Setelah sukses pada rangkaian acara hari pertama, Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 kembali hadir menemani pengunjung dengan Bincang Karya, Ruang Karya, Temu Karya, dan tidak ketinggalan Panggung Karya yang menampilkan Ghea Indrawari dan d'Masiv. Acara yang dibuka secara umum ini telah dipadati pengunjung sejak pagi hari untuk memasuki gedung Exhibition Hall SMESCO, Sabtu (23/08).
Keseruan demi keseruan tersaji, mulai dari Ruang Karya oleh Irene Surosoputra sebagai Founder dari Cokelatin Signature, yang menampilkan insight menarik tentang cerita sebuah brand dapat membantu kita menemukan pasar maupun menggaet mitra. Selain itu, lengkap menampilkan Temu Karya, Pasar Karya, maupun Bincang Karya.
Pada hari kedua ini, beberapa narasumber turut hadir meramaikan seperti Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, yang menampilkan insight-insight menarik soal pentingnya melakukan riset untuk kemajuan pendidikan dan sumber daya, ditutup oleh Kiki Aulia Ucup selaku Pendiri Pestapora yang berbicara tentang Panggung Kreatif dalam kaitannya dengan menghidupkan ekonomi lokal.
Mau tau cerita lengkapnya? Yuk simak di bawah ini.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Stella Christie, sedang memaparkan materinya./ Foto: CXO Media |
Cerita Melahirkan Ide dan Kreativitas
Sesi Bincang Karya ini dibuka oleh Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dengan sajian data persentase ekonomi AS yang dihasilkan oleh perusahaan dan inovasi yang berasal dari penelitian di Universitas Stanford, diharapkan dari data tersebut lahir peluang Indonesia tentang pemikiran atau produk baru oleh riset-riset yang dilakukan universitas di seluruh penjuru negeri.
"Untuk melahirkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan riset mendalam, itu yang Kemendikbudristek kerjakan," ujar Stella Christie.
Dalam 10 bulan menjabat, Stella Christie sudah mengunjungi 34 Universitas dalam 17 Provinsi di Indonesia untuk belajar mendengarkan apa yang sudah dilakukan universitas, dalam hal ini untuk meningkatkan produk-produk kekayaan alam yang bisa diteliti seperti mengubah rumput laut menjadi bensin, memanfaatkan daun nilam, maupun mengubah sampah tulang ikan tuna menjadi kolagen yang bernilai tinggi.
Di akhir pemaparannya, Stella mengajak untuk kita mengubah persepsi sosial bahwa riset itu bukan hal yang sia-sia dan bukan hanya alternatif sebab bisa jadi motor pertumbuhan ekonomi bangsa, melibatkan masyarakat dalam proses perubahannya seperti yang dilakukan untuk meneliti rumput laut di Mataram, berkolaborasi pula dengan Kemdiktisaintek, Universitas Mataram, UC Berkeley, Bijing Genomics Institute dan APINDO.
Dilanjutkan oleh Angga Dwimas Sasongko (Founder & CEO, Visinema) yang bercerita tentang kendala yang dialami selama pandemi dari sudut pandang pelaku seni.
"Yang bertahan bukan yang kuat, tapi yang bertahan Ia yang siap," kata Angga.
Garis start yang sama buat Angga semakin menyadari pentingnya menerapkan inovasi untuk dapat bersaing, dengan mengambil risiko dibarengi kalkulasi yang tepat, eksekusi ide keren maupun jadi game changer untuk melakukan perubahan dan kreativitas. Bukti konkret Angga membawa Visinema menjadi salah satu pemain kelas atas di industri kreatif film memang tidak main-main, yakni dengan film-film yang familiar kita dengar seperti Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI), Filosofi Kopi, dan teranyar film animasi Jumbo.
"Sebab kegagalan melatih kita untuk memiliki insting di kemudian hari," tambah Angga.
Pembawa acara Podcast 'endgame', Gita Wirjawan dengan Presiden Direktur PT HM Sampoerna, Ivan Cahyadi./ Foto: CXO Media |
Live Podcast endgame: Menanam Nilai, Memupuk Kreativitas, Memetik Inovasi
Berbeda dengan sesi Bincang Karya sebelumnya, untuk ini Live Podcast 'endgame' bersama Gita Wirjawan dan Ivan Cahyadi (Presiden Direktur PT HM. Sampoerna Tbk). Dengan tema
"Menanam Nilai, Memupuk Kreativitas, Memetik Inovasi". Ketika ditanya value yang dimiliki PT Sampoerna dalam menjalani kegiatan bisnis, Ivan menjawabkan pentingnya juga memiliki dampak untuk masyarakat luas.
"Pilar pertama adalah melakukan inovasi, dan kedua perusahaan harus memiliki itikad baik dengan stakeholders, karyawan, dan lain-lain," ungkap Ivan Cahyadi.
Kilas balik waktu ketika berawal dari usaha rokok kecil-kecilan di timur pulau jawa, Surabaya. PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk bertahan sampai detik ini merupakan sejarah yang panjang. Inovasi yang dilahirkan juga tidak akan pernah berhenti meskipun sudah berusia ratusan tahun.
"Everyday in Sampoerna is a day one" tambahnya.
Kehadiran Sampoerna bukan hanya untuk karyawan atau orang yang terlibat di dalam saja, menurutnya penting untuk bisa berdampak bagi semua dengan program pemberdayaan petani atau yang biasa dikenal Sistem Produksi Terpadu (SPT), mengembangkan ekonomi melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) yang membantu toko kelontong dalam meningkatkan penjualan dan kesejahteraan, maupun program beasiswa dan pendidikannya melalui Sampoerna Foundation.
Tantangan UMKM dan Industri Kreatif di Masa Depan
Sesi selanjutnya dilengkapi pembahasan bisnis yang dibawakan Arsjad Rasjid (Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council) dengan tema "Bisnis Bukan Tujuan, Tapi Jalan untuk Membawa Perubahan". Menurut data yang diterbitkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, terdapat 64 juta UMKM di Indonesia yang menghasilkan 61% PDB Indonesia dengan 97% tenaga kerja yang ada. Bisa diartikan bahwa UMKM di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.
Tentu tidak mudah, sebab tantangan seperti digitalisasi yang belum merata, akses modal, dan perubahan pasar. Menerapkan Sociopreneurship atau biasa disebut Kewirausahaan Sosial, melibatkan profit dan social impact melahirkan hasil nyata yakni Muhammadiyah yang berhasil mengelola ribuan unit bisnis sosial di Indonesia.
Co-founder & Director Sun Eater Group, Kukuh Rizal tenga menjawab pertanyaan tentang industri kreatif./ Foto: CXO Media |
Dalam perbincangan dengan tema "Panggung Kreatif, Hidupkan Ekonomi Lokal" muncul sebuah pertanyaan-pertanyaan bisakah sebuah karya menjadi alat kreativitas ekonomi? Dari sudut pandang masing-masing di industri kreatif, Kiki Aulia Ucup (Pendiri Pestapora), Kukuh Rizal (CO-Founder & Director Sun Eater Group), dan Saleh Husein (Musisi The Adams dan White Shoes & The Couples Company) membagikan pengalamannya.
Dari pengalaman handle festival Pestapora, Ucup menyampaikan bahwa penting untuk melibatkan sekitar. "Harus timbul kreativitas, dari tiap festival Pestapora, kami selalu melibatkan ekosistem yang ada di dalamnya," kata Ucup.
"Dengan bikin grand design, untuk melibatkan mereka, fasilitasin mereka, terlihat konsorsium dan sense of belonging-nya," tambahnya. Namun, seringkali tantangan muncul lewat beberapa pihak stakeholders yang terkait, untuk menghindari hal itu Kukuh berpendapat bahwa penting untuk memahami satu sama lain.
"Dibutuhkan peran aktif dari pemerintah terkait perizinan, swasta yang harus terbuka dengan ide-ide bersama komunitas, begitupun komunitas yang harus open dengan kepentingan bisnis dan ruang-ruang untuk tumbuh" ujar Kukuh Rizal.
Ghea Indrawari dan d'Masiv Meramaikan Panggung di Penghujung Acara
Setelah puas menyerap ilmu dari expert untuk kita belajar bersama dalam Pesta Rakyat untuk Indonesia tahun ini, tidak lengkap bila tidak menikmati acara musik yang ada. Dalam hari kedua ini menampilkan Ghea Indrawari lewat tembang lagu Untuk Jiwa Bersedih-nya, dan d'Masiv bersama alunan-alunan musik yang membuat pengunjung bernyanyi.
Ghea Indrawari menjadi salah satu penampil di Panggung Karya Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025./ Foto: CXO Media |
Disambut meriah oleh Ghea Indrawari yang membawakan lagu beat yang membawa semangat seperti Bucketlist, Manusia Paling Bahagia, sampai dibawa galau oleh lagu-lagu seperti Terima Kasih Sudah Bertahan, sampai Jiwa yang Bersedih.
Malam semakin larut, tidak dengan pengunjung yang memadati gedung Exhibition Smesco yang makin meramaikan puncak acara ini, dilengkapi doorprize untuk pengunjung membawa pulang hadiah-hadiah menarik. Sampai akhirnya yang juga ditunggu-ditunggu, d'Masiv tampil ke panggung.
Lagu-lagu yang tentu sudah tidak asing lagi untuk kita semua, membawakan tembang Jangan Menyerah, Natural sampai Pergilah Kasih. Setelah penampilan musik yang mewarnai event Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 yang sukses menutup acara dengan meriah. Khususnya oleh perjalanan Sampoerna selama 112 tahun, sumbangsih untuk Indonesia melalui program-program kemasyarakatan yang berdampak untuk semua.
Lewat Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 yang berlangsung selama dua hari pada hari Jum'at (22/08) dan (23/08). Diharapkan semangat juang kemerdekaan terus terpancar, dengan Sampoerna untuk terus berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional demi membangun SDM yang unggul untuk Indonesia di masa depan.
Penulis/Reporter: Muhammad Ridho Fachrezi
(ktr/DIR)
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Stella Christie, sedang memaparkan materinya./ Foto: CXO Media
Pembawa acara Podcast 'endgame', Gita Wirjawan dengan Presiden Direktur PT HM Sampoerna, Ivan Cahyadi./ Foto: CXO Media
Co-founder & Director Sun Eater Group, Kukuh Rizal tenga menjawab pertanyaan tentang industri kreatif./ Foto: CXO Media
Ghea Indrawari menjadi salah satu penampil di Panggung Karya Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025./ Foto: CXO Media