkan dengan dua alasan, yaitu terbatasnya waktu untuk liburan, dan sebagai obat jenuh yang bisa dilakukan kapan saja.

Blind Date Berkedok Staycation

Menurut data dari lembaga non-profit AARP, hampir setengah dari generasi milenial sebanyak 49 persen memiliki rencana liburan domestik, entah itu liburan dengan keluarga, liburan musim panas, atau hanya sekedar staycation dan melakukan liburan singkat di akhir pekan tanpa harus bepergian ke tempat jauh.

Fenomena staycation yang tren di kalangan milenial sendiri sudah mulai bergeser ke arah hookup culture, salah satunya adalah blind date. Banyak milenial yang mencari kepuasan batin dengan menggunakan iming-iming staycation. Salah satunya dari aplikasi anonymous seperti Whisper.

Saya sempat mewawancarai salah satu teman lama Saya yang enggan disebutkan namanya, yang sering mencari 'kepuasan batin' melalui aplikasi tersebut. "Emang banyak sih yang main Whisper nyari 'temen' buat staycation, cuma ujung-ujungnya ya lo tau lah, seks bebas." Dari penelusuran saya sendiri di aplikasi anonymous tersebut, memang banyak generasi milenial yang mencari 'teman' untuk staycation, tapi sembari berharap lebih.

Teman lama saya tersebut bisa dibilang sering untuk melakukan staycation, dalam sebulan minimal dua sampai tiga kali melakukan staycation. Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali staycation jumlahnya bervariasi. "Bisa 600 ribu sampai sejuta," katanya. Jika dikalikan dalam setahun, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai hampir Rp 15 juta. Mencari kepuasan batin di balik kata staycation menurutnya wajar dia lakukan, apalagi di masa pandemi seperti ini yang membuat mobilitasnya untuk berlibur keluar kota sangat terbatas. Selain karena lelah dengan segala problematika kehidupan yang ada, teman lama saya juga lebih terpacu ketika berkenalan dengan orang baru.

Benarkah Staycation Dijadikan Sarana Untuk Mencari Kepuasan Batin?

Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. Semua tergantung konteksnya seperti apa. Mencari kepuasan batin sendiri tidak melulu soal seks. Ada juga orang yang melakukan staycation karena lelah dengan pekerjaan dan butuh refreshing di kala weekend sebelum menyambut hari Senin yang baru, seperti narasumber saya yang kedua, Mega. "Gue biasanya staycation dari hari Jumat pas pulang kerja sampai minggu siang. Itu udah cukup buat nge-recharge badan gue karena stress sama kerjaan," kata Mega.

Pada dasarnya, staycation hampir serupa dengan liburan biasa. Wisatawan bisa refreshing dan menyegarkan pikiran sambil mencoba hal baru. Walaupun hanya melakukan staycation di hotel-hotel yang terletak di kota domisili, wisatawan bisa explore spot kuliner unik yang sebelumnya belum pernah dikunjungi, memanjakan diri dengan perawatan kecantikan, atau mengikuti kegiatan lain dan walking tour keliling kota.

Ketika sedang staycation, ubahlah cara pandang kamu terhadap kota kamu sendiri. Dan nikmati momen-momen menjadi turis di kota sendiri.

[Gambas:Audio CXO]



(PUA/MEL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS