Interest | Wellness

Bayang-Bayang Masalah Kesehatan Di Balik Lezatnya Makanan Berminyak

Sabtu, 21 Jan 2023 19:13 WIB
Bayang-Bayang Masalah Kesehatan Di Balik Lezatnya Makanan Berminyak
Ilustrasi nasi minyak Foto: Freepik
Jakarta -

Sudah sejak lama, Indonesia ataupun Nusantara memiliki berbagai sajian kuliner lezat penggugah selera. Sebagian besar menu makanan yang diakui enak diolah dengan teknik dan bahan tertentu untuk menambah cita rasanya. Salah satunya adalah teknik deep fried atau menggoreng dengan minyak. Selain itu, sejumlah hidangan Indonesia juga ada yang rasanya diperkaya dengan menambahkan minyak.

Saya pun percaya bahwa apapun makanan yang dibubuhi oleh minyak, akan lebih lezat dari yang lain. Namun dibalik kenikmatan setiap suap makanan yang mengandung minyak ini, masalah kesehatan pun membayangi masyarakat Indonesia. Baru-baru ini pula viral di media sosial sebuah warung makan kaki lima yang menyediakan nasi bebek Madura sebagai menu utamanya.

Yang membedakan mereka dengan nasi bebek lainnya adalah pedagangnya menambahkan banyak minyak goreng ke dalam bumbu dan sambal. Bahkan mungkin sebagian dari komposisi bumbu hitam dan sambal dari nasi bebek itu adalah minyak. Tak ayal makanan ini pun disebut nasi minyak oleh masyarakat setempat karena sajiannya yang sangat berminyak.

Unggahan itu pun menimbulkan pro-kontra di kalangan netizen. Ada yang menyebut jika nasi minyak yang berdomisili di Surabaya tersebut sangat enak dan minyak bekas goreng bebeklah yang membuat rasanya semakin gurih. Sementara, pakar kesehatan juga ikut berkomentar tentang kengerian di balik kenikmatan makanan berminyak ini.

Dalam unggahannya, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, menyatakan kekhawatiran terhadap viralnya makanan tersebut. Bahkan, dia pun takut akan adanya peningkatan kasus dislipidemia. Sebab terlihat pedagang tersebut menuangkan banyak minyak panas ke dalam bumbu-bumbu yang akan disajikan dengan bebek goreng, nasi, dan lalapan.

Kepada CXO Media, dr. Andi pun menjelaskan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan yang berminyak akan rentan mengalami dislipidemia. Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi saat kadar lipid atau lemak dalam darah tidak normal-bisa terlalu tinggi atau rendah. Lipid sendiri merupakan komponen penting di tubuh yang terdiri dari kolesterol dan trigliserida.

"Kalau bicara dislipidemia dikaitkan dengan 3 kolesterol utama, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan Trigliserida. Di dua yang pertama kolesterol LDL dan HDL itu seperti yang kita kenal dengan kolesterol tinggi. Kalau Trigliserida itu lemak yang lain tapi saling berkaitan," kata dr. Andi.

Jika seseorang menderita dislipidemia, biasanya orang tersebut mempunyai kadar kolesterol (HDL dan LDL) yang lebih tinggi dari batas normal yakni di atas 200 mg/dL, dan mempunyai kadar trigliserida di atas 150 mg/dL. Selain penyakit ini, dokter yang juga pernah menjadi vaksinator Presiden Joko Widodo tersebut juga memaparkan bahwa ada masalah kesehatan lainnya yang mungkin kurang diketahui oleh banyak orang. Sebab sebagian besar masyarakat hanya tahu lezat dan gurihnya makanan berminyak.

"Makan makanan yang berminyak tidak hanya rentan terhadap dislipidemia, tapi juga rentan obesitas, parkinson dan alzheimer. Alasan masih banyak orang mengonsumsinya mungkin benar karena gurih. Selain itu kurang masifnya alternatif pangan lainnya yang diperbincangkan masyarakat bisa jadi penyebab masih banyak orang yang mengonsumsi," paparnya.

.Ilustrasi makanan digoreng/ Foto: Daria Nepriakhina - Unsplash

Gorengan Enak Namun Mematikan

Makanan olahan dengan cara digoreng memang sejak dulu menjadi favorit masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Namun di balik kenikmatan gorengan yang berminyak dan kriuk yang adiktif, terdapat fakta bahwa hal tersebut bisa saja mematikan. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), secara umum penduduk Indonesia mempunyai kadar kolesterol yang abnormal. Kadar kolesterol tinggi kebanyakan diidap oleh perempuan yakni sekitar 39,6 persen dibanding laki-laki yang hanya 30 persen.

Kadar kolesterol tinggi ini memicu terjadinya kelompok penyakit kardiovaskular lainnya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Dislipidemia seperti yang dijelaskan dr. Andi sebelumnya dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner yang bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan berakibat kematian mendadak. Kasus dislipidemia   khususnya hiperkolesterolemia   terus meningkat setiap tahun. Selain mengonsumsi makan-makanan yang berminyak dan tidak sehat, kebiasaan merokok, kurang berolahraga, kurang konsumsi sayur dan buah, alkohol, dan obesitas bisa menjadi pemicunya.

Oleh sebab itu, alternatif pangan yang lebih sehat, maupun cara pengolahan lain menjadi langkah yang tepat untuk keluar dari jeratan makanan tidak sehat ini. Dr. Andi pun menyarankan kepada anak-anak muda yang masih mengonsumsi makanan berminyak semacam nasi minyak tersebut untuk mengubah pola makan dan menggantinya dengan bahan makanan lebih sehat.

"Biar lepas, seperti yang dicontohkan ibu saya, lebih banyak makan makanan yang direbus, buah-buahan, ikan, telur yang tidak perlu lagi tambahan minyak. Sebisa mungkin keluarga harus lebih memperhatikan cara memasak sehingga lebih tahu, lebih bisa mengatur makanan yang dikonsumsi anggota keluarga yang lain," tutupnya.

Kita semua tahu bahwa Indonesia sendiri memiliki banyak menu masakan yang diberi minyak ataupun menggunakan minyak dalam pengolahannya. Tidak mudah untuk lepas dari jeratan kenikmatan yang mematikan ini, tapi agaknya hidup sehat sebenarnya perlu kita jalani sedini mungkin untuk mengurangi risiko penyakit berbahaya di kemudian hari. Mungkin kamu tidak merasakan efeknya hari ini, namun manifestasi dari kelezatan sepiring makanan berminyak kapan saja bisa menyerangmu, bahkan saat kamu merasa sehat sekalipun.

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS