Interest | Art & Culture

'Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat': Film Horor dengan Sentuhan Hitam Putih

Selasa, 16 Sep 2025 13:10 WIB
'Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat': Film Horor dengan Sentuhan Hitam Putih
Konferensi Pers Film Maryam di Jakarta (11/9). Foto: Istimewa
Jakarta -

Kontras cahaya serta warna di dalam sebuah film bukanlah aspek kacangan. Hal-hal itu ikut memperkuat alur cerita; melatari adegan para pemeran dan lebih mendukung pesan yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, pemilihan tone warna menjadi bagian penting dalam memproduksi film. 

Ketika warna-warna yang vibrant kian sering menghiasi layar perfilman, visual hitam putih juga tak luput dari perhatian. Penggunaannya memang cocok dimanfaatkan pada sejumlah genre seperti drama romantis. Namun, bagaimana dengan penerapan visual hitam untuk film horor?

Pertanyaan tersebut coba dijawab film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat. Sebuah film horor terbaru Indonesia yang disutradarai Azhar Kinoi Lubis dan diproduseri Tony Ramesh, dan mantap memuat fragmen hitam putih menjadi bagian dalam film horor tersebut.

[Gambas:Youtube]

Shallu T.M., selaku produser eksekutif, sempat meragukan ide itu. Menurutnya, penggunaan fragmen hitam putih dinilai tidak proporsional untuk film horor. Warna darah-yang merah menyala-justru tidak akan tampak. Namun ketika fragmen tersebut diaplikasikan, ia justru terpana.

"Yang dibutuhkan dalam film ini bukan darahnya. Bukan merahnya, tapi feel-nya. Di adegan pertama ini kami nggak kasih darahnya, tapi black and white. Ini ide brilian. Jadi lebih creepy. Inovatif banget," ujar Shallu, saat konferensi pers film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat di XXI Plaza Indonesia, Kamis (11/9).

Maryam, di Antara Pesan dan Harapan

Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat mengangkat kisah nyata dari kehidupan seorang bernama Maryam, yang selama kurang lebih 26 tahun dihantui sosok jin yang mencintainya. Maryam adalah nama asli narasumber. Film ini dibuat dengan pesan dan harapan yang ingin disampaikan kepada publik.

Dalam konferensi pers yang sama, Maryam meminta doa dari para hadirin serta khalayak luas untuk kesembuhannya. Menurutnya, rasa sakit yang ia alami belakangan semakin tak masuk akal. 

Maryam turut berpesan: kepada siapa pun yang mengalami kondisi serupa agar lebih sadar dan berani bercerita.

"Saya minta kalian lebih aware sama diri kalian. Jangan dipendam sendirian. Ceritakan ke orang-orang terdekat yang kalian percaya, dan tolong ambil sisi baiknya dalam film ini," ujarnya.

Shallu T.M. menambahkan, film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat ini memang terbilang unik karena memiliki sentuhan kemanusiaan. Selain itu, Maryam masih ada, sehingga cerita yang diangkat ke layar lebar belumlah selesai.

"Tidak hanya mengangkat unsur horor, film ini juga membangkitkan empati penonton untuk turut merasakan penderitaan yang Maryam alami selama hidupnya. Melalui film ini justru kami ingin memberikan ruang empati ke Maryam, yang sampai sekarang belum bisa keluar dari teror yang dialaminya. Kami berharap ada yang bisa memberikan bantuan," jelas Shallu.

[Gambas:Instagram]

Warga Lokal Turut Bermain

Azhar Kinoi Lubis, sutradara film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat menuturkan bahwa proses produksi film ini melibatkan banyak orang, termasuk warga lokal. Mereka adalah anak-anak dari Tanjung Lesung yang sebelumnya tidak pernah berakting.

Kinoi mengakui kegigihan mereka dalam berperan, mulai dari menghafal naskah hingga menampilkan ekspresi yang natural.

"Mereka nggak pernah syuting, tapi sangat serius. Itu dibuktikan dengan hafalan bahasa Arabnya. Ekspresinya juga bukan main, bagus dan natural. Nah, itu sebenarnya yang dicari-aspek naturalnya," ujar Kinoi.

Film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat siap tayang di bioskop mulai 18 September 2025.

[Gambas:Instagram]

Penulis: Fauzi Ibrahim*

(*) Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

(ktr/RIA)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS