Interest | Art & Culture

Review The Menu: Mengintip Elitism dalam Dunia Kuliner

Selasa, 29 Nov 2022 18:30 WIB
Review The Menu: Mengintip Elitism dalam Dunia Kuliner
Foto: IMDb
Jakarta -

Ini bukan kali pertama saya memasuki ruang bioskop tanpa pengetahuan apapun mengenai film yang akan saya tonton selama dua jam ke depan. Menyusul Decision to Leave, Nope, Broker, dan Emergency Declaration, The Menu menjadi film lain di tahun ini yang saya tonton tanpa tahu sinopsis, pemain, hingga trailer film—hal ini semacam membuat saya tidak memiliki ekspektasi tertentu mengenai bagaimana film akan dikupas dan bagaimana saya akan menikmatinya.

The Menu, Mencekam dengan Cara Berbeda

The Menu, film dengan durasi 107 menit ini merupakan film garapan Mark Mylod yang dibintangi oleh Ralph Fiennes, Anya Taylor-Joy, Nicholas Hoult, dan sederet pemain pendukung lain. Premisnya cukup sederhana; seorang pasangan berkelana ke sebuah pulau kecil untuk mencicipi sebuah restoran mewah nan eksklusif bernama Hawthorne. Pulau terpencil itu hanya ditinggali oleh tim Hawthorne, termasuk koki utama yang tersohor, Chef Slowik (Ralph Fiennes). Namun, tak sembarang orang bisa berkunjung ke Hawthorne. Pasalnya, satu badan dikenakan biaya sebesar 1,250 USD untuk dapat mencicipi masakan Chef Slowik dan mereka harus naik feri terlebih dahulu untuk mencapai tujuan.

[Gambas:Youtube]

Satu malam di Hawthorne saat itu diramaikan oleh campuran tamu elit seperti aktor senior dan asistennya, kritikus makanan, tiga rekan kerja yang entitled, pasangan paruh baya yang kaya raya, dan Margot (Anya Taylor-Joy) yang menjadi plus one Tyler (Nicholas Hoult), si foodie garis keras. Mereka disambut oleh kaki tangan kepercayaan Chef Slowik, Elsa, sebagai pemandu para pengunjung selama berada di Hawthorne. Pembawaan karakternya yang misterius dan ketus perlahan membangun ketegangan yang samar di The Menu.

Estetika jadi poin nomor satu yang menonjol dalam film The Menu. Setiap makanan yang diperkenalkan oleh Chef Slowik memiliki intronya tersendiri dan dibubuhi teknik pengambilan gambar yang sangat indah dan mengesankan. Penambahan keterangan setiap hidangan juga disertakan dalam frame seperti nama makanan, deskripsi makanan, hingga komposisinya. Setiap hidangan yang disajikan dengan model close-up membuat saya lupa sejenak bahwa saya bukan sedang menonton sebuah food commentary yang biasa ditemui di TV, melainkan sebuah film thriller di mana kejadian buruk sebenarnya selangkah lebih dekat untuk terkuak.

Anya Taylor-JoyAnya Taylor-Joy/ Foto: Wikipedia

Meski demikian, ketegangan tidak pernah surut selama 30 menit pertama. Chef Slowik sendiri selalu mulai menyajikan setiap hidangannya dengan menepuk tangan secara kencang dan menggelegar hingga berhasil membuat penonton merasa terganggu dan tak nyaman, ditambah para juru masaknya yang setia dan patuh dalam menanggapi semua ucapan Chef Slowik secara serempak melalui teriakan semangat, "Yes, Chef!" layaknya robot yang sudah ter-brainwash. Sosok Chef Slowik yang dipuja tak hanya oleh para tamu tapi juga oleh para pekerjanya membuat saya secara tak sadar "menandakan" bahwa ialah peran antagonis utamanya.

Chef SlowikChef Slowik/ Foto: Cineverse

Dari awal pun, Chef Slowik terlihat punya rencana tersembunyi-hal itu juga disampaikan secara langsung olehnya kepada Margot, yang menyudutkan Margot untuk memilih sisi mana ia berada; dengan para tamu atau dengan Chef Slowik. Dari sini, jelas sudah apa yang ingin disampaikan sang penulis naskah kepada para penonton; tak jauh-jauh soal eat the rich layak Parasite, The Hunt, maupun Knives Out—The Menu menyajikan tampilan baru untuk kategori ini.

Terlalu banyak pesan tersembunyi yang dirangkai dalam beberapa adegan. Setiap hidangan memiliki pesan khusus dan secara bersamaan menjalankan fungsi plot cerita. Hal ini membuat para penonton tak seharusnya berpaling sedikit pun agar tak kehilangan fokus. Meskipun pada akhirnya ada beberapa hal yang menurut saya janggal, namun The Menu tidak gagal dalam membalut tema elitism di dunia kuliner dan gourmet. Tentu, itu adalah sebuah hal yang baru.

Banyak ulasan mengocok perut di kolom ulasan Letterboxd, seperti "Ini episode tambahan Hell's Kitchen," maupun beberapa ulasan yang mereferensikan film ini dengan film animasi Disney Ratatouille. Tapi, secara keseluruhan, The Menu mendapatkan rating 3.8 dari angka 5—cukup memberi indikasi bahwa film ini enjoyable untuk ditonton.

[Gambas:Audio CXO]

(HAI/alm)

Author

Hani Indita

NEW RELEASE
CXO SPECIALS