Insight | Business & Career

Cara Terbaik Hadapi Duka Jobless setelah di PHK Perusahaan

Kamis, 09 Oct 2025 17:30 WIB
Cara Terbaik Hadapi Duka Jobless setelah di PHK Perusahaan
Ilustrasi sedih karena di PHK. Foto: Pexels
Jakarta -

Menerima status jobless atau pengangguran memang sulit. Bayangkan bila keseharianmu untuk siap-siap berangkat ke kantor berganti menjadi membuka situs lowongan kerja, belum lagi media sosial yang seakan terasa tidak menyenangkan lagi setelah melihat story teman-teman yang tertawa akrab dengan rekan kerjanya.

Selamat, ini baru permulaan untukmu menerima bahwa semuanya berbeda. Kebiasaan untuk bisa melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasanmu sebelumnya itu ternyata jauh lebih baik. Rasanya memang sulit, jika boleh membandingkan mungkin kurang lebih sama ketika masih aktif mencari pekerjaan selepas lulus kuliah.

.Ilustrasi di PHK/ Foto: Freepik

Kena PHK adalah Suatu Hal yang di Luar Kendali

Baik dulu maupun sekarang, kita terbiasa untuk bisa bergantung terhadap pekerjaan yang menyebalkan namun pada akhir atau awal bulan membuat kita tersenyum sebab notifikasi gajian. Siklus yang berulang, dan kamu dihadapkan pada pilihan apakah mau terus lanjut atau berhenti di sana.

Berbeda dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kita tidak punya kendali atas ini, sesuatu yang tidak berkaitan sama sekali terhadap pekerjaan kita. Alasan terbesarnya karena penurunan permintaan atau demand perusahaan, sampai kondisi ekonomi yang menjepit, dan mengharuskan perusahaan terpaksa melakukan PHK.

Berdasarkan data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2025 saja, terdapat 7,28 juta jiwa atau setara dengan 4,76% dari angkatan kerja nasional. Angka yang dinilai tinggi untuk ASEAN pada periode tersebut, diikuti oleh Brunei Darussalam dengan 4,7% dan Filipina senilai 3,7%.

Meski di atas kertas tingkat inflasi ekonomi meningkat 2,65% pada September 2025, naik dari 2,31% pada Agustus, dan mencapai level tertinggi sejak Mei 2024. Namun adanya inflasi secara tidak langsung dapat memengaruhi sulitnya mendapat pekerjaan melalui penurunan daya beli masyarakat yang mengakibatkan ekonomi yang tidak pasti.

Kita tentu paham bahwa sulit sekali mencari pekerjaan di tengah gelombang PHK yang terjadi di mana-mana. Menjawab kekhawatiran itu kita perlu sadar bahwa untuk menjadi berbeda, dan memiliki kualifikasi yang mumpuni harus dibarengi oleh tekad yang kuat. Lumrahnya penolakan yang kita terima menjadikan kita terus mencoba mendapatkan pekerjaan.

Seperti yang kita tahu, dari sektor e-commerce saja setidaknya ada 420 karyawan yang terdampak di Tokopedia dalam 2 bulan terakhir, berbeda dengan Shopee yang telah melakukan pengurangan karyawan pada tahun 2022. Hal ini disinyalir menjadi penguat bahwa Indonesia   sekalipun memiliki data inflasi yang meningkat dibanding tahun sebelumnya   tetap perlu meningkatkan kualitas ekonomi yang merata untuk menghindari imbas pekerja-pekerja yang mungkin tinggal menunggu waktu untuk mengalami hal serupa, yaitu PHK.

.Ilustrasi sedih karena di PHK./ Foto: Pexels

5 Stage of Grief Ketika di-PHK

Bisa dimulai dari hal yang sederhana. Menyadari bahwa sekarang keadaan telah berubah, satu hari buruk bukan berarti hari indah tidak dapat diraih, ini bukan akhir dari segalanya. Memang sulit. Bukan hal yang mudah memang, bila direaksikan dalam Five Stage of Grief.

Normal bila kamu merasakan Denial atau penolakan terhadap situasi yang ada. Suatu saat kamu bergumam dalam hati "Ah enggak! Pasti perusahaan akan panggil aku lagi nanti". Perusahaan bisa memberhentikanmu kapan saja, itu benar adanya.

Sebuah keniscayaan bila kita menggantungkan diri, menjalani kehidupan sehari-hari, dan pergi ke tempat-tempat menarik dengan gaji bulanan yang kita terima. Menerima itu memang tidak mudah, perasaan bahwa sulit menerima kejadian adalah fase normal awal yang perlu kita terima.

Selanjutnya Anger atau kemarahan, keadaan emosi yang meningkat, respons dari kesedihan yang kamu alami sedangkan pada fase selanjutnya Bargaining atau menawar, kamu menegosiasikan permasalahan itu menjadi suatu solusi yang kamu ciptakan pada pikiranmu sendiri untuk membuat situasi menjadi seakan baik-baik saja.

Kamu lagi-lagi membuat pemikiran seperti "Pada pekerjaan berikutnya, aku pasti akan melakukan hal-hal lebih baik, lebih detail lagi". Sehingga kamu menuju pada dua fase penting dalam menghadapi duka ini adalah Depression dan Acceptance.

Pada saat mengalami depresi, perasaanmu mungkin terasa porak-poranda. Kehilangan pekerjaan ini bisa membuatmu khawatir akan masa depan, melupakan bahwa sebenarnya ini hanya sebuah fase dalam kehidupan, layaknya kesulitan-kesulitan lain yang dapat kamu selesaikan sebelumnya. Sampai akhirnya kamu dapat menerima bahwa masih banyak kesempatan yang ada di depan mata.

Sesudah lega dan menerima, kamu bisa memulai kembali hari-hari sebagai Jobseeker, mencari pekerjaan mana yang cocok untukmu. Persiapan yang tepat, kamu bisa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Dilansir laman Indeed, berikut 5 tips berikut agar proses mencari kerja jadi lebih lancar:

.Ilustrasi mencari kerja./ Foto: Freepik

1. Perbarui Skill Sesuai Tren

Di era digital ini, teknologi dan kebutuhan industri berkembang cepat. Menguasai skill terbaru yang sesuai dengan kebutuhan pasar bisa meningkatkan peluangmu di dunia kerja. Mulai dari kemampuan dasar seperti Microsoft Office hingga skill spesifik seperti coding atau data analysist. Pastikan kamu selalu up-to-date dan relevan dengan mengikuti kursus online atau pelatihan bisa menjadi cara efektif untuk mengasah keterampilan ini.

2. Perkuat Profil LinkedIn dan Portofolio

LinkedIn kini menjadi platform penting bagi para perekrut dalam mencari kandidat. Buat profil yang profesional dan menarik, serta pastikan informasi di dalamnya mencakup pengalaman, skill, dan prestasimu. Jika kamu punya hasil kerja yang bisa dipamerkan, susun portofolio yang rapi agar perekrut lebih mudah menilai keahlianmu. Portofolio ini bisa menjadi nilai tambah yang menunjukkan kamu serius dalam bidangmu.

3. Perluas Networking

Membangun koneksi bisa membuka kesempatan yang mungkin tidak bisa kamu temukan melalui iklan lowongan kerja. Cobalah untuk hadir di acara seminar, workshop, atau komunitas di bidang karier yang kamu minati. Bertemu dengan orang-orang di industri tersebut bisa memberikan kamu wawasan, rekomendasi, atau bahkan referensi untuk peluang kerja baru.

4. Persiapkan Diri untuk Proses Seleksi yang Panjang

Banyak perusahaan kini menerapkan proses seleksi multi-tahap yang memakan waktu. Maka, penting untuk menyiapkan fisik dan mental agar kamu bisa tetap fokus dalam setiap tahapnya. Gunakan waktu antara tes atau wawancara untuk mempelajari lebih dalam tentang perusahaan atau melakukan persiapan agar semakin percaya diri.

5. Jangan Ragu Memanfaatkan Platform Pencarian Kerja

Platform pencarian kerja seperti Dealls, LinkedIn, JobStreet, dan platform lainnya bisa memudahkanmu menemukan lowongan yang sesuai dengan minat dan skill-mu. Banyak platform juga menawarkan fitur yang membantu kamu memfilter jenis pekerjaan, lokasi, bahkan perusahaan favoritmu. Jadi, maksimalkan penggunaannya untuk memperluas kesempatanmu!
Pada akhirnya, hanya kamu yang bisa memilih. Pilih terus menyerah atau melangkah ke arah yang jauh lebih baik?



Penulis: Muhammad Ridho Fachrezi
Editor: Dian Rosalina


*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS