Interest | Art & Culture

Staff Picks: Spooktober Movies

Kamis, 27 Oct 2022 19:30 WIB
Staff Picks: Spooktober Movies
Foto: IMDb
Jakarta -

Halloween telah tiba! Menuju 31 Oktober yang diperingati sebagai Hari Halloween, tim CXO Media telah merangkum beberapa film terseram yang pernah kami tonton. Dari film Asia hingga film rilisan Hollywood, kalian bisa menjadikan staff picks edisi kali ini sebagai rekomendasi mau nonton apa bareng teman-teman, keluarga, atau pasangan saat Halloween tiba. So, it's time to feel the goosebumps!

Timotius, Editor
Gonjiam: Haunted Asylum (2018)
Saya bukan penggemar film horor karena memang dasarnya tidak suka dikagetin. Tapi, Gonjiam: Haunted Asylum benar-benar menjadi representasi terbaik dari film horor paling ngehe buat saya. Dengan beberapa part ikonik-salah satunya saat seorang karakter kerasukan dengan full zoom muka dia di layar-cukup berhasil terngiang-ngiang di pikiran selama beberapa hari. Gonjiam: Haunted Asylum wajib kamu tonton karena berhasil membawa aura menyeramkan yang tepat untuk film found-footage.

Dezky, Social Media Lead
Keramat (2009)
Jujur saya termasuk orang yang nggak takut sama hantu, film horor itu sebuah genre yang menyenangkan buat saya, terlebih jika nonton di bioskop sama pacar. Tapi Keramat ini beda. Dengan sinematografi yang bagi saya cukup sederhana, malah bikin saya merasa seperti benar-benar ada di sana. Terlebih jumpscare serta momen horor yang bikin saya relate karena saya termasuk berada di dalam bagian dari budaya yang diangkat dalam film ini. Scene paling ngehe bagi saya (tentu saja) adalah saat ada pocong tiba-tiba muncul di kamera. Saya mimpi buruk selama seminggu cuma karena scene yang satu ini. Ya Allah, semoga jika saya mati nanti, saya tidak dieksploitasi oleh pemimpin para hantu di kompleks pemakaman saya hanya untuk menakut-nakuti manusia.

Rolland Sadira, Penyunting Suara
Midsommar (2019)
Horor bukanlah genre favorit saya jika saya sedang mencari film untuk ditonton, malahan saya lebih sering untuk menghindar jika ada yang mengajak saya untuk menonton film horor. Namun itu semua berubah saat saya mengenal karya-karya Ari Aster. Filmnya yang berjudul Midsommar mengubah pandangan saya mengenai film horor yang selama ini saya kenal hanya bercerita tentang hantu dan pembunuh berantai. Film ini minim dengan jumpscare tapi memiliki banyak adegan yang membuat kita berkata "WTF!" Menurut saya film ini cocok bagi anda yang sudah bosan dengan formula film horor yang mengandalkan jumpscare maupun film-film dengan tema supranatural.

Tasya, Writer
The Medium (2021)
Film horor Thailand memang tidak pernah mengecewakan, tapi bagi saya The Medium adalah salah satu yang terbaik. Dibumbui dengan budaya klenik khas Asia Tenggara, film ini membombardir kita dengan kejadian supranatural yang creepy dan disturbing. Ada banyak adegan yang membuat saya berkata kasar, salah satunya ketika Mink-yang sedang dirasuki roh jahat-berkeliaran di malam hari dan memasak anjing peliharaan keluarganya. Klimaks film ini juga dieksekusi dengan apik ketika ritual yang seharusnya menyembuhkan Mink justru berubah menjadi momen penuh teror yang berdarah-darah.

Dian, Editor
Debunk (2022)
Saya bukan orang yang suka nonton film horor, bahkan cenderung sebal ketika ada orang yang memaksa saya menonton genre yang satu ini. Tapi, ada satu film horor yang menurut saya bagus, dan saya merasa terhibur ketika menontonnya. Uniknya film ini, menitikberatkan sebuah wawancara dua sisi antara manusia dan hantu. Misalnya bagaimana manusia melihat hantu, dan seperti apa hantu melihat manusia. Adalah Debunk, film horor Malaysia ini sukses membuat saya merasa seram tapi juga terpingkal. Berbeda dari film horor Malaysia yang terkenal seram dan terkesan nyata, Debunk seakan seperti oase di antara deretan film horor yang berplot itu-itu saja. Mungkin pilihan film saya berbeda dari teman-teman CXO Media lainnya, tapi film ini saya rekomendasikan bagi kamu yang sudah bosan takut dengan film horor dan ingin mencari hal berbeda. Meskipun terkesan lebih banyak komedinya, tapi riasan pemeran hantu Debunk juga tak kalah seram dan tetap sukses membuat saya enggan ke kamar mandi sendiri.

Almer Mikhail, Editor
The Cabin in the Woods (2012)
Like some have said before me, I am not a fan of the horror genre-so I haven't watched a lot of it. However, one movie that stood out as my favorite within the genre is The Cabin in the Woods. The movie might not be the scariest, but the way it plays with the conventions and tropes of horror movies is highly entertaining. It follows a group of college friends who took a vacation to the titular remote cabin in the woods, which seems to be haunted by different kinds of creatures. What seems like a typical horror movie plot is quickly deconstructed, as the movie plays with cliches while also satirizing them. As you watch the movie, you'd catch references to horror tropes which will make you question whether the film is a tribute or a satire of the genre, and the answer might be both. Despite the deconstruction, the movie does have some genuinely scary moments. Ultimately, the twists and turns keep The Cabin in the Woods fresh while also familiar at the same time. So meta.

Hani, Writer
The Ring (2002)
Gue punya tradisi kecil-kecilan sama keluarga besar kalau lagi kumpul dimana malamnya akan nonton film horor, mungkin aktivitas ini jadi bibit kesukaan gue terhadap film-film hantu. Dari dulu sampai sekarang, gue paling takut kalau revisit The Ring, nggak tahu kenapa. Mungkin premis yang simpel tapi ngena banget karena eksekusi adegan yang cukup bikin deg-degan pada masanya, ditambah konsep hantu yang muncul dari TV saat lagi mode kresek-kresek berhasil bikin trauma kecil to my 10 years old self. Sejak nonton itu, gue selalu ngebayangin kalau TV yang lagi nggak ada sinyal tiba-tiba akan beralih ke potret sebuah sumur, terus si Samara alias Sadako mulai muncul dari sumur dan berjalan mendekat ke gue. Setraumatis itu! Padahal, kalau ditonton sekarang kayaknya nggak seseram itu, ya?

[Gambas:Audio CXO]

(tim/alm)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS