Merespons kenaikan harga BBM yang ditetapkan Pemerintah Indonesia (3/9) lalu, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam beberapa aliansi dan organisasi masyarakat menggelar unjuk rasa penolakan harga BBM di beberapa titik jalanan Ibukota, pada Senin (12/9).
Aksi demonstrasi tersebut menyebar di beberapa lokasi strategis, seperti kawasan Patung Kuda, Jakarta; Gedung DPR/MPR; Balai Kota Jakarta; serta di depan kantor ojek online (ojol). Sementara itu, tiga organisasi masyarakat: Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Presidium Alumni 212 (PA 212) dan Front Persaudaraan Islam (FPI), yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menyampaikan tiga tuntutan.
"Tiga tuntutan rakyat atau Tritura: satu, turunkan harga BBM: dua, turunkan harga-harga; tiga, tegakkan supremasi hukum," merujuk pada poster seruan aksi yang dinamai GNPR dengan Aksi Bela Rakyat 1209.
Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin menuturkan, massa demo PA 212 berasal dari berbagai daerah di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, dengan taksiran ribuan massa aksi pada titik-titik yang mereka rencanakan.
Di lain sisi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan menyatakan siap mengawal dan mengamankan aksi demonstrasi ini, melalui skema rekayasa lalu lintas, dan menyiapkan sekitar 6000an personel gabungan, selama demonstrasi kenaikan harga BBM berlangsung pada sejumlah titik di Jakarta, Senin (12/9) ini.
