Insight | General Knowledge

FIBA Asia Cup 2022: Tangga Terakhir Garuda Menuju Piala Dunia

Senin, 18 Jul 2022 15:00 WIB
FIBA Asia Cup 2022: Tangga Terakhir Garuda Menuju Piala Dunia
Pemain Australia, Thon Maker menghujam ring Timnas Indonesia Foto: FIBA Official
Jakarta -

Timnas Indonesia merampungkan misi berat pada lanjutan penyisihan Grup A, FIBA Asia Cup 2022, Sabtu, (16/7) lalu. Bermain di Istora Senayan, Jakarta, skuat Garuda menantang sang juara bertahan FIBA Asia, Australia demi menyongsong mimpi bersejarah: Lolos ke 8 besar FIBA Asia untuk satu tempat di Piala Dunia FIBA 2023. Tampil di hadapan publik yang memadati Istora, Timnas yang hanya menempati peringkat ke-95 basket dunia tampak benar-benar kerepotan mengimbangi 'Boomer' yang saat ini bercokol di 3 besar FIBA Dunia. Walhasil, kekalahan kedua di babak grup FIBA Asia pun harus diterima anak asuh coach Milos dengan skor telak 78-53.

Akan tetapi, pertandingan 'si mungil melawan raksasa' yang dimainkan Prastawa cs. kemarin lusa, bukan berarti tanpa perlawanan. Buktinya, Timnas yang mengenakan kostum Merah-Merah andalan sempat memimpin 16-11 di awal kuarter pertama dan mampu meladeni permainan atraktif 'Negeri Kangguru' hingga pertengahan kuarter berikutnya.

.Pemain Australia, Thon Maker menghujam ring Timnas Indonesia, Sabtu (16/7)./ Foto: FiBA Official

Namun sayang seribu sayang, euforia luar biasa Istora dan dominasi Marques Bolden di bawah ring belum cukup menghambat Australia yang tampil begitu baik sebagai sebuah tim. Di mana Thon Maker dan kawan-kawan mulai menjauh 34-24 di penghujung paruh pertama dan membuktikan kelasnya sebagai tim kuat dunia dengan terus mendominasi sisa laga.

Jarak raihan poin yang cukup jauh ini agaknya cukup memberi tekanan pada permainan Indonesia yang kian gagal berkembang di dua kuarter terakhir. Alhasil, Australia yang ditukangi coach Mike Kelly sukses menjaraki Indonesia sejauh 15 poin di kuarter ketiga, dan menyudahi mimpi bak 'Cinderella' Timnas untuk lolos otomatis ke 8 besar dan Piala Dunia FIBA dengan rentang 25 angka di akhir pertandingan.

"Kami tahu dari awal bahwa itu akan menjadi atmosfer yang hebat. Keren bisa bermain di depan orang-orang yang aktif dan ramai," ungkap Mike Kelly, Pelatih Kepala Australia setelah laga. Sementara itu, Kapten Timnas Indonesia, Arki Wisnu mengungkap bahwa hasil ini harus diterima sebagai pelajaran berharga. "Bukan hasil yang kami inginkan menantang salah satu tim terbaik yang pernah kami lawan, tetapi kami menunjukkan hati dan berjuang sebaik mungkin," tutur Arki.

.Pemain Timnas Indonesia saat Melawan Australia (Sabtu, 16/7)./ Foto: FiBA Official

Tetap Percaya!

Kemenangan Australia atas Timnas kemarin lusa, memang sesuai dengan prediksi yang tertulis di atas kertas. Meski demikian, kesempatan Indonesia lolos ke 8 besar FIBA Asia dan mengamankan 1 tiket di FIBA World Cup tahun depan belumlah usai meski hanya menempati posisi ketiga klasemen Grup A dengan koleksi 4 poin, di bawah Yordania (5 poin) dan Australia yang merajai Grup A dengan 6 poin.

Sebab, mimpi Timnas menuju pentas Piala Dunia masih akan ditentukan pada laga berikutnya, yaitu pertandingan hidup-mati melawan Cina, sang runner-up Grup B, pada fase play-off, Senin (18/7). "Semua pemain harus segera bangkit karena akan menjalani satu laga terpenting sepanjang sejarah basket Indonesia. Saya berharap pemain tampil lebih semangat ketika melawan Cina," ucap juru taktik Timnas, Milos Pejic.

Senada dengan coach Milos, point guard andalan Timnas, Andakara Prastawa mengungkap dirinya dan tim masih percaya bisa lolos ke 8 besar dan Piala Dunia, meski harus melewati cegahan Cina di babak play-off. "Sampai saat ini, saya mikirnya kita bakal main di World Cup," tutur Prastawa saat ditemui di Mix Zone Area seusai pertandingan.

Meski demikian, Cina sendiri bukanlah calon lawan yang mudah bagi Timnas karena mereka adalah salah satu tim terbaik di Asia dan Dunia-dengan catatan pernah bermain di Piala Dunia sebanyak 16 kali. Walaupun begitu, bukan berarti Cina adalah tim adidaya tanpa celah seperti yang sebelumnya terbayangkan. Buktinya, mereka bisa tumbang dari Korea yang di atas kertas tidak lebih diunggulkan.

.Pemain Timnas Indonesia, Marques Bolden./ Foto: FiBA Official

Oleh karenanya, dalam menghadapi pertandingan melawan Cina yang diperkuat menara kembar Zhou Qi dan Wang Zhelin pada Senin nanti, Indonesia perlu menunjukkan perlawanan terbaik sembari terus bersikap optimis. Terlebih lagi, selama FIBA Asia bergulir Timnas kita telah membuktikan bahwa level permainan kita tidak lagi tertinggal jauh dengan tim-tim Besar Asia-termasuk Cina, mengingat kita sempat menumbangkan Arab Saudi; meladeni permainan fisikal dari Yordania; hingga merepotkan tim raksasa, Australia.

Secara tidak langsung, hal ini turut mengartikan bahwa Garuda bukan lagi sebuah tim semenjana yang hanya tampil sebagai penghibur di turnamen bergengsi. Saat ini, Indonesia adalah sebuah tim non-unggulan yang sukses menyajikan hiburan berkualitas bagi para pendukungnya    yang tidak takut bermimpi.

Laga play-off melawan Cina Senin ini, merupakan salah satu pertandingan terpenting bagi Indonesia. Sebab, jika berhasil melampauinya, masa depan cerah bola basket Indonesia akan hadir di atas meja makan kita yang selama ini minim prestasi. Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic sendiri kembali menjelaskan situasi yang dihadapinya dengan Tim. "Kami tidak bisa kehilangan apa pun, kami hanya bisa memenangkan apa pun yang terjadi di pertandingan [berikutnya] itu, kami hanya tinggal satu pertandingan lagi dari World Cup. Itu sulit dipercaya," ungkapnya.

.Deric Michael/ Foto: FIBA Official

Coach Milos turut menyebut bahwa kunci untuk mengatasi Cina yang akan membawa Indonesia terbang ke pentas dunia adalah mentalitas tinggi. "Tentunya kami dari tim pelatih juga akan menyiapkan strategi penting. Yakni , menyiapkan mentalitas tinggi para pemain yang akan menjadi kunci saat melawan Cina," tambah pelatih asal Serbia tersebut.

Hal ini memang tepat. Mengingat Indonesia hanya butuh satu kemenangan menuju Piala Dunia. Itu saja. Satu kemenangan, yang akan mengubah sejarah perbasketan nasional yang selama ini masih malu-malu berkembang. Semoga hasil terbaik akan datang bagi Indonesia, beserta kebaikan domestik lainnya yang bisa kita tingkatkan usai perjuangan hebat Timnas di FIBA Asia.

[Gambas:Audio CXO]

(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS