Kisah Laksamana Keumalahayati mungkin tidak sepopuler tokoh pahlawan lainnya dalam sejarah Indonesia. Namun jangan salah, pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh ini memiliki pengaruh yang besar dalam kemerdekaan Indonesia.
Melihat hal itu, Gema Citra Nusantara (GCN) ingin memperkenalkan nilai-nilai budaya dan kepahlawanan perempuan Indonesia lewat rangkaian kegiatan seni budaya bertajuk "Semarak Tari Ratoh Jaroe", yang berpuncak pada pementasan "Teater Musikal Keumalahayati" di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada 22-23 November 2025.
"Saya ingin memperkenalkan sosok Keumalahayati sebagai pahlawan nasional perempuan dari Aceh, baik di lingkup nasional maupun internasional. Keberanian dan kepahlawanan Keumalahayati layak dikenal lebih luas oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujar Mira M. Arismunandar, Executive Produser Teater Musikal Keumalahayati sekaligus Ketua Umum Gema Citra Nusantara, dalan rilis yang diterima CXO Media, Selasa (18/11).
Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi Gema Citra Nusantara terhadap warisan budaya bangsa sekaligus upaya memperkenalkan sosok pahlawan perempuan Indonesia lewat pendekatan kreatif. Mengusung seni tari, seni peran, seni teater, dan seni musik, seluruh rangkaian kegiatan ini dirancang sebagai sarana pengenalan sejarah yang edukatif namun tetap menghibur.
Berbagai Tarian Tradisional Aceh Ditampilkan
Disutradarai oleh Teuku Rifnu Wikana dan Krisna Aditya, Teater Musikal Keumalahayati menghadirkan perpaduan antara kisah sejarah, drama, dan kekuatan seni pertunjukan modern dengan sentuhan tradisi Aceh. Dibintangi oleh Karissa Soerjanatamihardja, Junio Fernandez, Kamal Nasuti, Yan Wibisono, Beyon Destiano, Kartika Desma Larasita, Marcella Azzahra, Nanda Dian Utami, dan Nadya Devina.
Dengan penampilan spesial Teuku Rifnu Wikana, Haikal Baron (AFI 2) dan Yusdedi. Tim kreatif panggung berisi para profesional di bidangnya, antara lain Gema Sedatana selaku Penulis Naskah, Leodet selaku Komposer Musik, Jufrizal & Asep Supriyatna selaku Penata Musik Tradisional, Wiwik HW selaku Koreografer, Helen Nanlohy selaku Vocal Coach, Endro Sukmono selaku Fighting Coach, Bulqini selaku Skenografer, dan Mamed Slasov selaku Lighting Designer.
Sama seperti pementasan sebelumnya, Teater Musikal Keumalahayati akan menampilkan kekuatan tari dan musik tradisional Aceh yang dikemas secara modern. Beberapa tarian khas seperti Tari Ranup Lampuan, Tari Rencong, dan Rapai Geleng akan tampil dengan koreografi baru yang menggambarkan semangat, kehormatan, dan keberanian perempuan Aceh. Peran Inoeng Bale pasukan armada laut perempuan pertama di dunia akan dimainkan oleh para penari dari GCN.
Bagian puncak akan menampilkan adegan perang kolosal, dikemas dalam gerak tari dinamis dan visual panggung megah dengan dominasi warna hitam khas Aceh. Adapun rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan antara lain:
- Diskusi Publik "Tari Ratoh Jaroe dan Perkembangannya"
Kamis, 13 November 2025, di Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki.
Menghadirkan narasumber dari kalangan seniman dan pemerhati budaya seperti Yus Dedi, Ery Ekawati, Yusri Saleh, dan Jufrizal, membahas perjalanan serta nilai budaya di balik tarian khas Aceh tersebut. - Lomba Tari Semarak Ratoh Jaroe
22-23 November 2025 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Diikuti oleh berbagai kelompok tari dari SMP dan SMA se-Jabodetabek untuk memperebutkan Piala Menteri Kebudayaan. - Teater Musikal Keumalahayati
22-23 November 2025, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Sebuah karya teater musikal yang menampilkan kisah perjuangan Laksamana Keumalahayati, pahlawan wanita dari Aceh yang dikenal sebagai pemimpin armada laut perempuan pertama di dunia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai tiket dan acara kunjungi Instagram @gemacitranusantara.
(cxo/DIR)