Interest | Art & Culture

Menyulam Cerita Rakyat dalam Pagelaran Sabang sampai Merauke "Hikayat Nusantara"

Selasa, 05 Aug 2025 18:30 WIB
Menyulam Cerita Rakyat dalam Pagelaran Sabang sampai Merauke
Sesi latihan para penyanyi bersama Jakarta Concert Orchestra untuk Pagelaran Sabang Merauke 'Hikayat Nusantara', Senin (4/8).Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Kisah Malin Kundang, Si Tumang, sampai Mahadewi hanyalah segelintir dari banyaknya cerita rakyat yang selama ini kita tahu dari buku-buku cerita anak-anak. Namun Pagelaran Sabang Merauke (PSM) The Indonesian Broadway mencoba menyulam cerita rakyat ini dalam sebuah format pertunjukan yang megah, kolosan, dan spektakuler.

Bertemakan 'Hikayat Nusantara', pagelaran ini rencananya akan dipentaskan di Indonesia Arena Senayan pada 23 dan 24 Agustus 2025. Memadukan aksi pertunjukan teatrikal, tarian-tarian daerah, dan kontemporer dengan busana daerah dan etnik nusantara, pertunjukan ini akan melibatkan lebih dari 1.500 pelaku seni   termasuk 351 penari, kolaborasi penyanyi nasional seperti Yura Yunita, PADI Reborn, Mirabeth Sonia dan masih banyak lagi.

Selain itu, nantinya Pagelaran Sabang Merauke 'Hikayat Nusantara' akan diiringi lantunan harmoni yang indah dari musisi kelas dunia yakni Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, serta The Resonanz Children's Choir, seniman musik tradisional, tim produksi, sampai tokoh budaya Indonesia.

Pertunjukan pun menjadi lebih semarak dengan kehadiran kostum karakter karya dari Jember Fashion Carnaval dan Pesona Gondanglegi, serta rumah-rumah mode dari desainer ternama Indonesia. Sebagai kejutan atraktif lainnya, barongsai dari Kong Ha Hong dan pertunjukan drumband, juga cheerleaders akan semakin membawa pagelaran ini more another level!

Kisah yang Disesuaikan Zaman

Selama ini, cerita rakyat yang kita tahu adalah kisah yang dipercaya terjadi pada masa itu. Namun Pentas Musikal Pagelaran Sabang Merauke kali ini tidak akan membuatnya membosankan seperti membaca dongeng, namun lebih menyesuaikan dengan zaman, yakni tokoh-tokohnya dibuat seperti sekelompok remaja generasi Z.

Sutradara PSM, Rusmedie Agus mengatakan 'Hikayat Nusantara' ini sebetulnya masih menjadi rangkaian dengan 'Pahlawan Nusantara'--pertunjukan tahun lalu. Di tahun lalu, kisah dimulai dari seorang gadis Gen Z    yang mewakili generasi muda kita    yang diajak menjalani sebuah petualangan mengenal pahlawan Nusantara yang lalu yaitu Petruk dan Bagong.

"Nah, di pagelaran tema Hikayat Nusantara, Gen Z ini kemudian bersama Petruk dan Bagong menemui Semar. Ia pun berkata berhati-hatilah karena ada satu bahaya yang mengancam tradisi dan kebudayaan Nusantara. Lalu Petruk, Bagong, Gen Z ditemani oleh istri dari Semar, kemudian diperintahkan untuk mengatasi bahaya tersebut. Dalam perjalanannya, empat tokoh ini kemudian bertemu dengan tokoh-tokoh yang selama ini kita kenal di cerita-cerita Hikayat Nusantara," kata Agus dalam konferensi pers di Grand Ballroom Kempinski, Senin (4/8).

Mulai dari Sumatra, Gen Z ini akan menemui tokoh Malin Kundang, di Pulau Jawa dia akan menemui tokoh Si Tumang, di Yogyakarta akan bertemu tokoh Mahadewi; dan di Bali, dia akan ketemu dengan tokoh Calon Arang. Nah, cerita inilah yang kemudian menjadi balutan benang merah dari akar seni dan tradisi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

.Yura Yunita dan Fadli 'PADI Reborn' akan menampilkan kolaborasi apik di Pagelaran Sabang Merauke 'Hikayat Nusantara'./ Foto: Dian Rosalina - CXO Media

Perpaduan Musik Tradisional dan Kontemporer

PSM Hikayat Nusantara nantinya akan membawakan 31 lagu dan puluhan tarian dari hampir seluruh penjuru wilayah Indonesia. Lagu-lagu tersebut di antaranya "Padang Wulan" dari Jawa Tengah, "Bungong Jeumpa" dari Aceh, "Butet" dan "Rambadia" dari Sumatera Utara, "Injit-Injit Semut" dari Jambi, "Pak Pung Pak Mustafa" dari Riau, dan masih banyak lagi.

Dari segi musikal, komposer kenamaan Indonesia Elwin Hendrijanto akan bertindak sebagai pengarah musik, sementara dari segi musik orkestra akan dipimpin oleh Avip Priatna yang bertindak sebagai konduktor dari Jakarta Concert Orchestra.

Avip mengatakan dalam opera itu selalu ada adegan, scene, dan segala macam. Nah, orkestra ini yang menyatukan semuanya. Unsur musik tradisional yang menjadi identitas dari setiap daerah akan ditampilkan di sini. Pada prose latihannya, mereka banyak berdiskusi untuk membuat 'identitas' itu lebih kuat terdengar ke penonton.

"Jadi bunyi-bunyi misalnya dari Sumatera Utara, bunyi dari Jawa Barat, melalui musik orkestra juga bisa dapat. Jadi ini mungkin kombinasi antara orkestra dan musik tradisional, tapi kita tidak saling mengalahkan, melainkan saling mendukung dan memberikan kekuatan yang nantinya membuat produksi ini menjadi sesuatu yang sangat luar biasa," ujarnya.

Bukan hanya itu, yang menjadi pagelaran ini layak ditonton adalah kolaborasi musik tradisional dan kontemporer disatupadukan menjadi sinergi musik yang baru. Penata Musik Tradisional, Dunung Basuki mengaku bahwa berkat pertunjukan ini dia semakin banyak belajar memadukan musik tradisional dengan musik modern seperti lagu-lagu dari musisi Indonesia.

Contohnya saja ketika ia diminta untuk mengaransemen lagu PADI Reborn "Mahadewi" dipadukan dengan Gending Jawa yang diakui Dunung sangat sulit untuk disatukan.

"Yang paling sulit lagunya Mahadewi. Lagu Mahadewi itu di birama 6/8. . 6/8, sedangkan pada lagu Mahadewi ini di-plotting dengan musik dari Jawa. Saya pun merenung hampir seminggu, bagaimana ini musik dari PADI diubah gitu apalagi kalau musik Jawa itu tidak ada birama 3/4, 6/8, tidak ada. Akhirnya setelah berdiskusi dengan PADI dan leluhur akhirnya kita satukan, ternyata bisa menyesuaikan kalau pelan-pelan," ungkap Dunung.

Yura Yunita dan Fadli 'PADI Reborn' pun juga mengatakan tidak sabar untuk menunjukkan dari hasil kolaborasi mereka yang luar biasa kepada para penonton. Keduanya telah menyiapkan 5 lagu daerah khusus kolaborasi di pertunjukan tersebut.

"Aku tuh merasa jadi ruang seniman Indonesia buat ekspresikan diri ya, senangnya bisa bertemu seniman dari daerah lainnya, dengan tema Hikayat Nusantara dan merasa bangga sekali. Cerita yang dikemas jadi dekat dengan generasi muda," kata Yura.

Tidak hanya musik, Pagelaran Sabang Merauke juga akan menampilkan koreografi yang memadukan tarian modern hip hop dan cheers dengan tarian tradisional seperti saman, jaipong, cakalele, hingga tari piring. Bahkan Yura pun sudah menyiapkan atraksi istimewa lebih dari pagelaran tahun lalu.

"Kemarin sudah tegang, terbang, melayang, nah yang ini tuh lebih keren lagi. Jujur ini jadi atraksi yang uuuhh.. Aku akan menyanyi di atas makhluk yang besar itu dan melayang lebih tinggi dari sebelumnya. Pokoknya nantikan ya," katanya sambil gregetan.

Gimana semakin penasaran kan? Tiket Pagelaran Sabang Merauke 'Hikayat Nusantara' sudah bisa dibeli melalui Tiket.com dengan harga mulai dari Rp350 ribu hingga Rp1,25 juta. Jangan sampai kehabisan ya!

(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS