Synchronize Festival 2025 siap digelar pada 4-6 Oktober di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta. Mengusung tema "Saling Silang," festival musik lintas generasi ini sekaligus menandai satu dekade keberadaannya sebagai salah satu perayaan musik terbesar di Indonesia. Selama tiga hari, lebih dari ratusan penampil akan ambil bagian di berbagai panggung, menghadirkan spektrum pertunjukan musik dari pop, rock, dangdut, hip hop, hingga jazz.
Sejak pertama kali diadakan, Synchronize Festival telah menjadi tempat pertemuan penikmat musik dari seluruh penjuru Indonesia. Co-founder David Karto menyebut festival ini sebagai ruang aman bagi semua entitas musik. Data penyelenggara mencatat, selama sepuluh tahun terakhir, lebih dari 5.000 musisi tampil, 700 ribu penonton hadir, dan lebih dari 30 ribu pekerja kreatif terlibat.
Saling Silang
Tema "Saling Silang" tahun ini digambarkan melalui logo angka Romawi X, yang dimaknai sebagai persilangan waktu dan generasi. "Setiap orang bisa menafsirkan tema ini dengan cara mereka sendiri," kata David. "Ada yang melihatnya sebagai pertemuan lintas genre, ada pula yang menafsirkan sebagai lintas pengalaman."
Oleh sebab itu, perayaan satu dekade ini juga menghadirkan kolaborasi seni rupa bersama ruangrupa, kolektif seni rupa kontemporer yang tahun ini merayakan usia 25 tahun. Bersama demajors, yang juga merakan tahun ke-25, mereka menggelar pameran di Hall D2 Gambir Expo bertajuk DECADE of Synchronize Festival and 25 Years of ruangrupa.
Pameran kontemporer ini akan menampilkan karya 25 perupa, dari Arin Dwihartanto hingga Uji Hahan Handoko, yang menginterpretasikan perjalanan Synchronize sebagai festival yang terus merayakan lanskap musik Indonesia dan ruangrupa yang berjalan bersamanya.
Direktur ruangrupa, Ade Darmawan, menyebut pameran ini sebagai "titik temu antara musik dan seni rupa." Menurutnya, kolaborasi semacam ini penting untuk mencatat dinamika kebudayaan secara visual, bukan hanya lewat dokumentasi media.
Lebih dari sekadar konser, Synchronize Festival telah bertransformasi menjadi semacam "arsip hidup" musik Indonesia. Selama sepuluh tahun, festival ini memotret perjalanan industri musik, menghubungkan era analog dengan era digital, dan memberi panggung yang setara bagi nama besar maupun talenta baru.
Perayaan satu dekade ini menegaskan posisi Synchronize Festival sebagai rumah bersama bagi ekosistem musik Indonesia. Di tengah arus algoritma dan playlist digital, festival ini tetap setia pada misinya: menghadirkan pengalaman musik yang otentik, inklusif, dan merayakan keragaman suara dari seluruh Nusantara.
(cxo/RIA)