Interest | Art & Culture

Review Album Olivia Rodrigo "GUTS": Masa Remaja dan Kemarahan yang Terpendam

Selasa, 19 Sep 2023 15:51 WIB
Review Album Olivia Rodrigo
Foto: CXO Media
Jakarta -

Ada kemarahan dalam diri setiap remaja dan Olivia Rodrigo mengekspresikannya secara candid dalam album keduanya yang berjudul GUTS. Berisi 12 lagu, Olivia menarasikan transisi kehidupan seorang teenage girl yang memasuki masa kedewasaan. Berbeda dari album sebelumnya, SOUR, yang didominasi oleh ballad tentang patah hati, album ini terdengar lebih messy dan angsty dengan sentuhan punk yang menghentak dan penuh luapan emosi.

Review Album GUTS dari Olivia Rodrigo

Album dibuka dengan lagu "All American Bitch" yang meluapkan kefrustrasian ketika menghadapi tuntutan untuk selalu menjadi gadis periang yang tak pernah marah dan selalu bersyukur. Vokal Olivia yang sweet dan diiringi dengan petikan gitar membuat lagu ini awalnya terdengar seperti lullaby. Masuk ke bagian chorus, musiknya kemudian bertransisi ke pop punk dengan tempo yang cepat. Setelah bernyanyi "I don't get angry when I'm pissed/I'm the eternal optimist//I scream inside to deal with it", Olivia kemudian berteriak sambil diiringi bunyi distorsi gitar.

Kerap kali, setelah meluapkan emosi dengan berteriak, kita tak punya pilihan lain selain melanjutkan rutinitas dan kembali menuruti ekspektasi masyarakat   dan itulah yang dilakukan Olivia dalam lagu ini. Di penghujung lagu, ia kembali bernyanyi bak malaikat dengan lirik "I'm grateful all the time//I'm sexy and I'm kind//I'm pretty when I cry".

Beralih ke "Bad Idea Right?", kita seperti mendengar soundtrack film remaja tahun 90an semacam 10 Things I Hate About You atau Clueless. Seperti lagunya yang cepat dan menggebu-gebu, lagu ini menggambarkan bahwa being a teenager is messy and chaotic. Di usia remaja, kita kerap melakukan hal-hal yang tidak logis dan membuat keputusan bodoh, seperti misalnya melakukan berbagai cara untuk bisa kembali dengan mantan. Meski sadar bahwa itu adalah keputusan yang buruk, pada akhirnya kita tetap melakukannya. "I should probably/probably not" ucap Olivia secara berulang.

Meski di album ini Olivia banyak bereksperimen dengan musik yang lebih spunky, tapi jejak karakter lagu pop yang sendu dari album sebelumnya masih terasa. Seperti pada lagu "Vampire" dan "Logical" yang didominasi oleh instrumen piano. Di lagu-lagu yang lebih pelan dan melankoli, Olivia menunjukkan sisi dirinya yang vulnerable. "Vampire", yang sebelumnya sudah terlebih dulu dirilis sebagai single, bercerita ketika sosok orang dewasa memanfaatkan dirinya yang masih muda dan naif. Lalu dalam "Logical", Olivia merefleksikan kesalahannya ketika ia bertahan dalam hubungan yang manipulatif.

Walaupun ketenaran Olivia melejit lewat pop ballad seperti "Driver's License" yang langsung menjadi track andalan dari album pertamanya, dalam album kedua ini kemampuan songwriting Olivia justru lebih menonjol dalam lagu-lagu yang energik dengan lirik yang dramatis dan tajam. Merasa malu-baik karena dipermalukan oleh orang lain atau karena kebodohan diri sendiri-adalah mimpi buruk setiap remaja. Dalam lagu "Love is Embarrassing" dan "Ballad of a Homeschooled Girl", Olivia dengan berani menuliskan pengalaman itu lewat lirik yang sassy dan apa adanya.

"God, love's fuckin embarrasing/Just watch as I crucify myself/for some second string loser who's not worth mentioning//" nyanyi Olivia dalam "Love is Embarrassing" yang secara gamblang mengangkat kebodohan dirinya ketika jatuh cinta. "Ballad of a Homeschooled Girl" juga membawa nuansa serupa, tapi tanpa embel-embel percintaan. Lirik "Everytime I step outside it's social suicide/It's social suicide//Wanna curl up and die" menggambarkan anxiety yang muncul ketika merasa gagal untuk fit in dengan lingkungan sekitar.

Album ini kemudian ditutup dengan "Teenage Dream" yang kembali pada formula pop ballad. Dengan iringan piano yang sendu dan vokal yang raw, lagu ini seakan menjadi rangkuman dari seluruh kontemplasi yang dilakukan Olivia dalam album ini. Seiring kita tumbuh dewasa, orang-orang selalu mengatakan bahwa masa depan akan membawa sesuatu yang lebih baik. Tapi dalam lagu ini, Olivia melihat kembali pengalaman yang dialaminya dan mengekspresikan ketakutan tentang beranjak dewasa. "Yeah they all say that it gets better/it gets better//But what if I don't"

Melalui GUTS, Olivia Rodrigo sekali lagi membuktikan kepiawaiannya sebagai songwriter dan musisi yang berani mengeksplorasi gaya bermusik. Pengalaman masa remaja yang penuh dengan tantangan, sakit hati, dan kebodohan, dirangkumnya dalam 12 lagu yang dinamis dan penuh emosi. Di usianya yang masih muda, Olivia jelas masih mengeksplorasi dan terus berkembang sebagai musisi. Namun GUTS berhasil membawa angin segar ke kancah musik pop dan membuat Olivia Rodrigo layak mendapatkan predikat sebagai musisi muda berbakat.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS