Insight | General Knowledge

SEA Games 2021: Antiklimaks Bersejarah Kontingen Merah Putih

Senin, 30 May 2022 15:15 WIB
SEA Games 2021: Antiklimaks Bersejarah Kontingen Merah Putih
Tim Merah Putih di Sea Games 2021 Foto: CXO Media
Jakarta -

Perhelatan akbar olahraga se-Asia Tenggara atau SEA Games 2021 telah berlangsung di Vietnam sejak 12 Mei hingga Senin, 23 Mei 2022. Event yang diselenggarakan untuk ke-31 kalinya tersebut mencetak sang tuan rumah, Vietnam sebagai Juara Umum dengan perolehan total 446 medali dan diikuti Thailand di posisi kedua dengan 329 medali. Sementara Kontingen Indonesia yang bertanding di SEA Games harus puas berada di tempat ketiga dengan mengumpulkan total 241 medali (69 emas, 91 perak dan 81 perunggu).

Meski kembali gagal merajai SEA Games   yang terakhir kali didapat Indonesia pada 2011 lalu, hasil ini terbilang cukup memuaskan. Apalagi dengan catatan bahwa Tim Indonesia yang turun di Vietnam hanya dipatok target menembus tiga besar, dengan hanya mengirimkan delegasi berjumlah minim yakni 713 orang, lebih sedikit dari skuad Indonesia di SEA Games edisi sebelumnya, serta tidak lebih banyak dari 4 negara lain di SEA Games 2021 saat ini.

Selain itu, pencapaian kali ini juga memperbaiki hasil rapor merah Indonesia di 4 edisi SEA Games sebelumnya, di mana Indonesia selalu gagal menembus 3 besar. Walaupun lagi-lagi gagal menjadi Macan ASEAN, tradisi gemilang Indonesia di SEA Games tetap terjaga berkat beberapa rekor bersejarah yang ditorehkan para kontingen di beberapa cabang olahraga    meskipun tetap kalah di cabang olahraga favorit seperti Sepak Bola dan Futsal.

.Tim Basket Putra Indonesia torehkan sejarah/ Foto: NOC Indonesia

Catatan Bersejarah Indonesia di SEA Games 2021

Kabar paling membanggakan datang dari cabang olahraga basket. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Tim Nasional Basket Indonesia berhasil menjejal podium tertinggi Cabor Basket Putra, yang selama ini selalu berada di bawah bayang-bayang Timnas Basket Filipina, yang tampil dominan dengan perolehan 13 emas beruntun di 13 edisi SEA Games ke belakang.

Selain emas pertama yang dituai Basket Putra, Lifter andalan Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah turut memecahkan rekor di Vietnam dengan catatan total angkatan sebesar 345 kilogram (155kg snatch dan 190kg clean and jerk). Kemudian rekor juga dipecahkan Harvey Hubert Marcello, yang berhasil meraih emas di cabor Fin Swimming Putra nomor 100m sirip ganda dengan catatan waktu 43,510 detik, diikuti pencapaian perunggu oleh Andity Panigoro.

Menyusul pencapaian dari nomor putra, Perenang Putri debutan Indonesia berusia 17 tahun, Flairene Candrea juga meraih emas di nomor 100m gaya punggung putri, dan menorehkan rekor Nasional baru bercatatan waktu 1 menit 3,36 detik, mematahkan rekor sebelumnya yang dipegang Nurul Fajar.

Torehan gemilang turut disumbangkan oleh tiga cabang olahraga andalan Indonesia, Dayung, Menembak, dan Panahan, yang selama ini menjadi tulang punggung di multi-sport event. Tim Dayung Indonesia (Dayung dan Kano) menyumbangkan total medali sebanyak 14 emas, 14 perak, dan 5 perunggu. Sementara Menembak dan Panahan sama-sama menyumbang 8 emas. Hal senada juga diperoleh oleh Voli Putra, yang meraih emas SEA Games untuk 6 kali berturut-turut.

Yang terakhir adalah catatan penting pada Tim Esport Indonesia, yang hampir semua cabornya mendulang medali, dengan rincian 2 emas dari nomor PUBG Mobile dan Free Fire beregu, 3 Perak dari Free Fire individu, PUBGM Individu, dan MLBB, serta 1 perunggu dari nomor Cross Fire.

.Tim Sepak Bola Indonesia/ Foto: Antarafoto

Antiklimaks di Cabor Favorit

Kendati banyak pencapaian gemilang yang diciptakan para Kontingen Merah Putih, SEA Games ke-31 di Vietnam juga membuat Indonesia kehilangan rekor perolehan emas terbanyak sepanjang SEA GAmes yang terjaga selama 25 tahun. Rekor 194 emas Indonesia pada SEA Games 1997 lalu, harus tumbang oleh capaian 305 emas milik Vietnam di SEA Games kal ini.

Selanjutnya, ada beberapa hasil antiklimaks yang diberikan oleh cabor-cabor favorit. Seperti kiprah Tim Bulutangkis Indonesia di SEA Games kali ini yang hanya berakhir dengan 2 emas dari nomor Ganda Putra (Daniel Marthin/Leo Rolly Carnando) dan Ganda Putri (Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti), 2 perak dari ganda putra dan tim beregu putri, serta 1 perunggu di nomor beregu putra.

Di samping itu, pada cabang olahraga yang paling bergengsi, yaitu Sepakbola, Indonesia juga kembali gagal mendapatkan hasil maksimal. Terakhir kali Sepakbola Indonesia menyumbangkan emas adalah 31 tahun yang lalu, atau tepatnya pada SEA Games 1991. Bahkan pada helatan kali ini, anak asuh Coach Shin Tae-Yong ini harus bersusah payah dalam meraih perunggu dari Malaysia. Hasil ini adalah dampak kekalahan di semifinal dari Thailand, yang selalu tampil sebagai batu sandungan Timnas Sepakbola Indonesia.

Senasib dengan Timnas Sepakbola, cabor Futsal Garuda juga harus dihentikan oleh kedigdayaan Tim Gajah Putih. Hasil ini membuat Tim Futsal Indonesia cukup membawa pulang medali perak. Namun begitu, hasil ini adalah yang terbaik bagi Futsal Indonesia di SEA Games, karena sebelumnya hanya mampu mengoleksi 3 perunggu, yakni pada 2007, 2011,dan 2013.

Keikutsertaan Indonesia di SEA Games kali ini memang lebih efisien jika dibandingkan dengan partisipasi yang sebelum-sebelumnya. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyampaikan, keberhasilan Indonesia masuk tiga besar di SEA Games kali ini adalah berkat kerja keras semua pihak, khususnya para atlet. Ini juga menjadi bukti bahwa, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sudah berjalan di jalur yang benar.

"Dibandingkan SEA Games Filipina sebelumnya, dari sisi jumlah keberangkatan atlet sudah berbeda. Kalau di Filipina sekitar 800 lebih atlet, SEA Games 2021 Vietnam kali ini, hampir separuh lebih sedikit atlet yang berangkat, tapi alhamdulilah medali yang kita raih sudah memenuhi harapan dan kita berhasil masuk tiga besar," ujar Menpora, dikutip dari laman resmi Kemenpora, Senin (23/05/2022).

[Gambas:Audio CXO]



(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS