Insight | Business & Career

Tren Bank Digital di Kalangan Milenial

Sabtu, 12 Mar 2022 18:00 WIB
Tren Bank Digital di Kalangan Milenial
Foto: cardmapr/Unsplash
Jakarta -

Pesatnya perkembangan dunia yang semakin digital membuat banyak perubahan pada berbagai sektor, salah satunya adalah dunia perbankan. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya tren bank digital yang sudah mulai populer. Berbagai macam gimmick dan promo yang menarik pun banyak dikeluarkan demi menggaet pasar milenial untuk menjadi nasabah baru. Bahkan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, persaingan bank di masa depan adalah persaingan bank digital, di mana bank yang tidak mengembangkan layanan digital akan kalah dalam persaingan

Ekonomi digital di Indonesia juga diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri keuangan berbasis digital. Faktor pendukungnya adalah besarnya populasi masyarakat Indonesia yang menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik sebesar 270,20 juta jiwa dengan 137 juta di antaranya adalah angkatan kerja. Hal ini juga didukung dengan 65,3 persen dari populasi masyarakat Indonesia merupakan pengguna Internet. Sebuah studi dari Google, Temasec, dan Bain & Company tahun 2020 menunjukkan, Indonesia menjadi negara dengan transaksi ekonomi digital tertinggi dengan angka mencapai US$ 44 miliar dan diprediksi akan melonjak hingga US$ 124 miliar di tahun 2025.

Bank BTPN yang memperkenalkan Jenius di tahun 2016 menjadi pionir dari bank digital pertama di Indonesia. Sampai dengan saat ini, perkembangan tren bank digital terus mengalami pertumbuhan. Bank konvensional lainnya pun ikut menyediakan layanan perbankan digitalnya. Hal ini ditandai dengan adanya 7 bank digital yang sudah beroperasi di Indonesia sampai saat ini. OJK juga mencatat, terdapat 7 bank lagi yang sedang berproses menjadi bank digital. Salah satunya adalah Allo Bank yang baru saja diakuisisi oleh pengusaha Chairul Tanjung beberapa waktu lalu.

Banyak orang masih keliru menyamakan antara layanan bank online (internet banking atau mobile banking) dengan bank digital. Kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Bank digital adalah bank yang seluruh pelayanannya dilakukan secara online. Sedangkan layanan bank online adalah bank konvensional yang membuka layanan online untuk memudahkan nasabah. Layanan bank online biasanya hanya sebatas melakukan transfer atau pembayaran. Untuk bank digital, mereka memiliki fitur yang bisa melakukan lebih dari sekedar transfer atau pembayaran saja. Kalau dikutip dari Tavaga, bank digital mendigitalkan semua operasi perbankan dan menggantikan fisik bank dengan kehadirannya secara online. Mudahnya, bank digital menghilangkan kebutuhan nasabah untuk datang ke kantor cabang bank.

Positif dan Negatif Bank Digital

Dikutip dari survei yang dilakukan Kompas, generasi milenial dan generasi Z punya perbedaan preferensi atas bank digital yang mereka andalkan. Milenial yang kebanyakan masuk ke dalam usia produktif bekerja bisa menggunakan lebih dari satu brand bank digital. Milenial memiliki aplikasi bank digital yang lebih banyak dari gen Z. Alasannya, gen Z umumnya masih berkuliah dan memiliki pendapatan yang terbatas, sehingga pendapatan mereka masih difokuskan pada kebutuhan transaksional. Sedangkan bagi generasi milenial yang rata-rata sudah memiliki penghasilan sendiri, mereka punya tanggung jawab atas perencanaan keuangannya. Generasi milenial perlu membagi pos-pos keuangannya untuk biaya-biaya, tabungan, dan investasi. Kebutuhan yang beragam ini membuat mayoritas pengguna bank digital pada saat ini adalah generasi milenial.

Fitur yang lebih beragam serta berbagai kemudahan dan kenyamanan menjadi salah satu faktor mengapa generasi milenial lebih memilih untuk menggunakan bank digital. Berbagai gimmick yang diberikan seperti cashback, gratis biaya transfer antar bank, ekosistem yang terintegrasi dan kolaborasi dengan perusahaan digital lain, layanan keuangan yang inklusif dan efisien selama 24 jam, bunga simpanan menggiurkan yang bisa mencapai dua kali lipat dari bunga simpanan bank konvensional, kemudahan untuk tidak datang ke kantor fisik, sampai biaya administrasi nol persen menjadi daya tarik tersendiri generasi milenial untuk menggunakan bank digital. Selain itu, akses bank digital juga terbilang mudah karena hanya membutuhkan koneksi internet. Teknologi dan fitur yang canggih dianggap sepadan dengan manfaatnya karena membuat nasabah menjadi lebih mudah.

Dari segi perusahaan, perbankan digital digadang-gadang akan memberikan efisiensi yang luar biasa. Bank digital kalau dioperasikan secara optimal dapat menurunkan rasio beban atas pendapatan atau cost to income dari kisaran 40 sampai 45 persen untuk perbankan di Indonesia saat ini menjadi 25 sampai 30 persen. Efisiensi operasi ini timbul dari penggunaan infrastruktur digital dan virtual ketimbang infrastruktur fisik yang memerlukan kantor-kantor cabang dan karyawan di lini depan.

Meskipun memiliki beragam kelebihan, bank digital juga tidak lepas dari kekurangan yang dimilikinya. Dapat kita lihat beberapa keluhan dari nasabah bank digital yang frustrasi karena layanan nasabah, mengalami gagal login atau kehilangan akses, aplikasi bank digital yang masih belum stabil, bahkan ada yang mengaku kehilangan uang atas transfer yang tidak mereka lakukan.

Beberapa kekurangan lain yang dimiliki bank digital adalah nasabah tidak bisa melakukan aktivitas perbankan sama sekali apabila ada masalah dengan internet. Nasabah juga bisa melakukan transaksi yang tidak terkendali alias boros karena kemudahan yang ditawarkan oleh layanan perbankan digital. Selain itu, meskipun sistem keamanan bank digital yang terbilang aman, tetap ada pihak yang tidak bertanggung jawab yang mencoba melakukan hacking seperti mencuri data pribadi atau membobol rekening. Apabila perbankan digital kurang siap dengan serangan-serangan tersebut, secara tidak langsung akan menurunkan tingkat kepercayaan dari nasabahnya.

Karena tuntutan zaman dan kebutuhan nasabah yang sudah berevolusi, tren bank digital tidak dapat dihindarkan. Apabila kamu berniat untuk membuka rekening bank digital, ada baiknya kamu memilih bank digital yang sudah terdaftar dan berizin dari OJK. Lalu tidak ada salahnya untuk mencari informasi mengenai pemilik modal, mitra bank digital, sampai portofolio perusahaan tersebut.

[Gambas:Audio CXO]



(PUA/HAL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS