Insight | General Knowledge

Kala SPBU Shell Berubah Jadi Tempat Nongkrong yang Asyik

Rabu, 22 Oct 2025 18:30 WIB
Kala SPBU Shell Berubah Jadi Tempat Nongkrong yang Asyik
SPBU Shell jualan camilan dan kopi. Foto: Detikcom
Jakarta -

Gonjang-ganjing pembatasan kuota impor BBM terasa nyata dampaknya untuk BP, Exxon sampai Shell. Terlihat di mana-mana, pasokan SPBU swasta kosong dan orang-orang pun sulit mendapatkan BBM dari berbagai merk swasta ini. Namun hal ini tak lain karena regulasi pengelolaan pasokan BBM yang diatur oleh Bahlil Lahadalia selaku Menteri ESDM.

Meskipun tak bijak menerapkan kebijakan tersebut, ia membantah telah menghalang-halangi investasi SPBU Swasta di tanah air, dengan menambahkan kuota impor menjadi 110% pada 2025. "110% itu kan harusnya udah paten kali itu kan. Jadi apanya investasinya yang kita halangi?" ujar Bahlil dikutip Detikcom.

Lalu sekarang bagaimana Shell dan SPBU swasta lainnya bisa terus bersaing dikala arus pembelian masyarakat "terpaksa" beralih?

SPBU Swasta: Keterbatasan yang Fana

Terdapat anggapan bahwa untuk menjadi benar, kita perlu melakukan kesalahan. Layaknya tinta hitam yang ada di benang putih, setitik kesalahan juga terlihat di dalam keheningan. Bisnis swasta yang seringkali secara tidak langsung terdampak oleh regulasi, atau saat disulitkan oleh regulasi pemerintah, sungguh ironi.

Sementara itu, hal ini senada disampaikan oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu mengakui polemik kelangkaan BBM dan pembatasan kuota impor membuat rencana bisnis badan usaha swasta terganggu. Namun, ia mengingatkan bahwa Kementerian ESDM perlu juga menyesuaikan neraca impor.

"Iya (terganggu), karena memang ada pembatasan kuota itu menjadi cukup terganggu. Tapi kan juga dari sisi Kementerian ESDM juga mereka butuh menyesuaikan juga dalam neraca kuota impornya mereka," imbuh Todotua dikutip Detikcom.

Meski begitu Todotua memastikan rencana investasi badan usaha swasta tetap berjalan sesuai rencana. Sebelumnya, Todotua menyebut pertemuan dirinya dengan perwakilan SPBU swasta membahas isu kelangkaan BBM.

Hal ini membuat SPBU Swasta menggenjot sektor penjualan mereka melalui cara lain. Shell misalnya, menjual kopi, menawarkan jajanan di depan SPBU mereka kepada orang-orang yang berlalu lalang. Namun ternyata usaha tak mengkhianati hasil, walaupun pemasukan terbatas produk-produk yang mereka jajakan sesekali dibeli

Gerakan Warga, Gerakan Kita Semua

Tidak tinggal diam, selama menghadapi situasi sulit ini, Shell berupaya menjadikan setiap gerakan yang dibawa masyarakat bisa terus berlanjut, seperti menyediakan fasilitas yang nyaman, tidak hanya untuk mengisi bensin namun juga dengan bengkel untuk perbaikan motor maupun mobil.

Di sana kamu bisa ganti oli, atau memperbaiki spare part. Tidak ketinggalan mushola yang nyaman, serta toilet yang bersih. Saat ini saja, masyarakat secara perlahan ambil andil meramaikan kembali Shell yang sepi ini, dan yang terbaru saat komunitas super car berkumpul di Shell Yos Sudarso.

Momen yang dibagikan salah satu akun TikTok dengan username @tanaka_221 ini ramai diperbincangkan, bukan hanya isi konten namun rules yang terdapat dalam unggahan tersebut. Ada juga akun TikTok Motovlog yang mengunggah keramaian SPBU Shell oleh deretan mobil-mobil. Tidak hanya nongkrong, namun juga membeli apa yang ada di dalam Shell tersebut, contohnya seperti jajanan maupun kopi.

@detikoto SPBU Shell PIK 2 BBM-nya udah abis, eh malah jadi spot nongkrong kolektor mobil sport & pecinta otomotif! 😱 👉 Jadi, kalo ada vibes nongkrong bareng Shell lagi, kalian tim hadir atau skip? 🚗🔥 #Shell #SPBU #DetikOTO #MobilSport #Nongkrong ♬ original sound - detikoto

Salah satu SPBU Shell di Bandung, komunitas serupa yakni komunitas motor di Bandung yang berbondong-bondong datang, memarkirkan kendaraannya. Layaknya vibes nongkrong di USA, atau serasa di Tokyo Drift ujar netizen. Tidak hanya komunitas-komunitas motor, pelajar asal Depok juga tak ketinggalan, mereka pun menjadikan SPBU Shell terdekat menjadi 'basecamp' baru mereka, bahkan sejak 3 tahun lalu.

Masa Depan Shell

Sejak pembatasan kuota BBM, masyarakat pun mempertanyakan bagaimana masa depan Shell di Indonesia, mengingat hingga hari ini hampir seluruh SPBU Shell tidak memiliki stok. Walhasil, satu-satunya cara adalah berjualan makanan ringan, menjadi montir keliling, atau sekadar buka hanya untuk jadi tempat nongkrong warga.

Walaupun isu yang beredar bahwa SPBU Shell bakal 'angkat kaki' dari Indonesia, namun melalui situs resminya, manajemen Shell Indonesia juga menekankan setelah proses pengalihan kepemilikan dari Shell ke Citadel Pacific Limited dan Sefas Group melalui perjanjian lisensi merek atau franchise (waralaba) selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek.

Sebagai masyarakat, yang bisa kita lakukan dengan melakukan dukungan melalui hal-hal kecil. Meski belum berdampak secara keseluruhan, namun apabila konsisten akan menjadi gerakan yang besar. Keberadaan media sosial sebagai wadah untuk menyebarkan gerakan positif ini disambut baik, bak gayung bersambut respon masyarakat yang menjadikan SPBU Swasta, termasuk Shell ini terus menyala, tidak padam.

Untuk kamu yang bingung menghabiskan malam minggu, atau saat sepulang kantor ingin rehat sejenak, opsi untuk nongkrong di Shell jadi sesuatu yang menyenangkan, dan patut dicoba ya!

Penulis: Muhammad Ridho Fachrezi
Editor: Dian Rosalina

*Segala pandangan dan opini yang disampaikan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan resmi institusi atau pihak media online.*

(ktr/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS