Inspire | Love & Relationship

Tepuk Sakinah dan Bagaimana Andilnya Dipercaya Mampu Mencegah Perceraian

Rabu, 15 Oct 2025 19:00 WIB
Tepuk Sakinah dan Bagaimana Andilnya Dipercaya Mampu Mencegah Perceraian
Ilustrasi pernikahan. Foto: iStock
Jakarta -

Terkadang perceraian adalah solusi terakhir yang dipilih pasangan untuk mengakhiri pernikahan yang tak lagi bisa diselamatkan. Di Indonesia saja, angka perceraian termasuk tinggi, bahkan sampai awal September 2025 saja, Mahkamah Agung mencatat telah memutus 317.056 perkara cerai. Jumlah ini nyaris melebihi dari putusan perkara cerai sepanjang tahun 2024 yakni 466.359 perkara.

Kementerian Agama (Kemenag) salah satu yang mengurus akta pernikahan dan perceraian pun merasa bahwa kasus perceraian di Indonesia sudah masuk ke dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Berbagai cara pun dilakukan untuk membuat pasangan mempertahankan pernikahannya dengan tetap memegang teguh pilar pernikahan yang diajarkan saat penyuluhan pernikahan sebelum acara pernikahan berlangsung.

@kua_menteng

Tepuk Sakinah

♬ suara asli - KUA Menteng

Terobosan Pencegah Perceraian ala Kemenag

Bicara soal penyuluhan, sepertinya tidak cukup untuk membuat para pasangan tetap stay dengan pernikahannya. Oleh karena itu, akhir tahun lalu, Kemenag melalui media sosial Kantor Urusan Agama (KUA) di berbagai daerah di Indonesia merilis sebuah video yel-yel yang diberi nama 'Tepuk Sakinah'.

Sontak video yang menggunakan lagu 'Kalau Kau Suka Hati' itu pun menjadi viral dan banyak mempertanyakan yel-yel itu karena diharuskan diikuti oleh para calon pengantin (catin). Lirik dari Tepuk Sakinah sendiri mengajarkan lima pilar dalam pernikahan sakinah yakni zawaj (berpasangan), mitsaqan ghalizan (janji kokoh), mu'asyarah bil ma'ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), musyawarah, serta taradhin (saling ridha).

Mereka pun mengklaim kalau tepuk sakinah ini bisa memudahkan catin mengingat lima pilar keluarga sakinah. Menteri Agama Nasaruddin Umar pun meyakini kalau tepuk sakinah bisa menekan angka perceraian. Ini juga diamini oleh Direktur Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keluarga Sakinah Kemenag, Ahmad Zayadi.

"Dengan kegiatan seperti Tepuk Sakinah, kami berharap nilai-nilai keluarga sakinah dapat tersosialisasi lebih luas kepada masyarakat. Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi Kementerian Agama untuk memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia," ujarnya dikutip Antara.

Kemenag pun juga percaya bahwa Tepuk Sakinah mampu menjadi 'magnet' para gen Z yang kini enggan menikah. Gerakan ini dianggap sebagai sebuah alat mnemonic yang akan membantu ketiga tahapan tersebut sehingga informasi mengenai pilar pernikahan dapat dengan mudah diingat.

Dikutip The Conversation, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan mnemonic efektif untuk mengingat dan mempelajari informasi baru. Hasil penelitian dari National Taipei University of Education menemukan bahwa mnemonic membantu anak-anak dalam mengingat kosakata dalam bahasa asing.

Artinya, pernyataan tepuk sakinah dapat membantu calon pengantin menghafal lima pilar keluarga sakinah bisa dibilang memiliki landasan ilmiah. Tepuk sakinah dapat dikatakan sebagai salah satu cara mudah dan menyenangkan untuk mengingat. Yel-yel yang memberikan mood positif dapat memudahkan seseorang mengingat kembali informasi yang disampaikan dalam yel-yel.

.Ilustrasi tepuk sakinah/ Foto: iStock

Mempertayakan Kemanjuran Tepuk Sakinah

Mungkin Tepuk Sakinah mampu membantu memperkuat ingatan seseorang dalam mengingat sesuatu yang penting lewat musik. Namun tidak serta-merta mampu mencegah perceraian 100 persen. Penyebab perceraian pun beragam, sehingga tidak bisa disamaratakan dan dilandasi oleh kepentingan masing-masing individu.

Irfan, seorang karyawan swasta yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya mengaku ketika melangsungkan bimbingan pernikahan bersama pasangannya, dia diminta untuk melantunkan Tepuk Sakinah beberapa kali. Itupun dilakukan untuk mencairkan suasana tegang para catin yang hadir ketika bimbingan.

Ketika ditanya soal pendapatnya, soal gerakan ini bisa mencegah perceraian, Irfan pun skeptis. Menurutnya, perceraian tidak bisa dicegah hanya karena sebuah gerakan yel-yel lengkap dengan lirik yang mengingatkan dengan pilar pernikahan.

"Menurut saya, kalau memang mau mengurangi angka perceraian lebih baik buat kelas-kelas bimbingan bagaimana menjalani kehidupan setelah pernikahan. Misalnya teori tentang tanggung jawab dan hak-kewajiban suami-istri, bagaimana menjadi orang tua setelah punya anak, dan persiapan mental dalam pernikahan sih," kata Irfan saat diwawancarai CXO Media, Rabu (15/10).

Dia pun menambahkan, keputusan pasangan bercerai itu kembali lagi ke individu masing-masing. Tapi perceraian mungkin saja karena satu sama lain belum mengenal dengan baik pasangannya.

"Perceraian tuh ada mungkin karena pasangan satu sama lain belum kenal. Mereka juga belum paham soal esensi menikah itu apa," ungkapnya.

Perihal soal Tepuk Sakinah yang sedang viral, Kemenag semestinya memiliki program-program yang lebih baik daripada sekadar tepukan yel-yel. Untuk mencairkan suasana dengan pasangan mungkin bisa, tetapi untuk lebih dalam dari itu, Tepuk Sakinah belum mampu mengubah keputusan sekompleks perceraian.

Daripada berkutat soal mencegah perceraian, bukankah alangkah lebih baik membekali calon pengantin dengan nilai-nilai pernikahan lewat pembelajaran? Itu lebih bermakna agar mereka siap mengarungi rumah tangga tanpa harus berpikir ending dari pernikahan adalah perceraian.

(DIR/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS