Insight | General Knowledge

Maroko vs Kroasia: Final Harapan Rakyat

Sabtu, 17 Dec 2022 12:18 WIB
Maroko vs Kroasia: Final Harapan Rakyat
Foto: Detiksport
Jakarta -

Mari kesampingkan sejenak problema Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia tahun 2022. Sebab suka atau tidak, pesta bola dunia pertama yang digelar di daratan Timur Tengah ini layak disebut sebagai Piala Dunia yang menyuguhkan hiburan sepak bola paling berbeda, yang tampaknya akan terus dikenang sepanjang masa.

Secara mudah dan gamblang, kalimat pengantar di atas bisa dibuktikan lewat pertemuan dua negara non-unggulan, Kroasia dan Maroko, yang akan bertanding memperebutkan tempat ketiga Piala Dunia 2022, pada hari Sabtu (17/12) malam nanti. Ya, walaupun sebenarnya Perebutan Tempat Ketiga Piala Dunia tidak lebih bergengsi dari partai final: Argentina versus Prancis, pertemuan tim 'Singa Atlas' dan 'Vatreni' tetap akan menjadi puncak hiburan bagi penggemar sepak bola, yang terinspirasi dengan kecerdikan Kroasia dan militansi Maroko.

Apalagi, selain pertandingan berhasil imbang 0-0 di babak Grup F lalu, perseteruan Kroasia dengan Maroko di level sebesar ini bukanlah hal yang pernah terpikirkan sebelumnya. Sebab pada dasarnya, di atas kertas, mereka tidak diunggulkan untuk mendapat hasil maksimal di Qatar. Seperti halnya mencapai babak semifinal, atau memperebutkan satu podium tertinggi Piala Dunia 2022 yang tersisa.

Terhitung dari fase grup, baik Maroko maupun Kroasia ditaksir pulang lebih cepat, karena mereka tergabung di "grup neraka"; dihuni skuat bertabur bintang Belgia (3rd place PD 2018 lalu). Kemudian, mereka juga tidak diunggulkan saat menghadapi negara-negara besar seperti Spanyol, Portugal, hingga Brasil di fase knockout, meski keduanya malah konsisten menghadirkan kejutan sampai babak semifinal.

Oleh karena itu, laga antara Kroasia, finalis Piala Dunia 2018 lalu melawan Maroko, 'The People's Champion', akan menjadi laga akbar yang patut diberi sorotan. Sebelum jauh memprediksi jalannya laga, mari sedikit mengulas kembali kisah Kroasia dan Maroko, selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

Modric, Livakovic, dan Harapan Negara Balkan

Datang ke Qatar dengan status runner-up Piala Dunia 2018 belum cukup membuat orang percaya kalau Kroasia mampu berbicara lebih banyak. Namun, lagi-lagi, tim yang masih mengandalkan nama-nama senior seperti Luka Modric, Ivan Perisic, Brozovic, hingga Dejan Lovren ini mampu memutarbalikkan prediksi orang banyak, dengan tampil sebagai pemberi kejutan yang konsisten dan dengan cara yang tidak biasa.

Dari total 6 laga yang dimainkan, Kroasia berhasil mencatatkan 3 kemenangan, 2 hasil imbang, dan hanya sekali kalah. Menariknya, dari 3 kemenangan anak asuh Zlatko Dalic, hanya ada 1 laga yang dituai pada waktu normal (1-4 melawan Kanada di fase grup), sementara 2 sisanya; melawan Jepang dan Spanyol diperoleh setelah babak adu penalti. Kroasia memang punya rekor bagus di babak knockout, terlebih saat pertandingan berlanjut ke babak extra time hingga adu penalti. Misalnya pada pertandingan 16 Besar PD 2018 vs Denmark; Perempat Final PD 2018 vs Rusia; Semifinal PD 2018 vs Inggris, 16 Besar PD 2022 vs Jepang; dan Perempat final PD 2022 vs Spanyol.

Di luar itu, kisah Luka Modric, sang kapten yang telah berusia 37 tahun terus disebut sebagai kunci kesuksesan Kroasia di dua edisi Piala Dunia terakhir, karena mampu memimpin lini tengah Kroasia dengan brilian. Di tahun 2018, gelandang Real Madrid tersebut membawa pulang trofi individu Bola Emas, sementara tahun ini, Modric dua kali dinobatkan sebagai man of the match (vs Belgia, dan vs Maroko).

Selain Modric yang semakin tua semakin menjadi, penjaga gawang Dominik Livakovic juga ikut memainkan peran penting, terutama saat tos-tosan berlangsung. Dari dua kali adu penalti, pemain 27 tahun tersebut berhasil mementahkan 5 tendang penalti dari pemain Jepang dan Brasil, sebelum akhirnya 3 kali dijebol Argentina pada laga semifinal. Livakovic juga dua kali diganjar man of the match.

Pada akhirnya, kendati kalah telak dari Argentina karena Lionel Messi sedang dalam bentuk terbaik, Kroasia sendiri tidak pernah mengecewakan para pendukung. Bahkan, tim ini bisa disebut sebagai tim asal negara Balkan paling sukses di Piala Dunia, dengan dua kali berturut-turut mencapai babak semifinal, dan bukan tidak mungkin, kalau mereka menutup turnamen sebagai peringkat ketiga jika berhasil menumbangkan Maroko.

Kisah Bersejarah 'Singa Atlas'

Sebelum Piala Dunia 2022 berlangsung, nama Maroko mungkin tidak terlintas di benak para pecinta bola sebagai kontestan yang mampu bersaing hingga fase teratas pesta bola dunia. Sebab jika dilihat dari latar geografis, negara yang terletak Jazirah Arab namun masuk ke Benua Afrika ini tidak mempunyai sejarah yang mendukung untuk tampil sebagai unggulan di ajang sekelas Piala Dunia.

Namun demikian, perlahan tapi pasti, Hakim Ziyech dan kawan-kawan membuktikan kepada dunia bahwa kesungguhan dan kecintaan mereka terhadap sepak bola—hingga masing-masing orang tua—mampu mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan bersejarah: menjadi semifinalis Piala Dunia pertama asal Afrika dan Jazirah Arab, yang tentunya, ikut menginspirasi dan menggugah kesenangan seluruh pecinta si kulit bundar seantero jagat.

Kisah Maroko adalah sebuah fairy tale. Bak kisah Cinderella atau Rocky Balboa dalam terma sepak bola. Beranjak dari tim non-unggulan atau disebut sebatas tim pelengkap, mereka lantas didukung sebagai tim yang diharapkan keluar sebagai juara, meski mimpi itu akhirnya dipatahkan sang juara bertahan, Prancis di babak semifinal.

Tapi, mencapai semifinal adalah pencapaian yang patut dibanggakan oleh Walid Regragui dan anak buahnya. Maksudnya, mengapa tidak? Sebagai tim yang berada di luar 10 besar peringkat FIFA, dan baru 6x main di Piala Dunia, melenggang ke semifinal setelah menaklukan negara raksasa seperti Belgia, Spanyol, dan Portugal merupakan sebuah kisah yang indah untuk dikenang atau bahkan diceritakan secara berulang-ulang.

Lebih dari itu, perjalanan Maroko juga akan haram jika disebut sebagai faktor hoki semata, karena sepanjang turnamen berjalan, mereka punya pencapaian yang fantastis: 4 kali menang, sekali imbang, dan hanya kalah dari Prancis. Maroko yang dikawal Bono dan Munir juga hanya kebobolan 3 gol sepanjang turnamen, dengan catatan, Prancis menjadi satu-satunya tim yang berhasil menjebol gawang mereka, karena 1 kemasukan lain berasal dari gol bunuh diri saat melawan Kanada. Rasanya, tiada underdog Piala Dunia edisi lain, yang lebih dicintai orang-orang ketimbang Maroko, bukan?

Dalic vs Regragui: Siapa yang Akan Menang?

Tepat hari Sabtu, tanggal 17 Desember 2022 pukul 22.00 WIB, Kroasia dan Maroko akan bertemu untuk kedua kalinya sepanjang Piala Dunia di Qatar. Pertemuan pertama terjadi di match pembuka grup E yang berakhir dengan skor kacamata, sementara pada pertemuan nanti, terdapat titel yang tidak main-main untuk dipertaruhkan: peringkat ketiga Piala Dunia 2022.

Jika melihat lebih jauh, kedua tim ternyata punya satu pertemuan terdahulu, yakni pada turnamen persahabatan, Piala Hassan II tahun 1996 silam. Waktu itu, Kroasia dan Maroko menyudahi pertandingan 90 menit dengan skor sama kuat 2-2, dan menentukan pemenang lewat adu penalti di mana Kroasia menang 7-6 dari 'Singa Atlas'.

Atas dasar-dasar tersebut, tampaknya pertemuan Kroasia dan Maroko di perebutan tempat ketiga akan berlangsung sama sengitnya, karena masing-masing juru taktik, Zlatko Dalic (Kro) dan Walid Regragui (Mar) dipastikan telah menyiapkan senjata terbaik demi mengisi satu podium tersisa di Piala Dunia Qatar 2022.

Besar kemungkinan, pertandingan Kroasia vs Maroko akan sedikit mirip dengan pertemuan di fase grup, yakni Luka Modric kembali memimpin jalannya pertandingan dan sedikit lebih bisa menguasai lapangan tengah. Namun begitu, bukan berarti Maroko kehilangan kans mereka. Karena seperti yang kita ketahui, kontra-strategi Regragui adalah senjata terbaik yang mereka punya, sambil mengandalkan kecepatan permainan di sisi flank.

Di samping itu, jika laga pertama berakhir tanpa gol, match pamungkas ini lebih mungkin dihiasi gol dari masing-masing sisi, karena tampaknya kedua pelatih akan membuat sedikit perubahan di pola permainan seperti mengutak-atik sebelas pertama demi memberi kesempatan bagi sisa pemain yang dibawa. Sebagai prediksi, Maroko akan keluar sebagai pemenang atas Kroasia, dengan skor 2-1, setelah melalui babak extra time, dan Sofyan Amrabat dinobatkan sebagai pemain kunci yang membedakan jalannya pertandingan.

Pada akhirnya, siapapun pemenang pertandingan ini, Kroasia dan Maroko, akan tetap dikenang sebagai tim yang memenangkan hati para penggila sepak bola, pada gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar yang sebenarnya cukup kontroversial.

[Gambas:Audio CXO]

(RIA/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS