Interest | Wellness

Mouth Taping: Apakah Benar Bermanfaat?

Minggu, 09 Apr 2023 17:00 WIB
Mouth Taping: Apakah Benar Bermanfaat?
Foto: Pexels: Sasith Mawananehewa
Jakarta -

Tak bosan membahas tips-tips baru perihal kesehatan yang diviralkan oleh TikTok, mouth taping kini sedang ramai dilakukan oleh banyak orang. Bahkan selebriti seperti Pevita Pearce dan Andien turut menyatakan bahwa mereka juga melakukan mouth taping saat tidur melalui akun media sosialnya. Sebenarnya apa sih gunanya mouth taping saat tidur? Apakah hanya sekadar memberhentikan kebiasaan mendengkur seseorang, atau lebih dari itu? Dan apakah mouth taping ini memiliki dampak negatif tersendiri?

Apa itu Mouth Taping?

Metode mouth taping adalah tindakan menutup mulut menggunakan selotip yang aman untuk kulit, sehingga kebiasaan membuka mulut dan bernapas melalui mulut dapat teratasi. Bernapas melalui mulut memang biasanya membuat seseorang memiliki kebiasaan untuk mendengkur dan efek yang dihasilkan ketika bangun tidur membuat mulut terasa kering dan tenggorokan menjadi sakit.

Selain untuk menangani masalah pernapasan mulut saat tidur, melakukan mouth taping membuat seseorang menjadi terbiasa untuk bernapas melalui hidung yang tentunya lebih bermanfaat untuk kesehatan. Mulai dari menurunkan tekanan darah, menyaring alergen, mengatur suhu napas, melembabkan udara yang dihirup dan melembabkan tenggorokan hingga mengurangi anxiety.

Sebuah studi yang dilakukan oleh jurnalis James Nestor dalam bukunya Breath: The New Science of Lost Art membuktikan bahwa eksperimen menutup hidung dengan silikon dan plester selama 10 hari untuk mengetahui efek pernapasan mulut membuatnya mengalami lonjakan pada tekanan darah, denyut nadi dan detak jantung, bahkan kadar oksigen pada darah yang turun secara drastis. Sehingga, hal ini membuktikan bahwa bernafas melalui hidung merupakan metode bernapas terbaik.

Tujuan dari mouth taping secara garis besar memang hanya sekadar mengalihkan pernapasan mulut ke hidung ketika sedang tidur. Terlepas dari manfaat yang digembar-gemborkan, melakukan mouth taping saat tidur tetap membutuhkan pertimbangan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan, untuk beberapa kondisi kesehatan mouth taping memiliki potensi berbahaya, contohnya adalah kondisi sleep apnea.

Sleep apnea sendiri adalah suatu gangguan tidur yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti. Faktor risiko seseorang yang memiliki sleep apnea adalah usia dan obesitas. Kondisi yang satu Ini lebih sering terjadi pada pria dengan gejala seperti mendengkur keras dan merasa lelah bahkan setelah tidur semalaman.

Layaknya yang dijelaskan oleh profesor kedokteran klinis Raj Dasgupta, mouth taping dapat sangat berbahaya untuk seseorang dengan obstructive sleep apnea yang pernapasannya kerap terganggu saat tidur. Sehingga, untuk mempraktikkan mouth taping, sangat penting bagi mereka untuk mengkonsultasikan kondisi kesehatannya terlebih dahulu untuk menghindari risiko kesehatan yang dapat membahayakan.

Meskipun fakta bahwa bernapas melalui hidung ketika tidur sangat bermanfaat untuk kesehatan apabila dibandingkan dengan bernapas melalui mulut, mouth taping belum tentu menjadi solusi yang umum untuk semua orang. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan setiap orang yang berbeda-beda, sehingga sangat mungkin bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu malah hanya mendapatkan dampak negatifnya saja.

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS