Interest | Wellness

Post-Concert Depression: Apa dan Bagaimana Kita Menghadapinya

Sabtu, 26 Mar 2022 18:00 WIB
Post-Concert Depression: Apa dan Bagaimana Kita Menghadapinya
Ilustrasi konser Foto: Laura Stanley - Pexels
Jakarta -

Siapa sih, yang tidak happy ketika mendapatkan kesempatan untuk menonton idola kita bernyanyi di atas panggung? Kita, yang sebelumnya hanya bisa mendengarkan karya mereka melalui platform musik dan melihat live performance-nya melalui YouTube saja, namun kali ini kita diberikan kesempatan untuk bisa melihatnya secara langsung. Tidak hanya alunan musik yang terdengar, mereka yang selalu kita puja-puja karena parasnya yang cantik atau tampan pun, dapat kita nikmati secara langsung tanpa adanya batasan layar yang menghalangi.

Mengunjungi acara musik memang dapat membuat hormon dopamin kita berada di puncaknya. Rasanya sangat tidak cukup menikmati semua ini hanya dalam hitungan jam saja, sehingga kita pun ketagihan dibuatnya. Oleh karena itulah, bukan hal aneh lagi apabila setelah menonton konser, kita cenderung merasa sedih dan hampa setelahnya. Tapi perasaan apa itu?

.Ilustrasi akhir konser/ Foto: Wendi Wei - Pexels

Sebenarnya ada istilah untuk menjelaskan perasaan sedih pasca menonton konser, yaitu Post-Concert Depression. Perasaan ini digambarkan seperti kamu mengalami semacam duka usai kamu mengunjungi konser dari idola favoritmu. Lalu kamu berpikir bahwa sepertinya tidak akan mungkin lagi untuk mendapatkan pengalaman semenakjubkan itu di masa mendatang. Depresi pasca menikmati konser ini merupakan suatu hal yang nyata adanya dan dapat memengaruhi keseharian seseorang yang mengalaminya.

Secara ilmiah, otak kita memiliki hormon serotonin, dopamin, dan oksitosin yang dilepas sesuai dengan alasannya masing-masing. Namun, apabila kita merasa bahagia, dan di dalam konteks kebahagiaan tersebut dikarenakan kita bisa melihat langsung idola favorit kita, maka otak mengeluarkan aliran dopamin yang konstan. Sehingga perasaan yang didapatkan pun sangat luar biasa. Namun ketika konser selesai, tubuh kita pun kehabisan dopamin, dan inilah yang menyebabkan kita merasa "depresi".

Fakta yang sebenarnya terjadi ketika kita menonton konser adalah kita sedang dimabuk dopamin, dan ketika konser selesai maka otak kita yang terbiasa dengan kesenangan luar biasa dalam waktu yang singkat, mengalami hangover dopamin. Sebagai contohnya, saya sendiri pernah merasakan Post-Concert Depression ini.

Kala itu, saya sangat bahagia karena akhirnya dapat secara langsung melihat BTS di tahun 2017 ketika mereka menggelar konsernya yang bertajuk "Wings Tour". Karena saat itu saya sangat mendambakan untuk melihat penampilan mereka secara langsung, saya menghabiskan banyak tenaga untuk berteriak, bernyanyi, hingga menangis ketika melihat mereka membawakan banyak lagu-lagu hits mereka secara live. Jujur, saya merasa berada di puncak kebahagiaan saat itu dan rasanya saya tidak mau kembali ke realita di mana saya harus beraktivitas secara normal kembali, seolah-olah pengalaman tersebut hanya sementara. Kurang lebih selama tiga hari, saya merasa bahwa kehidupan tidaklah semenarik dan sebahagia ketika konser tersebut berlangsung, hingga akhirnya saya kembali normal dan kembali kepada realita.

.Ilustrasi sedih setelah konser/ Foto: Ivan Samkov - Pexels

Jika melihat dari sisi psikologi, apa yang saya rasakan dan lakukan pada saat itu cukup memenuhi ciri-ciri seseorang yang mengalami Post-Concert Depression, yaitu denial, depression, dan bargaining. Saat itu, saya tidak percaya bahwa semuanya sudah berakhir dan saya harus menunggu beberapa tahun lagi untuk mendapatkan kesempatan bertemu mereka lagi, bahkan saya sendiri tidak percaya bahwa kala itu saya berkesempatan untuk melihat mereka secara langsung.

Setelah saya menyadari bahwa semuanya berakhir, saya merasa sedih dan merasa kesepian karena mereka tidak dapat saya lihat lagi seperti malam konser berlangsung. Meskipun banyak konten tentang mereka di media sosial usai konser tersebut, tapi hal itu tidak dapat menghilangkan perasaan ini begitu saja. Sebab yang saya rasakan, lihat, dan dengar pada malam konser tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Sehingga yang saya lakukan hanyalah mengulang memori yang saya ingat dan melihat kembali foto, serta video yang sempat saya tangkap pada konser tersebut berulang kali.

Sebenarnya, masalah Post-Concert Depression ini dapat diatasi dengan beberapa cara. Pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan menikmati perasaan bahagia yang masih tersisa seusai konser dan tidak perlu tergesa-gesa untuk menghilangkan perasaan tersebut. Jangan enggan untuk membicarakan betapa bahagianya diri kamu pada saat itu dengan memberi tahu orang-orang terdekat mengenai hal-hal unik dan menyenangkan yang kamu lihat di konser itu, berceritalah sampai diri kamu puas.

.Ilustrasi depresi usai konser/ Foto: Mart Production - Pexels

Bukan hal yang aneh apabila seusai konser kamu merasakan sebuah kerinduan dengan euforia yang dibawa oleh sang idola ke atas panggung. Untuk mengatasi rasa rindu ini, kamu masih bisa untuk mengikuti perjalanan tour mereka dengan menyaksikan fancam yang diambil oleh orang-orang di media sosial yang mengunjungi konser mereka. Namun, perlu kamu ingat bahwa kamu pun perlu waktu untuk diri kamu sendiri dengan tidak selalu mengonsumsi informasi mengenai mereka setiap saat. Lakukanlah sesuatu yang tidak melibatkan konser atau idola yang terkait, serta coba untuk sedikit demi sedikit mengalihkan pikiran kamu dari hal-hal tersebut.

Mungkin saja dengan kamu terlibat dengan hal yang lainnya, kesedihan, dan kerinduan kamu untuk mereka perlahan-lahan akan hilang. Kamu pun dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Jika kamu bisa mengatasinya, mungkin suatu saat bila kamu bisa menonton konser kembali, dan mengalami lagi Post-Concert Depression, kondisi tersebut tidak akan seberat sebelumnya.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS