Interest | Art & Culture

Sejarah dan Keadaan Esports Indonesia

Sabtu, 26 Mar 2022 19:00 WIB
Sejarah dan Keadaan Esports Indonesia
Ilustrasi esport Foto: Florian Olivo - Unsplash
Jakarta -

Pertandingan esports secara kompetitif sudah menjadi sebuah skena yang sangat berkembang dan populer di kancah internasional. Genre gim yang diperlombakan pun bermacam-macam, mulai dari First-Person Shooter (FPS) seperti Counter Strike: Global Offensive, Valorant, Overwatch; Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) seperti Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, Arena of Valor; kemudian Third-Person Shooter (TPS) seperti PlayerUnknown's Battleground, Free Fire; juga ada fighting game seperti Street Fighter V, Tekken 7, King of Fighters XV; dan masih banyak lainnya.

Tidak mau kalah, Indonesia juga mempunyai skena esports-nya sendiri. Sebelum menjadi ekosistem yang kita kenal hari ini, esports Indonesia tercatat dimulai ketika Ketua Umum Indonesia eSports Association (IeSPA), Eddy Lim, membentuk Liga Game pada tahun 1999. DOTA dan Counter Strike pun turut diperlombakan pada saat itu. Dan ketika itulah kali pertama Indonesia berkecimpung di dunia esports, meskipun belum menorehkan prestasi.

Pasar konsumen gaming di Indonesia pun terus berkembang. Dari yang dulunya sekadar hobi, ngobrol-ngobrol, main bareng, dan kegiatan gathering komunitas, kini sudah bukan lagi turnamen kecil-kecilan, tapi sudah berskala besar, lengkap dengan adanya organisasi penyelenggara, sponsor, tim esports, investor, dan masih banyak lainnya.

.Ilustrasi esports/ Foto: Rodnae Production - pexels

Ekosistem esports Indonesia pun kini sudah mulai menunjukkan kematangannya, meskipun genre dan judul gim yang diperlombakan masih cukup terbatas. Genre yang paling populer adalah MOBA yang didominasi oleh Mobile Legends dan Arena of Valor; dan TPS yang didominasi oleh PlayerUnknown's Battleground: Mobile dan Free Fire. Hal ini dapat dilihat dari pertandingan esports terbesar beberapa tahun terakhir ini, yaitu Mobile Legends Professional League Indonesia, PUBG Mobile Pro League, PUBG Mobile Indonesia National Championship.

Dengan semakin berkembang dan menjanjikannya industri ini, semakin banyak pula masyarakat yang ikut berkecimpung di dunia gim. Salah satunya adalah ketika banyak artis seperti Raffi Ahmad dengan RANS Esports, Reza Arap dengan MORPH Team, Ariel NOAH dengan The Pillars, dan lainnya yang membentuk tim esports. Tak hanya itu, berbagai brand juga mulai melirik ekosistem esports Indonesia ini. Mulai dari yang paling relevan seperti Acer Predator, Asus ROG, Logitech, dan Razer, sampai brand dengan jangkauan yang lebih luas seperti Good Day, Torabika, Telkomsel, XL Axiata, Biznet, Traveloka, dan masih banyak lagi.

Berbeda dengan skena global yang platformnya beragam, gim yang umum diperlombakan di Indonesia dapat dimainkan melalui smartphone karena lebih mudah diakses dibandingkan dengan konsol atau PC (personal computer). Dilansir dari We Are Social, tercatat sebanyak 370,1 juta perangkat yang terhubung ke jaringan internet pada awal tahun 2022. Merasa janggal? Ya, angka tersebut 33 persen lebih besar daripada jumlah penduduk Indonesia pada Januari 2022.

.Ilustrasi game online/ Foto: Rodnae Production - pexels

Meskipun perkembangannya sudah cukup pesat, tentu masih banyak yang perlu dibenahi oleh industri esports Indonesia. Salah satunya adalah perluasan genre gim yang diperlombakan. Sebagai contoh, fighting game merupakan salah satu genre yang cukup populer di Indonesia. Hal ini terlihat dari keberhasilan Abuget Cup yang mencuri perhatian pengunjung pada Indonesia Games Experience (IGX) pada tahun 2018. Abuget Cup adalah sebuah turnamen fighting game yang mencakup berbagai macam judul seperti Street Fighter V, Tekken 7, dan Dragon Ball FighterZ untuk diperlombakan. Dengan adanya animo yang besar, rasanya skena kompetitif fighting game memiliki prospek yang bagus di Indonesia.

Perkembangan skena gaming kompetitif dari yang awalnya sekadar hobi dan dirayakan dalam skala komunitas menjadi sesuatu yang disaksikan secara masif adalah perubahan yang menjanjikan bagi esports Indonesia. Memang masih panjang perjalanan esports Indonesia, tapi paling tidak, sedang mengarah ke arah yang tepat.

[Gambas:Audio CXO]

(HAL/DIR)

Author

Handoko Lun

NEW RELEASE
CXO SPECIALS