Insight | Business & Career

Tips Melindungi Karier dari Perdramaan di Kantor

Rabu, 23 Jul 2025 17:30 WIB
Tips Melindungi Karier dari Perdramaan di Kantor
Ilustrasi Drama di Kantor/Foto: Instagram/TheOffice
Jakarta -

Lingkungan kantor, yang seharusnya menjadi ranah profesional, nyatanya tidak bisa lepas dari drama. Entah perseteruan dengan sesama kolega, atasan, pekerjaan yang membebani, dan masih banyak 'judul' drama lainnya. Tampaknya setiap perusahaan selalu bertakdir dengan drama-drama yang merepotkan, tidak terkecuali sebuah start-up yang jumlah karyawannya bisa dihitung dengan jari.

Bagi kamu yang baru terjun di dunia karier, dan terlanjur diberi cap: 'anak kemarin sore', intrik perdramaan bisa jadi tantangan yang intimidatif. Sebab, selain merasa asing dengan drama-drama yang intens ketika mengeyam pendidikan di dunia kampus, kamu pasti hanya ingin melakukan pekerjaan dengan baik, mendapatkan pelajaran berharga dari senior, dan mengejar jenjang karir yang gemilang.

Tak bisa dimungkiri, pekerja yang terbilang baru—mau tidak mau—juga harus menyesuaikan diri dengan perdramaan di kantor, meskipun budaya nirfaedah ini sebenarnya tidak baik untuk karier. Faktanya, studi Harvard Business School tahun 2015 silam menunjukkan kalau: pekerjaan satu orang yang tidak sehat saja bisa merugikan perusahaan sebesar USD 12.489 atau sekitar Rp200 juta rupiah per tahun yang berdampak buruk pada sumber daya anggota tim lainnya.

Lantas, bagaimana cara biar terhindar dari perdramaan yang menyesatkan ini?

Cara Menyelamatkan Kariermu dari Drama

Sebagai lulusan baru, atau pekerja level pemula yang tengah menyiasati jalan karier dan lelah dengan drama kantor, ada cara yang bisa kamu lakukan biar kamu tidak terjebak dengan perselisihan yang ada di kantor. Mengutip Forbes, berikut adalah beberapa tips yang bisa menyelamatkanmu: 

  1. Fokus dengan Apa yang Bisa Kamu Lakukan
    Ketika ada perselisihan di kantor, kamu mungkin merasa tidak berdaya. Tapi kuncinya adalah fokus pada apa yang bisa kamu lakukan, misalnya mengendalikan perilaku, sikap, dan pekerjaanmu. Kamu tidak harus ikut andil untuk menyelesaikan masalah rekan kerjamu yang berseteru.

    Kamu juga tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki hubungan mereka dan tidak perlu merasa bersalah karena tidak turut campur. Kamu bisa tetap profesional dan ramah dalam berinteraksi dengan semua orang. Usahakan kamu tidak berpihak kepada salah satunya, walaupun kamu dekat dengan salah satu dari mereka.
  2. Hindari Ikut Terseret
    Memang sih, kamu tidak punya andil untuk membuat rekan kerjamu tetap diam ketika sedang curhat tentang masalah perseteruannya. Kamu juga mungkin merasa jadi teman baik dengan mendengarkan dan menyetujuinya. Tapi ini justru jadi bumerang.

    Kalau kamu ikutan, bisa saja kamu dianggap jadi bagian dari tukang gosip atau memihak. Inilah awal dari rusaknya reputasimu. Intinya tetapkan batasan, tapi sadari kalau kamu tidak bisa menghindari drama. Jika seseorang mencoba menyeret kamu dalam konflik, seperti meminta persetujuanmu, menyindir rekan kerja lain, atau melampiaskan kekesalan masalah yang sama, alihkan pembicaraannya.

    Seiring berjalannya waktu, orang-orang akan belajar kalau kamu bukan orang yang bisa didatangi untuk melampiaskan kekesalan dan kamu akan menjaga ruangmu dari hal-hal negatif.
  3. Temukan Momen Kecil yang Menyenangkan
    Saat suasana hatimu terasa tegang, penting untuk mengidentifikasi hal-hal yang membuat kamu bahagia. Misalnya berjalan sebentar saat istirahat, merayakan kemenangan kecil dari proyekmu, dan apapun yang membuat kamu senang.

    Pekerjaan bisa terasa berat jika orang-orang di sekitarmu bersikap negatif. Jadi temukan hal positif, walau kecil sekalipun, setiap hari bisa mengingatkanmu kenapa kamu ada di sana dan membuatmu tetap rendah hati.
  4. Memperkuat Hubungan
    Tidak semua orang di tempat kerja terlibat dalam ketegangan dan tidak ingin terlibat di dalamnya. Carilah rekan kerja yang bisa kamu ajak membangun hubungan positif dan kolaboratif-baik di kantor maupun work from anywhere.

    Jaringan rekan kerja dan mentor yang bisa kamu mintai nasihat, dukungan, atau bahkan mendiskusikan rencana akhir pekan bisa membantu menyeimbangkan kenegatifan. Hubungan ini juga bsia mengingatkanmu bahwa budaya tempat kerja itu tidak hanya ditentukan oleh satu kelompok yang bermasalah.
  5. Berkomunikasi dengan Atasan
    Kalau perseteruan terus terjadi antar rekan kerja sampai mempengaruhi kemampuanmu dalam bekerja, lebih baik komunikasikan dengan atasanmu. Tapi bersiaplah kalau ketegangan tersebut mungkin tidak hilang hanya dengan satu obrolan.

    Atasan kamu mungkin perlu melibatkan sumber daya manusia dalam diskusi tersebut. Ingatlah untuk tetap fokus pada dampaknya terhadap pekerjaanmu, bukan pada kepribadian yang terlibat. Meminta bantuan tidak sama dengan mengeluh ya. Ingat ini semua demi kebaikan bersama, terutama pekerjaanmu.
  6. Fokus pada Masa Depan
    Ingatlah kalau kamu bekerja untuk belajar, berkembang, dan mendapatkan pengalaman yang akan membantu kamu fokus pada karier dan menghindari stres yang tidak perlu dalam hidup. Meskipun bekerja di lingkungan yang menegangkan bisa membuat frustasi, kamu juga akan memperoleh keterampilan manajemen tingkat lanjut, mempelajari dinamika tim, membangun ketahanan, dan berfokus pada hal-hal yang penting.

    Intinya, kamu sedang membangun reputasi profesional, mengembangkan kemampuan, dan membentuk jalur kariermu. Jangan biarkan konflik membatasimu dan temukan kebahagiaan dalam pekerjaan yang kamu jalani.
(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS