Interest | Art & Culture

Kami Bereksperimen: Barbieheimer

Jumat, 21 Jul 2023 18:00 WIB
Kami Bereksperimen: Barbieheimer
Foto: CXO Media
Jakarta -

Barbie dan Oppenheimer adalah film yang sudah ditunggu-tunggu sejak desas-desus produksinya dimulai. Bagaimana tidak, selain tokoh yang disorot, kedua film ini juga digarap oleh filmmaker yang karyanya tak perlu diragukan lagi. Tapi, siapa yang sangka kalau dua film box office dengan cerita cultural impact yang sangat signifikan terhadap dunia akan tayang di hari yang bersamaan?

Terlebih, salah satu kebetulan lain yang patut disyukuri adalah fakta bahwa tanggal rilis Barbie dan Oppenheimer yang jatuh pada tanggal merah, 19 Juli 2023. Ini membuat bioskop diserbu oleh ratusan penonton yang ingin menonton Barbie, Oppenheimer, ataupun keduanya secara bersamaan. Sehingga, tak sedikit yang sudah ancang-ancang ingin melakukan movie marathon untuk "Barbieheimer" dengan melakukan advanced ticket booking seminggu sebelum jadwal tayang, salah satunya saya.

Awalnya ada kekhawatiran bahwa advanced ticket booking ini akan terasa seperti war ticket konser yang cukup melelahkan. Namun, bisa dibilang bahwa antusias Barbieheimer tak sebesar penjualan tiket Avengers: End Game. Pada akhirnya, satu tiket Oppenheimer di jam 1 siang dan Barbie di jam 6 petang pun berhasil terpesan dengan mudah. Dengan tone dan tema film yang bertolak belakang, Oppenheimer saya pilih menjadi film pertama untuk ditonton, dengan anggapan bahwa Barbie dapat menjadi penutup manis di hari libur itu. Istilahnya, yang serius-serius dulu baru disusul dengan film yang lebih fun.

Barbieheimer day

Sesuai ekspektasi, teater untuk first show Oppenheimer hampir terisi penuh, meskipun bukan teater IMAX seperti saran khalayak netizen dalam menonton film karya Christopher Nolan ini. Dengan durasi film yang berjalan selama tiga jam, ada beberapa momen saat kelopak mata sedikit lelah untuk keep up dengan jalan cerita yang padat. Tapi, sekuat mungkin saya paksakan untuk terus memperhatikan lika-liku film Oppenheimer yang berjalan maju-mundur. Anehnya, saya tak merasa berada dalam bioskop selama tiga jam. Meskipun saat credits mulai muncul, saya bisa menghembus nafas bak mengucapkan "akhirnya selesai."

Setelah mengisi perut, saya kembali ke bioskop untuk bersiap-siap menonton film kedua pada hari Rabu yang cerah itu. Yang cukup mengejutkan adalah bahwa ruangan utama bioskop sudah dipenuhi penonton yang sedang antri membeli kudapan manis, jauh lebih ramai dibanding siang tadi. Pakaian pink mewarnai bioskop dari mereka yang tampil sesuai tema untuk melihat karya terbaru garapan Greta Gerwig, membuat saya yang tak mengikuti dress-code Barbie cukup merasa saltum saat melihat gerombolan pink mulai memasuki teater. Tak disangka-sangka, full (dream) house untuk Barbie yang dipenuhi oleh penonton lintas generasi.

Kalau disuruh memilih film mana yang paling disuka, juaranya saya nobatkan pada Barbie. Bukan berarti bahwa Oppenheimer merupakan film yang buruk. Bahkan Barbie juga tak bisa saya bilang sebagai film yang sempurna, meskipun berhasil melampaui ekspektasi. Tapi mungkin karena nature film Barbie yang penuh pesan empowering serta dibumbui nostalgia masa kecil dan visual yang sangat pleasing. Tentu, ini membuat Barbie jauh lebih comfortable saat ditonton, karena selain mengobati inner child, film Barbie nggak pakai mikir dan less-depressing ketimbang Oppenheimer.

Sedangkan Oppenheimer, selayaknya film war/historical, lebih banyak memberikan ketegangan   dalam artian yang bagus   karena hal ini membuktikan bahwa scoring-nya sukses membuat saya turut merasakan kecemasan yang dialami Oppie. Sehingga, strategi kecil-kecilan yang saya pilih untuk memilih "Oppenbarbie" dibanding "Barbieheimer" nyatanya merupakan pilihan tepat.

Ada kepuasan sendiri untuk pengalaman Barbieheimer, karena kedua filmnya sangat enjoyable. Saya memang sering berkunjung ke bioskop untuk menonton film yang sudah ditunggu-tunggu, tapi sudah lama sekali sejak saya menonton dua film sekaligus dalam satu hari. Sehingga, pengalaman Barbieheimer ini terasa seperti menghidupkan kembali masa-masa saat lebih banyak waktu luang tanpa harus memikirkan tanggung jawab yang harus dijalani saat sudah beranjak dewasa.

Masih ada kesempatan untuk merasakan euforia Barbieheimer untuk kamu yang belum menonton keduanya. Jangan lupa beli tiketnya di bioskop kesayanganmu, ya!

[Gambas:Audio CXO]

(HAI/tim)

Author

Hani Indita

NEW RELEASE
CXO SPECIALS