Dunia terus berputar tanpa pernah peduli dengan apa yang terjadi. Kita adalah makhluk egois yang hanya berusaha bertahan hidup. Tapi aku dan kamu terus berusaha mencoba bersama. Kita seakan-akan bahagia atas kehidupan yang sebenarnya sudah berubah sejak ditelan kehampaan.
Kita selalu berusaha untuk bisa bebas. Tapi kebebasan sudah direnggut saat angka hidup bertambah. Rasa cemas, sedih, dan sendiri menjadi teman yang tidak pernah ingin kuanggap. Kamu pun mengakui hal yang sama. Hanya saja, cerita hidupku selalu ada bersama mereka, dan juga bersama kamu.
Saat kau yakin akan keabadian, aku tidak pernah percaya akan yang namanya "cinta". Aku rasa kita tidak mungkin berpisah hanya karena perbedaan ini. Ternyata fakta berbalik saat perjalanan menghapus kenangan kita. Hingga tubuhmu membiru dengan alasan...
Harapan yang selalu kita anggap ada menjadi dua sisi mata pisau di tengah aku dan kamu. Kamu tertusuk tanpa pernah tersadarkan, aku menusukmu tanpa merasa bersalah. Kini semuanya tertutup kegelapan yang berujung kepergian.
Sekarang aku terbaring sendirian di ruang hampa tanpa mengenal lagi siapa diri ini. Sedangkan kamu? Kamu sudah terbang ke awan dan terus pergi meninggalkan "aku dan kamu". Hal yang pernah aku ucap tidak lagi dipermasalahkan. Sekarang hanya ada geram yang kuharap terlupakan oleh mereka yang mencintaimu.
(tim/alm)