Insight | Business & Career

'Kutu Loncat' di Dunia Kerja: Benar atau Salah?

Kamis, 03 Nov 2022 19:00 WIB
'Kutu Loncat' di Dunia Kerja: Benar atau Salah?
Foto: Pexels
Jakarta -

'Kutu loncat' adalah istilah yang sering digunakan di dunia kerja atas suatu tindakan berpindah-pindah kantor atau pekerjaan dalam jangka waktu pendek. Banyak orang yang menilai seorang karyawan dengan riwayat pindah-pindah kantor merupakan suatu red flag atau harus diwaspadai. Namun dari sisi si karyawan itu sendiri, tentu saja ada alasan yang mendasari keputusannya untuk menjadi kutu loncat. Jika dilihat lebih dalam, apakah keputusan menjadi 'kutu loncat' itu benar atau salah? Saya membahas persoalan ini secara mendalam melalui penjelasan di bawah ini.

Kutu Loncat yang Sering Dihakimi

Bekerja sebagai karyawan menjadi salah satu cara terbaik dan dinilai tepat untuk menjalani kehidupan sebagai orang dewasa. Ada berbagai jabatan serta perusahaan yang tersedia pada hari ini. Pintu karier sangat besar sehingga membuat banyak orang tergiur untuk pindah kerja ke tempat lain. Namun ada istilah yang terkesan menghakimi bagi orang yang suka pindah-pindah kerja, yaitu kutu loncat.

Istilah ini menggambarkan bagaimana hewan tersebut sering loncat ke tempat yang berbeda dalam jangka waktu cepat. Hal itulah yang dilihat oleh orang lain saat ada karyawan yang sering pindah kerja. Sayangnya, istilah kutu loncat memiliki nilai penghakiman yang cukup kuat. Bahkan, saat ada orang yang disebut 'kutu loncat', maka cap negatif mau tidak mau harus diterimanya.

Penghakiman terhadap orang yang sudah dicap sebagai 'kutu loncat' tidak cuma diberikan oleh perusahaan di tempat dia bekerja saat itu. Perusahaan selanjutnya yang berencana menerima dia pun akan memberikan penghakiman yang sama. Inilah yang menjadi sisi problematik dari pemberian label 'kutu loncat'. Padahal pasti ada alasan mengapa pindah-pindah pekerjaan telah dia lakukan selama ini. Ditambah lagi, setiap orang memiliki penilaian tersendiri perihal kutu loncat.

Benar atau Salah?

Melihat bagaimana 'kutu loncat' lebih sering dicap negatif dan problematik, ada beberapa alasan seseorang memutuskan untuk pindah-pindah pekerjaan dalam jangka waktu yang pendek.

1. Tidak cocok dengan lingkungan kantor
Bekerja di sebuah kantor membuat kita harus beradaptasi dengan lingkungan di dalamnya. Baik dengan teman-teman satu kantor, serta harus bisa masuk ke dalam budaya kantor tersebut. Namun ada masa di mana usaha sekeras apapun untuk mencocokkan diri dengan lingkungan kantor tidak memberikan hasil positif. Akhirnya, resign adalah jalan terakhir.

2. Dapat tawaran dari kantor lain
Benar sekali, saat baru sebentar bekerja di kantor baru, terkadang ada saja tawaran pekerjaan dari kantor lain. Hal seperti ini dapat menimbulkan kebimbangan dari karyawan itu sendiri. Apakah pindah atau memilih bertahan. Jika memilih pindah, maka julukan 'kutu loncat' dapat muncul dari kantor tersebut.

Dari dua alasan di atas, maka bisa dilihat bagaimana seorang 'kutu loncat' harus menerima seluruh cap negatif, padahal ada faktor eksternal yang membuat dia melakukan hal tersebut. Ketika tidak cocok dengan lingkungan kantor baru, bahkan dengan job desc yang dilakukan, maka mau tidak mau harus segera keluar agar terhindar dari pikiran stres. Persoalan tawaran dari kantor lain pun juga sama. Pada akhirnya, kita semua bekerja untuk mencari uang, bukan untuk mencari pertemanan atau networking yang belum tentu bisa memberikan kepuasan pribadi secara optimal. Benar atau salah sebagai kutu loncat di dunia kerja tidak akan pernah mendapatkan jawaban pasti karena setiap individu memiliki pandangan yang berbeda. Paling penting dari menjadi 'kutu loncat' adalah selalu ingat kalimat ini: masuk baik-baik, keluar juga baik-baik. Jangan meninggalkan kesan buruk yang mendalam dengan pergi dari kantor tanpa pemberitahuan secara profesional. Setidaknya, jadilah kutu loncat yang bermartabat.

[Gambas:Audio CXO]

(tim/DIR)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS