Insight | Science

Wajarkah Bila Kita Suka Curhat dengan Hewan Peliharaan?

Kamis, 13 Apr 2023 16:30 WIB
Wajarkah Bila Kita Suka Curhat dengan Hewan Peliharaan?
Ilustrasi manusia bicara dengan hewan Foto: Unsplash
Jakarta -

Hewan peliharaan sudah dianggap sebagai teman oleh manusia. Tak jarang, kalau tak ada lagi teman bicara tentang keluh kesah, kita pun memilih anabul sebagai teman curhat. Walaupun reaksi yang diberikan tidak akan seperti yang diharapkan, namun kita tetap senang melakukannya.

Tidak hanya curhat, kita pun juga punya kebiasaan untuk berbicara dengan kucing atau anjing menggunakan bahasa manusia. Misalnya seperti mengeluhkan tindakannya yang menyebalkan karena merusak barang, atau sekadar menanyakan apakah mereka lapar.

Mungkin banyak orang yang merasa apa yang kita lakukan ini percuma dan bahkan dianggap aneh. Sudah tahu hewan peliharaan tidak memahami apa yang kita bicarakan dengan bahasa manusia, tapi tetap saja kita ajak bicara. Lantas, normalkah apa yang kita lakukan ini?

.Ilustrasi manusia dengan hewan peliharaannya/ Foto: Tranmauritam - Pexels

Manusia Bersifat Antropomorfis

Mungkin kamu belum tahu jika manusia memiliki banyak sifat dalam dirinya, salah satunya adalah antropomorfis. Antropomorfis adalah kecenderungan manisa melekatkan karakteristiknya, motif, dan perilakunya kepada entitas lain-khususnya hewan.

Manusia sering mencoba berkomunikasi dengan hewan lewat cara satwa berpikir dan berperilaku seperti manusia agar kita memahami cara mereka berpikir dengan bahasa yang kita mengerti. Harapannya agar kita bisa memahami apa yang mereka inginkan dan kita dapat menghargai mereka sebagai sesama makhluk hidup.

Sebenarnya perilaku ini sudah dilakukan manusia selama berabad-abad. Masyarakat adat yang tinggal di pedalaman misalnya, cenderung paham tentang berbagai komunikasi tersurat dari satwa dan gejala-gejala alam di sekitar. Jadi, kalau kita suka berbicara dengan hewan peliharaan, bukan sesuatu yang aneh, karena nenek moyang pun melakukannya.

Dikutip The Atlantic, profesor psikologi sekaligus ahli antrozoologi di Western Carolina University, Hal Herzog, mengatakan jika manusia suka berbicara dengan hewan peliharaan adalah hal yang wajar.

"Manusia adalah antropomorfis alami, artinya kita secara alami cenderung (mengatribusikan) semua jenis pemikiran dan makna pada hal-hal lain dalam hidup kita," ujarnya.

Anjing Lebih Memahami Perkataan Manusia

Dalam studi antrozoologi, hewan yang lebih sering memahami perkataan manusia adalah anjing. Ini dikarenakan oleh adanya ikatan yang lama antara manusia dan anjing, juga ketertarikan pada efek terapeutik dari anjing kepada manusia. Anjing biasanya paham dengan kalimat-kalimat pendek, sederhana, dan tata bahasa benar yang diajarkan oleh manusia.

Tapi meskipun naluri antropomorfisasi adalah bawaan, ada keadaan yang membuat seseorang lebih mungkin melakukannya. Dalam sebuah studi tahun 2008, peneliti menguji dua motivasi untuk memperlakukan entitas selain manusia untuk berpikir dan merasakan apa yang dialami oleh manusia.

Peserta dibagi menjadi dua kategori. Pertama, orang yang kurang interaksi sosial yang perlu lebih bergaul. Kedua, seseorang yang kurang memiliki kendali diri dan ingin merasa lebih aman dalam keadaan yang tak pasti. Studi ini menggunakan pendekatan antropomorfisasi yang mencoba memprediksi tindakan hewan berdasarkan pengalaman tersebut.

Kedua hipotesis tersebut terbukti. Peserta yang kesepian secara kronis jauh lebih mungkin menggambarkan hewan peliharaan mereka dengan kata-kata yang menunjukkan dukungan emosional   bijaksana, perhatian, simpatik   daripada peserta dengan kehidupan sosial yang dinamis. Sementara peserta yang ingin memiliki kendali di dalam kehidupan sehari-hari mereka, lebih cenderung untuk menetapkan emosi dan kesadaran pada anjing.

.Ilustrasi anjing/ Foto: Samson Katt/Pexels

"Ketika kamu berbicara dengan mereka (hewan peliharaan), mereka merespons. Anjingmu mungkin memiringkan kepalanya, memberimu tatapan bingung, seperti, 'Hah?' Saya mengatakan, 'Apakah kamu mau pergi ke luar?' dan kucing saya akan mendatangi saya dan dia akan mengeong. Saya tidak berpikir dia memproses kata-kata dengan cara yang sama seperti manusia, tetapi kami memiliki sistem komunikasi berdasarkan bahasa," ungkap Herzog.

Selain anjing, ada sedikit penelitian tentang pemahaman hewan tentang bahasa. Namun bukti menunjukkan bahwa anjing memproses bahasa dengan cara yang mirip dengan manusia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Hungaria's Family Dog Project, anjing yang otaknya diteliti menggunakan fMRI, terlihat otaknya mirip dengan manusia.

Mereka mampu memproses kata-kata yang sudah dikenali di sebelah kiri dan intonasi di kanan. Sulit mengatakan bahwa mereka mengerti bahasa manusia, tetapi setidaknya mereka mampu mengenalinya, walau hanya sebagian.

Percaya atau tidak, menurut ilmuwan yang meneliti perilaku manusia, sekaligus penulis Mindwise: Why We Misunderstand What Others Think, Believe, Feel, and Want, Nicholas Epley, berbicara dengan hewan peliharaan-apapun jenisnya   adalah pertanda kecerdasan.

Jadi tidak berlebihan kalau kamu menganggap hewan peliharaanmu sebagai teman curhat, lho. Mungkin, kamu berbicara dengan hewan kesayanganmu karena kamu suka dan percaya bahwa mereka itu paham dengan apa yang kamu ucapkan dan rasakan. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Nah, sudah tanya kabarnya hari ini?

[Gambas:Audio CXO]

(DIR/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS