Interest | Wellness

Busting Myths: Period Syncing

Jumat, 03 Nov 2023 17:30 WIB
Busting Myths: Period Syncing
Ilustrasi Period Syncing Foto: Dian Rosalina - CXO Media
Jakarta -

Setiap perempuan pasti pernah mengalami situasi yang dinamakan period syncing. Period syncing adalah sebuah kepercayaan bahwa siklus menstruasi dapat tersinkronisasi dengan perempuan lain yang kerap diajak menghabiskan waktu bersama, seperti keluarga, kerabat yang tinggal bersama atau memang sering bertemu. Dengan banyaknya perempuan yang meyakini akan teori ini, apakah period syncing adalah sebuah hal yang benar-benar ada?

Sejak lama, ada teori yang mengatakan bahwa perempuan yang sering bersama-sama dalam jangka waktu tertentu akan memiliki siklus menstruasi yang bersinkronisasi. Konsep sinkronisasi menstruasi telah turun-temurun disampaikan dan dibahas di asrama dan perempuan selama berabad-abad. Namun, komunitas ilmiah mulai menganggap serius ide ini ketika seorang peneliti bernama Martha McClintock melakukan studi terhadap 135 perempuan mahasiswa yang tinggal bersama di asrama untuk melihat apakah siklus menstruasi mereka bersamaan.

Studi tersebut tidak menguji faktor-faktor siklus lainnya, seperti kapan perempuan-perempuan tersebut ovulasi, tetapi melacak kapan pendarahan bulanan perempuan-perempuan dimulai. McClintock menyimpulkan bahwa menstruasi perempuan-perempuan tersebut memang bersinkronisasi. Setelah itu, sinkronisasi menstruasi disebut sebagai "efek McClintock." Namun, tidak banyak penelitian yang mendukung teori ini dengan bukti yang konkrit.

Selain itu, belum ada yang dapat menjelaskan dengan jelas bagaimana sinkronisasi tersebut dapat terjadi. Selama beberapa dekade, berbagai penelitian telah secara berulang kali membantah mitos ini, termasuk sebuah studi Human Nature tahun 2006 yang menunjukkan bahwa siklus menstruasi tidak selalu selaras setelah satu tahun hidup bersama. Pada tahun 2017, aplikasi pelacakan siklus menstruasi, Clue, mengumpulkan data dari penggunanya untuk mencari kaitan antara jadwal menstruasi dan waktu yang dihabiskan bersama, tetapi tidak ditemukan hubungan apapun.

Selain meneliti Efek McClintock, para peneliti juga mencoba mencari tahu apakah fase bulan bisa mempengaruhi kapan menstruasi seorang perempuan dimulai atau berakhir. Meskipun bulan mempengaruhi pasang surut laut, tidak ada bukti yang pasti bahwa bulan dapat mempengaruhi siklus menstruasi seseorang," kata Stacie Jhaveri, MD, seorang dokter kandungan.

Selain fase bulan, para peneliti juga mempertimbangkan apakah feromon manusia dan menstruasi memiliki keterkaitan. Feromon adalah zat kimia yang dilepaskan oleh hewan dan mempengaruhi perilaku individu sejenis. Pada hewan dan serangga, ada banyak bukti bahwa feromon dapat mempengaruhi perilaku hormon.

"Mungkin efek yang sama juga ada pada manusia, tetapi belum ada penelitian yang mendukung klaim tersebut," ujar Dr. Stacie Jhaveri. "Feromon umumnya dilepaskan dari ketiak dan selangkangan, namun dalam masyarakat modern seperti sekarang, mungkin efeknya berkurang karena seringnya mandi. Jadi, meskipun ada kemungkinan, efek feromon pada manusia belum terbukti secara ilmiah."

Ilmu pengetahuan mungkin tidak dapat mengkonfirmasi adanya alasan hormonal untuk menjelaskan mengapa siklus menstruasi seseorang dapat berlangsung bersamaan dengan teman sekamar atau sahabat dekat, tetapi ada penjelasan matematika dimana hal inin hanya masalah waktu. Seiring berjalannya waktu, seorang perempuan yang memiliki siklus tiga minggu dan perempuan lain yang memiliki siklus lima minggu pada akhirnya akan mengalami siklus menstruasi mereka yang berjalan bersamaan. Apakah kamu merasakan dan mengalami hal yang sama?

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS