Inspire | Love & Relationship

Batas Tipis Persahabatan Antara Laki-laki dan Perempuan

Senin, 21 Jul 2025 16:00 WIB
Batas Tipis Persahabatan Antara Laki-laki dan Perempuan
Ilustrasi persahabatan laki-laki dan perempuan. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Saat saya mendengar playlist di sebuah aplikasi musik, tidak sengaja lagu yang terputar berjudul "Sahabat jadi Cinta" versi almarhum Mike Mohede. Setelah mendengar lagu itu, saya langsung teringat satu hal. Saat laki-laki dan perempuan menjalin hubungan persahabatan dengan waktu yang lama, mungkinkah perasaan yang awalnya hanya sahabatan bisa berubah menjadi perasaan cinta romantis?

Rasanya sulit memastikan saat kedekatan yang bermula, dibangun dari obrolan santai dan saling mendukung satu sama lain bisa saja berubah jadi perasaan yang lebih dari sahabat tanpa disadari. Di tengah dinamika sosial yang semakin cair, persahabatan antara laki-laki dan perempuan semakin umum terjadi, adanya suatu kebutuhan akan dukungan emosional, tempat bercerita, hingga kenyamanan interpersonal menjadikan persahabatan dengan lawan jenis memiliki kenyamanan tersendiri.

Di balik relasi yang tampak santai ini, persahabatan antara laki-laki dan perempuan bisa benar-benar murni tanpa melibatkan rasa suka atau ketertarikan emosional yang lebih mengarah kepada hubungan spesial.

Nyaman Tapi Bukan Pacar

Persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang telah berlangsung lama, biasanya akan membawa kedekatan emosional yang lebih dalam. Tidak ada rasa jaim atau sungkan, karena masing-masing merasa nyaman dan bebas mengekspresikan dirinya sendiri. Hubungan persahabatan yang memberikan banyak manfaat positif, tentunya akan menjadi sebuah support system yang penting, apalagi di tengah tekanan hidup yang tinggi seperti sekarang.

Teman lawan jenis biasanya akan menjadi pendengar yang netral dan akan memberikan sudut pandang yang berbeda jika dibandingkan bercerita dengan sesama jenis. Seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan pula, yang awalnya hanya menjadi pendengar yang netral dan hanya simpati biasa, justru berubah menjadi rasa kagum dan ingin memiliki lebih dari teman.

Menurut sebuah penelitian (Salkidevic, 2014) yang dikutip dari psychology.binus.ac.id, ternyata pertemanan antara laki-laki dan perempuan menyimpan dinamika yang lebih kompleks. Studi ini menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki "investasi" yang berbeda dalam pertemanan.

Laki-laki cenderung mengejar akses seksual atau ketakutan fisik, sedangkan perempuan lebih melihat pertemanan sebagai bentuk perlindungan emosional dan potensi pasangan jangka panjang. Fakta ini memperlihatkan bahwa di balik persahabatan yang tampak santai dan ringan, terselip ekspektasi emosional atau romantis dari salah satu pihak.

Hal ini pun menunjukkan adanya perbedaan cara laki-laki dan perempuan memaknai persahabatan dengan lawan jenis, banyak pria merasa bahwa kedekatan emosional otomatis memiliki ketertarikan timbal balik.

Ketika Rasa Tak Sama

Kenyataannya, perbedaan cara pandang antara laki-laki dan perempuan kerap membuat kebingungan. Laki-laki merasa bahwa kedekatan emosional adalah tanda-tanda ketertarikan. Sebaliknya, perempuan bisa sangat dekat dan nyaman dengan pria tanpa melihatnya sebagai calon pasangan dan hanya menganggapnya sebagai teman biasa.

Seperti yang diungkapkan oleh Tedy (23)   yang telah menjalin persahabatan kurang lebih 8 tahun dengan sahabat perempuannya   mengungkapkan, bahwa dalam pertemanan laki-laki dan perempuan, perasaan cinta itu bisa saja muncul.

"Namanya cowok-cewek pasti ada perasaan cinta, tapi kita harus bisa mengukur kadar cinta kita agar nggak berlebihan," ujarnya. Menurut Teddy, rasa cinta bisa tumbuh perlahan, apalagi jika sering bersama.

Namun penting untuk menyadari dan mengkomunikasikan perasaan tersebut agar tidak salah langkah. Di sisi lain Hilda (22), punya pandangan yang berbeda. Ia pernah terlibat dalam situasi friendzone.

"Tapi at the end of the day, aku masih berteman dengan mereka, karena ya mau bagaimana lagi, kalau hanya satu orang saja yang menyimpan perasaan, dan pihak lainnya tidak, tentu gak bisa kan? Bersahabat dengan pria tentunya ada boundaries sehingga tidak bisa aku ceritakan semuanya kepada mereka," kata Hilda.

Pengalaman Tedy dan Hilda menunjukkan bahwa ketimpangan perasaan adalah risiko nyata dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jika salah satu mulai menyimpan perasaan yang lebih dalam, tapi yang lain hanya menganggap itu sebagai hubungan persahabatan biasa, maka relasi tersebut bisa menjadi tidak sehat bahkan bisa saling menyakitkan.

Alasan tersebut dipertegas oleh sebuah pernyataan dari Science of America menjelaskan bahwa studi-studi yang telah dilakukan, menyarankan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang apa artinya menjadi "hanya teman" dan bahwa perbedaan pandangan ini berpotensi menimbulkan masalah.

Kisah persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak selalu berakhir rumit, ada juga yang berkembang menjadi hubungan serius yang sehat serta langgeng. Awalnya hanya berteman namun lambat laun ada rasa nyaman yang ditanam dalam relasi tanpa tekanan dan ekspektasi yang berlebihan sehingga bisa menjadi cinta yang utuh.

Contohnya, kisah cinta Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto atau akrab dipanggil dengan nama Ditto, yang berawal dari sahabat hingga akhirnya menjadi sepasang suami istri dan kisahnya pun dijadikan dalam sebuah film layar lebar.

Di salah satu episode podcast-nya #ngobrolsamaDIA berjudul, "Cewe Cowo Sahabatan, Bisa?", Ditto mengungkapkan bahwa laki-laki tidak bisa dekat dengan perempuan tanpa ada rasa. Ia pun menambahkan, bahwa keterbukaan yang dibangun justru membuat relasi mereka bisa langgeng, baik saat masih berteman maupun saat sudah menjadi pasangan sampai saat ini.

Perkembangan rasa suka dalam pertemanan bukan selalu hal negatif. Tergantung bagaimana dua orang menyikapi dan mengelola perasaan tersebut, yang menjadi persoalan adalah jika rasa suka muncul tapi tidak pernah diungkapkan, atau muncul dalam konteks relasi yang tidak sehat seperti relasi kekuasaan, manipulasi atau sekedar pelarian.

Kunci Persahabatan Tak Retak

Persahabatan antara laki-laki dan perempuan, pastinya akan membawa kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda. Ada yang bisa menjaga batasan dengan tegas, ada pula yang mudah terbawa suasana yang terpenting adalah komunikasi, apa pun yang dirasakan saat menjalin hubungan persahabatan dengan lawan jenis harus dibicarakan dengan terbuka, agar tidak ada yang menerka-nerka dan justru membuat persahabatan menjadi renggang.

Hal yang penting untuk diperhatikan pula adalah jangan menggantungkan harapan pada asumsi, hanya karena seseorang perhatian, sering mendengar curhatanmu dan nyaman denganmu, bukan berarti dia memiliki perasaan romantis.

Seperti kata Hilda, "kalau hanya satu orang saja yang menyimpan perasaan dan lainnya tidak, tentu nggak bisa. Selama ada rasa saling menghargai satu sama lain, dan tahu batasan masing-masing, persahabatan akan bisa terjalin dalam dinamika yang mungkin berbeda."

Setuju enggak kalau laki-laki dan perempuan bisa sahabatan saja, atau justru selalu ada potensi lebih dari sekadar sahabat?


Penulis: Ayu Puspita Lestari

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS