Insight | Business & Career

They Don't Talk About: Ghost Hiring

Selasa, 24 Jan 2023 16:12 WIB
They Don't Talk About: Ghost Hiring
Ilustrasi ghost hiring Foto: HR Reporter
Jakarta -

Pernahkah kamu mengalami situasi sebagai job seeker yang gencar mencari lowongan pekerjaan namun pada akhirnya ternyata perusahaan yang membuka lowongan tersebut sebenarnya tidak benar-benar sedang mencari kandidat untuk mengisi sebuah posisi? Jika iya, mungkin saja kamu telah menjadi korban dari ghost hiring atau ghost jobs.

Dengan data yang menyatakan sebanyak 919,071 pekerja di Indonesia kehilangan pekerjaannya mulai dari bulan Januari hingga November 2022, masyarakat kini akan semakin gencar dalam mencari lowongan kerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini pun mendorong masyarakat untuk menjadi kurang teliti dan berhati-hati dalam melamar pekerjaan.

Apa itu Ghost Hiring?

Melansir WTop, ghost hiring atau ghost jobs adalah lowongan kerja yang dipublikasikan namun sebenarnya perusahaan tersebut tidak benar-benar membutuhkan kandidat baru, bahkan bisa dibilang lowongan tersebut sebenarnya tidak ada.

Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan hal ini. Yang pertama adalah untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa perusahaannya adalah perusahaan yang berkembang. Hal ini dibuktikan oleh sebuah survei yang menyebutkan sebanyak 43% impresi dari masyarakat bahwa perusahaan yang membuka ghost hiring tersebut tetap berkembang dan stabil meskipun kondisi perekonomian sedang tidak baik. Bahkan bisa jadi perusahaan tersebut sebenarnya tidak memiliki budget yang cukup untuk memenuhi kekosongan posisi di perusahaan.

Selain itu, ghost hiring ini juga bisa jadi didasari oleh peretasan data pribadi masyarakat dengan mengumpulkan berbagai informasi dan data-data penting terkait untuk disalahgunakan. Alih-alih mendapatkan pekerjaan dan gaji pokok untuk mencukupi kebutuhan harian, masyarakat yang lengah ketika sedang mencari lowongan justru malah dirugikan oleh hal yang satu ini. Alasan lainnya juga meliputi HR yang tidak kompeten karena masih memasang iklan lowongan dalam waktu yang cukup lama, padahal sebenarnya posisi tersebut sudah diisi.

.Ilustrasi mencari pekerjaan/ Foto: Freepik

Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Clarify Capital, 68% postingan mengenai lowongan pekerjaan aktif diiklankan selama 30 hari atau lebih dan memiliki lebih dari seribu applicants sudah dipastikan adalah sebuah ghost jobs atau ghost hiring. Tidak sampai disini saja, sebanyak 50% HR membiarkan iklan lowongan tersebut terbuka selama mungkin meskipun sudah mengisi posisi dengan embel-embel "finding potential employees". Pasti kamu sudah sering berpapasan dengan iklan job vacancy seperti ini di berbagai job portal, kan?

Ketika kamu sedang mencari lowongan pekerjaan di job portal seperti LinkedIn, Jobstreet, Kalibrr dan yang lainnya, perhatikan dengan detail tentang sudah berapa lama iklan lowongan pekerjaan tersebut di post. Apabila iklan lowongan berusia satu sampai dua minggu, lowongan tersebut dapat dikatakan legit. Sebaliknya, apabila sebuah lowongan sudah diiklankan selama satu bulan lebih, kamu harus curiga mengenai benar ada atau tidaknya sebuah lowongan tersebut.

Tidak sampai disini saja, kamu juga harus jeli dengan requirement yang diminta oleh perusahaan tersebut. Apabila sebuah perusahaan mengharuskan kandidatnya mengirimkan CV yang lengkap dengan data pribadi seperti KTP, ijazah, Kartu Keluarga dan yang lainnya pada saat kandidat melamar, hal ini perlu dianggap sebuah red flag. Secara kasarnya, kamu belum tentu diterima oleh perusahaan tersebut, masa sih perusahaan segitu butuhnya mengetahui berbagai data pribadi kamu hanya untuk sesi interview?

Jika kamu masih merasa ragu dengan sebuah lowongan pekerjaan yang diiklankan, kamu juga dapat mengirim pesan ke beberapa koneksi yang bekerja di perusahaan tersebut untuk menanyakan benar atau tidaknya ada lowongan yang perlu diisi. Biasanya, karyawan dari perusahaan tersebut akan mengetahui apakah memang perusahaan di mana tempat ia bekerja sedang membuka lowongan untuk posisi-posisi tertentu.

Pendapat HRD Tentang Ghost Hiring

Usai dengan sudut pandang para jobseeker, kami mewawancarai seorang HRD untuk memberikan pandangannya mengenai ghost hiring dan apa yang seharusnya HRD lakukan ketika sedang aktif merekrut karyawan baru.

.Ilustrasi pencari kerja/ Foto: Freepik

Jihan, seorang karyawan swasta pada bidang Human Resource mengatakan bahwa ia paham betul mengenai ghost jobs atau ghost hiring yang sedang ramai di kalangan para jobseeker. Ia mengatakan bahwa memang banyak perusahaan yang melakukan hal ini tanpa niat buruk seperti mencuri data pribadi kandidat dan hanya sekadar untuk menyimpan nama-nama yang sekiranya akan cocok menjadi kandidat di kemudian hari ketika kandidat utama tidak mengambil offering yang diberikan oleh perusahaan.

"Yang gue tau tentang ghost jobs atau ghost hiring ini tuh ketika sebuah company gak open hiring at the moment, jadi mereka cuma collecting orang-orang yang berminat atau bahkan berpotensi untuk mengisi posisi tertentu. Jadi sewaktu-waktu HRD butuh, kandidat-kandidat itu bakalan dihubungi," jelas Jihan ketika ditanya mengenai ghost hiring.

Ia pun menambahkan bahwa memang pada dasarnya jobseeker juga harus teliti dan tidak sembrono ketika melamar pekerjaan. Jihan pun melanjutkan, "Jangan sampai ketika kalian apply sebuah pekerjaan tuh kalian diharuskan untuk melampirkan berbagai data diri pribadi. Kalau emang itu company paham asas-asas rekrutmen harusnya mereka gak mengharuskan kandidatnya untuk ngasih data-data pribadi itu. Kecuali emang setelah mereka diterima, karena data tersebut bakalan jadi database karyawan."

"Penyakit HR yang sampai saat ini concerning itu ketika mereka nge-ghosting kandidatnya gitu aja setelah interview, itu tuh ga bener banget, lho. Mereka tuh harus dikasih tau whether they got accepted or not secara polite. Kan kasian mereka jadi nunggu kepastian begitu. Itu sih yang sampai sekarang masih aja kejadian," ucap Jihan mengenai proses rekrutmen karyawan dari sudut pandang seorang HRD.

Setelah mengetahui apa itu ghost hiring, kamu kini paham mengenai apa saja yang harus diperhatikan dan hindari dari sebuah iklan job vacancy. Jangan sampai semangat yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sebuah dream job malah berujung buang-buang waktu atau bahkan pencurian data pribadi yang merugikan kamu sendiri.

[Gambas:Audio CXO]

(DIP/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS