Interest | Art & Culture

Rekomendasi Film dan Serial Mengenai Trauma Antargenerasi

Rabu, 26 Oct 2022 13:00 WIB
Rekomendasi Film dan Serial Mengenai Trauma Antargenerasi
Foto: IMDB, Walt Disney Pictures, Nickelodeon, Touchstone Pictures
Jakarta -

Membicarakan trauma bukanlah hal yang mudah, apalagi jika trauma itu bersumber dari keluarga. Idealnya, keluarga adalah tempat di mana seseorang bisa mendapatkan kasih sayang dan rasa aman. Akan tetapi, keluarga juga bisa menjadi tempat di mana trauma diwariskan dari generasi ke generasi, hal ini disebut sebagai intergenerational trauma atau trauma antargenerasi.

Trauma antargenerasi terjadi ketika anggota keluarga mengalami peristiwa traumatis yang membekas. Melansir Very Well Mind, akar dari peristiwa traumatis ini bisa bermacam-macam, mulai dari trauma yang dirasakan secara kolektif hingga trauma individual. Trauma kolektif bisa bersumber dari peristiwa besar seperti perang, genosida, ataupun kekerasan sistemik. Sedangkan trauma individual bisa bersumber dari rasa kehilangan yang amat besar, penelantaran, hingga perilaku abusive.

Ketika trauma itu dipendam dan tidak dibicarakan, dampak dari trauma tersebut akhirnya secara tidak sadar diturunkan melalui nilai, ajaran, atau interaksi sehari-hari. Siklus trauma yang sudah terbentuk akan sulit untuk diputuskan, sebab mungkin masing-masing anggota keluarga juga tidak menyadari adanya trauma tersebut di dalam keluarga.

Belakangan, muncul lebih banyak film dan serial yang mencoba mengangkat trauma antargenerasi. Tema yang berat untuk dicerna ini banyak dikemas menjadi film keluarga yang cocok untuk ditonton oleh penonton segala usia. Film-film ini tidak hanya seru dan menyenangkan juga untuk ditonton, tapi juga bisa membantu kita untuk berefleksi mengenai trauma dalam keluarga. Berikut adalah rekomendasi film dan serial mengenai trauma antargenerasi yang bisa kalian tonton!

Turning Red (2022)
Tema mengenai trauma antargenerasi semakin banyak muncul dalam film animasi, salah satunya Turning Red. Film ini bercerita tentang remaja keturunan Tionghoa berumur 13 tahun yang tinggal di Kanada bernama Mei. Mei yang sedang memasuki masa pubertas berusaha keras untuk mengendalikan bermacam-macam emosi yang ia rasakan. Pada suatu pagi, Mei tiba-tiba menemukan dirinya berubah menjadi sosok panda merah. Ternyata, semua perempuan di keluarga Mei mengalami hal yang serupa.
Meski memiliki keluarga yang suportif, Mei merasa tertekan oleh ekspektasi ibunya—yaitu Ming—yang selalu menuntut agar dirinya bersikap dewasa. Hal ini membuat Mei dan Ming kerap berselisih. Namun ternyata, Ming juga mendapat perlakuan yang serupa oleh ibunya. Turning Red adalah film animasi yang hangat dan menyenangkan untuk ditonton, apalagi karakter Mei sangat relatable bagi banyak remaja perempuan Asia.

Everything Everywhere All at Once (2022)
Salah satu film terbaik tahun ini, Everything Everywhere All at Once adalah film fiksi ilmiah yang akan membawa kita berjalan-jalan ke dimensi lain. Film ini bercerita tentang Evelyn Wang (Michelle Yeoh) yang mengelola usaha binatu bersama suaminya, Waymond. Evelyn sedang menghadapi berbagai permasalahan dalam hidupnya-usahanya sedang diaudit oleh kantor pajak, suaminya menggugat cerai dirinya, dan ayahnya (Gong Gong) yang berwatak keras sedang berkunjung. Di tengah-tengah itu semua, muncul sosok bernama Jobu Tupaki yang menciptakan black hole untuk menghapus semua hal di dunia.

Di tengah usahanya menyelamatkan semesta, Evelyn akhirnya menyadari bahwa chaos yang terjadi bersumber dari trauma yang diwariskan olehnya kepada Joy, anaknya. Evelyn sendiri memendam trauma karena ia merasa diasingkan oleh orangtuanya ketika memutuskan untuk menikah dengan Waymond dan pindah ke Amerika Serikat. Meski bermula sebagai film petualangan penuh aksi, tapi akhir dari film ini mampu membuat kita berlinang air mata ketika Evelyn dan Joy akhirnya berani menghadapi trauma mereka.

Encanto (2022)
Film animasi lainnya yang mengangkat trauma antargenerasi adalah Encanto (2022). Film ini bercerita tentang keluarga Madrigal yang tinggal di sebuah tempat ajaib dan tersembunyi bernama Encanto. Semua bermula ketika pasangan suami istri Pedro dan Alma bersama ketiga anaknya terpaksa mengungsi karena konflik bersenjata yang melanda desa mereka. Sayangnya, Pedro tewas dalam peristiwa ini. Alma dan ketiga anaknya akhirnya membangun hidup baru di tempat magis bernama Encanto. Tak hanya itu, Alma dan keturunannya juga dianugerahi dengan kekuatan magis.

Sebagai sosok matriarch dalam keluarga, Alma sangat protektif terhadap kemampuan magis yang mengalir di darah keluarganya. Namun, hal ini membuat dirinya menjadi sangat perfeksionis dan memiliki tuntutan yang tidak realistis bagi anak dan cucunya. Namun di balik itu semua, Alma sebenarnya memiliki trauma yang tak pernah dibicarakan. Ia tidak pernah sembuh dari rasa duka ketika harus kehilangan suaminya, dan akhirnya terpaksa membesarkan ketiga anaknya di tengah situasi penuh konflik.

The Royal Tenenbaums (2001)
The Royal Tenenbaums adalah film drama komedi bertema keluarga karya sutradara Wes Anderson. Apabila kalian mencari tontonan keluarga yang 'menyentil' tapi ringan untuk ditonton, film ini bisa menjadi pilihan. The Royal Tenenbaums bercerita tentang keluarga Tenenbaum yang disfungsional. Royal dan istrinya, Etheline, memiliki tiga anak prodigy yaitu Chas, Margot, dan Richie. Chas adalah ahli matematika, Margot adalah penulis naskah teater, dan Richie adalah atlet tenis berbakat.

Sejak kecil, mereka bertiga tidak pernah memiliki relasi yang dekat dengan Royal. Namun semua ini diperparah ketika Royal bercerai dari Etheline. Sejak perceraian itu, Royal telah menjadi sosok yang asing bagi keluarganya sendiri. Namun hal ini ternyata berimplikasi kepada Chas, Margot, dan Richie ketika mereka dewasa. Karya-karya Wes Anderson selalu bisa mengubah tragedi menjadi komedi, hal inilah yang membuat The Royal Tenenbaums berbeda dari drama keluarga lainnya.

Avatar: The Legend of Aang (2005)
Bagi kita yang tumbuh besar menonton Nickelodeon, pasti sudah tidak asing lagi dengan serial Avatar: The Legend of Aang. Perang yang diinisiasi oleh Negara Api telah membuat banyak keluarga di 3 negara lainnya hidup dalam teror. Situasi perang pun menyebabkan trauma kolektif yang dialami oleh banyak keluarga. Tapi menariknya, serial ini juga mengangkat trauma antargenerasi yang dialami oleh karakter antagonis yang awalnya adalah musuh bebuyutan Aang, yaitu Pangeran Zuko.

Sejak kecil, Zuko tidak pernah mendapatkan validasi ataupun kasih sayang dari ayahnya, yaitu Raja Api Ozai. Ozai adalah seorang imperialis yang bengis dan kerap menggunakan kekerasan dalam mendidik anaknya. Trauma yang dialami Zuko membuatnya tumbuh menjadi remaja yang penuh dengan amarah, sampai-sampai ia rela melakukan apa saja demi mendapatkan pengakuan dari ayahnya. Selain itu, penonton juga diajak untuk melihat perjalanan Zuko sampai ia berdamai dengan dirinya sendiri. Hingga akhirnya, Zuko menjadi salah satu karakter terbaik dari Avatar: The Legend of Aang.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS