Inspire | Human Stories

Mengapa Orang yang Berutang Lebih Galak Ketika Ditagih

Sabtu, 19 Feb 2022 12:00 WIB
Mengapa Orang yang Berutang Lebih Galak Ketika Ditagih
Foto: Unsplash Towfiqu Barbhuiya
Jakarta -

Pada Februari 2020, seorang perempuan bernama Febi Nur Amalia mengunggah tagihan utangnya di story Instagram sebesar Rp 70 juta kepada seseorang bernama Fitriani Manurung. Febi mengunggah ke media sosial lantaran Fitriani tidak pernah merespons ketika ditagih utangnya. Tapi bukan mendapat uangnya kembali, Febi malah dituntut dua tahun penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik. Meski akhirnya divonis bebas, apa yang dialami Febi sangatlah malang; sudah diutangi, ia justru yang dilaporkan ke polisi.

Ini bukan pertama kalinya kita mendengar kasus di mana orang yang berutang justru lebih galak dari orang yang menagih utang. Pada tahun 2019 misalnya, dua orang warga bernama Ropik dan Johandri menjadi korban penganiayaan saat menagih utang di daerah Duri Kosambi, Cengkareng. Mereka mendatangi sebuah warung makan untuk menagih utang kepada dua orang. Namun suasana memanas hingga akhirnya salah satu dari pelaku menonjok wajah Johandri. Ropik juga mengalami luka tusukan setelah diancam menggunakan pisau.

Persoalan uang selalu menjadi hal yang sensitif. Tagih-menagih utang pun bukan perkara yang mudah dan tak jarang berujung pada situasi yang penuh ketegangan. Namun mengapa dalam banyak kasus, mengapa mereka yang berutang justru lebih galak?

Dikutip New York Life, masalah finansial bisa berakibat pada munculnya berbagai emosi buruk, seperti rasa malu, rasa takut, rasa marah dan frustasi, hingga denial. Emosi-emosi ini kerap menimbulkan rasa tidak aman dan bahkan merasa terancam. Pertama, frustasi karena harus meminjam uang. Kedua, frustasi karena takut tidak bisa membayar utang. Dilansir Kompas.com, Psikolog Astrid WEN mengatakan bahwa ketika orang ditagih utang, ia merasa dirinya terancam sehingga mereka memiliki defense mechanism. Sifat galak dari orang yang ditagih utang adalah bentuk pertahanan diri mereka dalam situasi yang mengancam.

Astrid WEN membagikan beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum meminjamkan uang, agar proses tagih-menagih bisa berjalan dengan baik:

  1. Beri pinjaman sesuai nominal yang kamu relakan. Jangan memberi lebih besar daripada yang kamu inginkan.
  2. Buat aturan yang jelas saat meminjamkan uang. Cari tahu tujuan peminjaman uang, berapa banyak yang dibutuhkan, kapan dan bagaimana mekanisme pengembaliannya.
  3. Cari tahu apakah orang yang meminjam uang punya track record berutang juga atau tidak, dan apakah dia selama ini mengembalikan uangnya.

Lalu ketika sudah meminjamkan uang, apa yang seharusnya dilakukan saat menagih utang agar situasinya tidak memanas? Dikutip dari detik.com, psikolog Pro Help Center Risma Tristinarum menjelaskan bahwa ada beberapa cara dalam menagih hutang. Ia menegaskan, tagih utang secara baik-baik dahulu. Jika orang yang berhutang belum bisa membayar, tanyakan apa kendalanya dan kapan ia bisa membayar. Lebih baik lagi kalau ada perjanjian bermaterai sebagai jaminan untuk pembayaran utang. Namun apabila utang tidak kunjung dibayar dan orang yang berutang malah menghindar, menempuh jalur hukum bisa menjadi opsi. Pun jika ingin menyindir di media sosial jangan mencatut nama ataupun inisial, agar kasus yang dialami Febi Nur Amalia tidak terulang kembali.

[Gambas:Audio CXO]

(ANL)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS