Insight | General Knowledge

Petaka di Festival Burning Man

Selasa, 05 Sep 2023 16:00 WIB
Petaka di Festival Burning Man
Foto: Reuters
Jakarta -

Burning Man, festival subkultur yang seharusnya menjadi perayaan spiritual penuh kegembiraan di gurun Nevada, akhirnya berubah menjadi petaka. Sebanyak 70.000 pengunjung terjebak di lokasi setelah hujan deras membanjiri gurun tersebut dan mengubah pasir di area festival menjadi lumpur. Tak hanya itu, seorang pengunjung meninggal di lokasi acara, namun penyebab kematiannya masih diselidiki oleh kepolisian. Akses keluar dari venue akhirnya kembali dibuka sejak Senin siang (4/9/23), para pengunjung yang bergegas keluar pun terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam.

Tidak ada definisi tunggal yang bisa mendeskripsikan Burning Man sebagai festival. Namun, sejak pertama kali diadakan pada tahun 1986, Burning Man dikenal sebagai festival counterculture yang cukup radikal. Pasalnya, salah satu prinsip dari festival ini adalah semuanya serba mandiri dan self-reliant. Alih-alih menggandeng sponsor, para pengunjung mempraktekkan gift economy di mana semua orang saling berbagi untuk mencukupi kebutuhan selama di festival.

Di situs resmi Burning Man, festival ini dikatakan "didedikasikan untuk komunitas, seni, ekspresi diri, dan partisipasi". Para pengunjung akan membangun kemah di Black Rock City—sebuah kota temporer yang hanya berdiri ketika festival berlangsung dan berjarak 227 km dari kota Reno. Nama "Burning Man" sendiri diambil dari kegiatan di puncak acara, di mana instalasi kayu raksasa bernama "The Man" akan dibakar pada malam hari. Tahun ini, festival dijadwalkan berlangsung dari 27 Agustus hingga 4 September 2023, dengan tiket seharga $575.

Namun semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Petaka bermula ketika curah hujan tinggi tiba-tiba mengguyur gurun Nevada. Di kawasan Nevada, curah hujan biasanya hanya mencapai 5.4mm, tapi tiba-tiba curah hujan sebesar 13mm mengguyur padang gurun tersebut. Akibat hujan ini, akses keluar-masuk ke festival ditutup dan pengunjung diminta untuk menghemat persediaan makan dan minum hingga tanah kembali mengering dan bisa dilewati.

Celebrity DJ, Diplo, dan aktor sekaligus komedian, Chris Rock, mengunggah status sedang menumpang mobil pickup untuk keluar dari lokasi setelah berjalan kaki 8 kilometer melewati lumpur. Meski akhir dari festival ini kacau, tapi banyak pengunjung—termasuk Diplo dan Chris Rock—tetap bisa santai dan tersenyum.

Untungnya, karena semua pengunjung yang datang sudah siap dengan resource masing-masing, mereka tetap bisa bertahan selama terjebak di venue. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengunjung bernama David Tate. "Orang-orang saling menjaga satu sama lain. Kita punya makanan. Kita punya persediaan. Kita punya tempat berlindung. Jadi untuk melalui ini memang butuh group effort," ucapnya dikutip dari Reuters.

(ANL/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS