Selama ini kita memahami bahwa yang dinamakan keluarga hanyalah orang yang memiliki ikatan sedarah. Namun sosok 'keluarga' lebih kompleks dari sekadar ikatan darah. Mereka bisa datang dari berbagai macam latar belakang; agama, suku, hobi, dan lainnya, bahkan tanpa ikatan dan rasa ketertarikan yang sama keluarga bisa datang menjumpai kita.
Inilah dasar cerita dari film Panggil Aku Ayah, sebuah film adaptasi dari Korea Selatan yang berjudul Pawn, hadir mengisahkan semua itu. Film ini bercerita tentang mereka yang menjadi keluarga tanpa ikatan sedarah.
Film Panggil Aku Ayah merupakan produksi kolaborasi antara Visinema Studios dan CJ ENM-rumah produksi hiburan dan gaya hidup asal Korea Selatan ini dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman (Dedi), Boris Bokir (Tatang), Tissa Biani (Intan Dewasa), Myesha Lin (Intan Kecil), Siti Nursanti (Rossa), dan masih banyak lagi.
Melalui film yang berdurasi selama 120 menit ini, Anggia Kharisma, selaku produser, ingin mengajak penonton merasakan hangatnya cinta tanpa syarat. Cinta yang datang dari tempat yang tak terduga; tentang seseorang yang tidak sedarah, namun, mampu mencintai dan dicintai sepenuh hati. Memberikan cinta yang sama seperti cinta yang dicurahkan kepada keluarga.
"Sebuah cinta tidak harus datang dari yang sedarah. Karena dari situ kita bisa melihat cinta tanpa syarat yang begitu mendalam. Dan ini yang sebenarnya ingin kita sampaikan kepada teman-teman, supaya kemudian setelah menonton film ini akan dibuka lagi ruang diskusi bersama orang-orang tersayang," ujar Anggi dalam screening dan konferensi pers film Panggil Aku Ayah di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu (30/7).
Film Tentang Sosok Ayah yang Dirindukan
Bagi Anggia, film ini menjadi coping mechanism untuk dirinya, yang mana dirinya baru saja kehilangan seorang ayah. Anggia mengaku bahwa film ini cukup mengobati tentang kerinduan seorang anak kepada sang ayah.
Film ini pun diharapkan dapat menjadi bagian dari proses setiap orang untuk memahami duka. Sebab duka adalah proses seumur hidup yang tidak bisa dihindari. Hanya dengan cara memahaminya maka seseorang akan mengerti apa itu cinta.
Ucapan senada juga dilontarkan oleh Tissa Biani yang berperan sebagai Intan di usia remaja dan dewasa. Ketika dirinya ditawarkan untuk bermain peran di film ini, ia mengaku langsung teringat sosok sang ayah. Dari beberapa scene yang ditampilkan pun relate dengan keseharian wanita yang lahir di Depok tersebut. Film ini memiliki makna personal sekaligus emosional untuk dirinya.
"Sosok Intan ini mirip dengan aku pribadi. Ada di mana satu scene dia kangen ayah dan orang tuanya. Dia lihat teman-teman yang punya ayah dan ibu kandung, aduh itu sedih. Jadi pada saat aku menjalani film ini aku ngerasain kerinduan akan sosok ayah itu sangat berarti. Kalo nggak ada ayah nggak akan ada Tissa dan aku salut dengan ayah-ayah di luar sana," ujar Tissa.
Menurutnya film ini sangat cocok bagi siapa pun yang merindukan sosok orang tua, baik itu ayah ataupun ibu. Film yang bergenre drama komedi keluarga ini tidak hanya menghibur, tapi juga dapat mengobati rasa rindu akan sosok ayah. Film yang berlatar tempat di Sukabumi, Jawa Barat ini, cocok ditonton bersama keluarga maupun seorang diri untuk merefleksikan tentang apa arti keluarga sesungguhnya.
Sementara itu, film Panggil Aku Ayah menceritakan tentang seorang ibu yang harus menitipkan anaknya sebagai jaminan utang. Anak tersebut dititipkan oleh pria dewasa yang bekerja sebagai debt collector, yang mana tanpa disengaja menjadi figur ayah bagi anak tersebut. Melewati petualangan dan kehangatan cerita yang diangkat, Panggil Aku Ayah mengajak penonton untuk menyelami arti keluarga yang dibentuk oleh kasih sayang yang bukan berasal dari garis keturunan.
Buat kamu yang penasaran bagaimana jalan ceritanya, film ini akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia mulai pada tanggal 7 Agustus 2025. So,save the date!
Penulis/Reporter: Fauzi Ibrahim
(ktr/DIR)