Interest | Art & Culture

Film Predator: Badlands, Menguak Sisi Emosional dari Sang Predator

Kamis, 06 Nov 2025 15:00 WIB
Film Predator: Badlands, Menguak Sisi Emosional dari Sang Predator
Predator: Badlands. Foto: Disney
Jakarta -

Film waralaba Predator dikenal dengan karakternya yang ganas dan beringas. Dilahirkan sebagai pemburu, makhluk itu selalu mencari tantangan untuk berburu makhluk terkuat antar galaksi. 'Badlands' sendiri merupakan seri kesembilan dari waralaba yang telah berjalan sejak kemunculan film pertamanya tahun 1987 yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.

Adapun film-film sekuel, reboot, dan film crossover lainnya antara lain seperti Predator 2 tahun 1990, Alien vs. Predator tahun 2004, Aliens vs. Predator: Requiem tahun 2007, Predator tahun 2010 yang dibintangi Adrian Brody, dan The Predator tahun 2018, yang dibintangi Boyd Holbrook; film-film tersebut memiliki tingkat kesuksesan box office yang bervariasi. Dua seri sebelumnya, Prey tahun 2022 dan film animasi Predator: Killer of Killers bulan Juni ini di Disney+.

Namun ada yang berbeda dalam seri 'Badlands' ini, Dan Trachtenberg, selaku sutradara film Predator: Badlands, menghadirkan suatu pemburu dengan perspektif baru. Film yang dirilis Studio 20th Century itu menampilkan pemburu yang emosional dan bersahabat yang berbeda dengan para pendahulunya. Lantas, seperti apa sinopsisnya?

. Predator bernama Dek (Dimitrius Schuster-Koloamatangi) dan robot Thia (Elle Fanning)/ Foto: Disney

Sinopsis Predator: Badlands

Film ini menceritakan Predator dari klan Yautja bernama Dek (Dimitrius Schuster-Koloamatangi). Dek adalah predator muda yang dianggap lemah dan dipandang sebelah mata oleh ayah dan klannya sendiri. Walau demikian, ia bersikukuh mencari buruan yang paling sulit dikalahkan, yang bahkan sang ayah pun tak bisa mengalahkan buruan itu.

Buruan tersebut bernama Kalisk yang hidup di planet Genna. Planet yang dikenal sebagai planet kematian. Dalam perjalanannya itu, ia bertemu robot berbadan setengah. Robot itu adalah Thia (Elle Fanning). Thia kehilangan kakinya ketika bertemu Kalisk dan terjebak di dalam planet itu selama 2 tahun.

Atas dasar pengalaman itu, Dek membawa Thia guna menuntut jalan untuk bertemu monster yang abadi itu. Dalam masa pencariannya, Dek dan Thia saling bahu-membahu bekerja sama. Melewati rintangan-rintangan yang mengerikan di planet kematian. Padahal sebelumnya Yautja dikenal sebagai Predator yang individual dalam berkelahi dan mencari mangsa. Namun melalui Thia, Dek belajar apa itu arti kerja sama tim.

.Predator dari klan Yautja bernama Dek yang diperankan Dimitrius Schuster-Koloamatangi. Foto: Disney

Film Perdana dengan Sudut Pandang Predator

Dan Trachtenberg, yang sebelumnya menyutradarai film Prey dan Predator: Killer of Killers, membawa babak baru dari semesta Predator. Film ini berfokus pada sudut pandang monster luar angkasa itu; Predator dari klan Yautja. Trachtenberg mencoba menggali lebih dalam cerita sang predator dengan menghadirkan kedalaman emosinya.

Bagi Trachtenberg, Predator: Badlands adalah film waralaba Predator perdana yang berfokus pada spesies Yautja. Film tersebut, lanjutnya, mengajak penonton untuk menyelami alur cerita dari sudut Predator. Menyelami sisi emosional Predator dari klan Yautja yang bernama Dek.

"Untuk pertama kalinya, penonton akan mengikuti sudut pandang sang monster. Dek merupakan sosok terlemah di klannya, di ambang pengasingan, dan harus membuktikan dirinya dengan memburu makhluk paling berbahaya di galaksi," ujarnya melalui keterangan tertulis (5/11).

Selain itu, Dek yang diperankan oleh Dimitrius Schuster Koloamatangi, yang notabenenya aktor baru dan muda, dinilai membawa fisikalitas yang seimbang; kuat, rapuh, dan berani dalam film ini. Menurut Trachtenberg, Dimitrius berhasil membuat karakter Dek sebagai underdog yang patut untuk didukung sepenuh hati. Dengan menghadirkan sudut pandang baru dari Predator, pria kelahiran Amerika Serikat itu berharap penonton dapat membangun koneksi emosional dengan para karakter dalam film ini.

"Harapan saya untuk film ini sama seperti setiap film yang saya buat sebelumnya, agar penonton dapat terhubung dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya. Namun, harapan itu terasa lebih bermakna kali ini, karena film ini berpusat pada karakter-karakter yang tidak pernah kita sangka bisa kita cintai," ujarnya

Sebagai informasi, Predator: Badlands tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Rabu, 5 November 2025. Film dengan kategori usia 13 tahun ke atas tersebut juga hadir dalam berbagai format bioskop premium seperti IMAX, 4DX, dan ScreenX.

[Gambas:Youtube]


Reporter/Penulis: Fauzi Ibrahim

Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS